Part 52 (Kembali)

742 53 12
                                    

.
.
.

Cakka menatap sosok yang dibilang Aryn sebagai Prabu Siliwangi tadi dalam takjub. Cakka menyukai sejarah Indonesia dan Prabu Siliwangi memang menjadi tokoh idolanya. Bagaimana difilm dan dibuku sosok sang prabu terkenal akan sifat bijaksana dan kekuatannya. Bila saja para pemimpin di Indonesia memiliki sikap seperti sang prabu Indonesia sekarang pastilah sangat maju.

Sementara Cakka masih terpukau disituasi yang tidak tepat tentunya, Agni dan Acha segera melepas rantai ditangan dan kaki Ozy. Acha sontak menangis lalu memeluk Ozy erat, takut bila cowok dipelukkannya itu menghilang lagi.

Namanya tuyul Cha harap maklum kalau suka ngilang.

Ya kan?

Ozy membalas pelukkan Acha sembari tersenyum lembut. Diusapnya punggung Acha berlahan menenangkan gadis itu dalam diam. Tidak perlu ada yang bicara karena mereka berdua sudah saling mengerti. Tentang rasa yang sama dan mereka rasakan. Cukup melalui tindakkan bukan perkataan manis karena tindakan yang menunjukkan semuanya, bukan perkataan yang hanya keluar dari mulut dan tidak melakukan apa-apa.

Aryn yang melihatnya tersenyum tipis. Berlahan teman-temannya sekarang berubah menjadi sosok yang dewasa, kelompok kecil mereka yang dulu hanya membuat kak El stress sekarang sudah bisa menunjukkan kekeluargaan yang erat. Seolah mereka semua adalah saudara dengan ikatan bathin yang kuat.

Aryn berjanji akan melihat semuanya dari atas sana. Mendoakan keluarga dan teman-temannya agar selalu bahagia hingga mereka bisa bertemu lagi kelak.

.

Sang prabu menyuruh mereka untuk segera meninggalkan area perang. Semuanya mengangguk setuju kecuali Cakka yang masih terlihat tidak rela meninggalkan sosok idolanya. Malah sekarang sang prabu sudah mengeluarkan kerisnya lagi. Dan pada akhirnya Cakka menyesal tidak membawa hp atau kamera sekarang.

Bahkan Cakka lupa bila sekarang ia hanya sosok roh jadi tidak mungkin bisa membawa kamera dan sebagainya.

Mereka semua berlari kearah pintu keluar. Diikuti sang harimau putih besar yang masih senantiasa menemani dan melindungi mereka dari beberapa makhluk yang mengejar mereka.

"Itu si mbak-mbak kurang kerjaan rajin amat ganggu gue. Makanya cari kerja sono! tuh ind*mart lagi nyari lowongan." Ozy menggerutu mendapati si mbak-mbak masih setia mengejar mereka.

"Abaikan saja, mereka bukan mengejar tapi mengantarkan kepergian anaknya." Semuanya sontak tertawa mendengar ucapan Aryn barusan, Ozy manyun.

"Gue kagak ingat punya orangtua dari alam lain, punya orangtua angkat pun gue ogah ah. Lagian gue gak mau jadi anak durhaka yang ngeduain orangtua gue ntar gue dikutuk jadi duyung,"cerocos Ozy sepanjang perjalanan.

"Serah dah Zy."

"Iyain."

"Kalau ada duo tuyul yang lain lengkap dah."

Mereka terus berkomentar sampai akhirnya mereka sudah sampai diluar. Tepat ketika hembusan angin kuat menerpa mereka semua dan berikutnya semua terasa gelap.

'Buka mata kalian berlahan, semua ini masih belum selesai.'

Suara Aryn terdengar entah dari mana. Dengan segera mereka mengikuti perintah Aryn berusan dan mendapati langit malam yang terbentang luas dihadapan mereka.

"Untunglah kalian sudah sadar."

Cakka yang pertama bangkit, ditatapnya Shuuya lalu menoleh kearah yang lain. Sepertinya mereka masih mencerna apa yang terjadi. Sepasang iris onyxz itu menoleh kearah yang lain. Mendapati teman-temannya yanh masih bertarung dan puluhan siswa yang memakai jubah dalam keadaan terikat disampingnya.

WARNA-WARNI KEHIDUPANWhere stories live. Discover now