Part 11: Berita Mengejutkan

17.2K 1.2K 3
                                    


Ken mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Sejak terakhir dia menelpon Aisha, nomor telpon gadis itu tidak pernah aktif. Apakah Aisha marah dengan sikap Ken.

“Kenapa kamu Ken, kok mukamu kayak benang kusut begitu?” ledek Adji.

“Aisha” gumam Ken.

“Kenapa lagi?. Semua keputusan ada di tanganmu kan. Kalau kamu benar-benar mencintai Aisha, tinggalkan apa yang ada di sini. Kamu kan bisa mengambil alih perusahaan papimu yang ada di Indonesia. Atau kamu ragu akan perasaanmu sendiri?. Jangan menggantung perasaan anak gadis orang, Ken” ujar Adji sembari memberikan masukan untuk sahabat dan juga masih saudara angkatnya itu.

Ken hanya diam. Mungkin Adji benar, dia sudah menggantung perasaan Aisha. Wajar jika Aisha tak mau lagi dihubungi olehnya.

Hampir satu bulan Ken tidak bisa menghubungi Aisha.  Pesan-pesannya pun tidak ada yang dibalas. Dia belum bisa meninggalkan pekerjaannya di London untuk bertemu dengan Aisha lagi.

Bagaimana kabar gadis itu?. Ken benar-benar merindukan suaranya. Di London, bayangan Aisha selalu memenuhi pikirannya, tapi justru gadis itu tidak bisa dihubungi sama sekali ketika dia ingin berbicara sekedar melepas rindu.

Ken sadar dari telpon terakhirnya dengan Aisha, gadis itu tampak kecewa dengan permintaannya agar memberikan waktu satu minggu lagi untuk dia mengambil keputusan. Apa karena itu Aisha marah kepadanya dan tidak mau dihubungi lagi?.

“Ken!!!” teriak Adji memanggil Ken di rumahnya.

“Hey, apa-apaan kamu, Dji teriak-teriak kayak di hutan saja” ujar Ken berjalan menghampiri Adji.

“Aku mendapatkan informasi tentang Aisha” kata Adji bersemangat.

“Tapi kamu jangan kaget” lanjut Adji sambil menarik napas.

“Dji, kamu jangan membuat aku penasaran dan berpikiran yang tidak-tidak. Cepat katakan!” pinta Ken menatap tajam Adji. Ken paling tidak suka bicara berbelit-belit.

“Ada karyawan Hotel Flamboyan yang sudah dua minggu sedang koma karena kecelakaan ...” cerita Adji menatap Ken yang antusias mendengarkan ucapannya.

Adji tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Dia pun begitu shock setelah mendapatkan informasi tersebut.

Jantung Ken pun berdebar-debar mendengarkan cerita Adji. Jangan-jangan...

“Siapa, Dji?. Jangan bilang dia, Aisha” tatap Ken meminta kepastian.

Hatinya sudah cemas membayangkan kalau karyawan itu adalah Aisha. Gadis yang dia cintai. Adji mengangguk tanda dia membalas pertanyaan Ken dengan wajah sendu.

“Aisha” gumam Ken tidak percaya lalu terduduk di sofa.

Tubuhnya luruh membayangkan suara terakhir Aisha di telpon satu bulan yang lalu. Pantas saja ponselnya tidak aktif sama sekali. Ternyata bukan karena gadis itu tidak mau dihubungi, tetapi karena dia telah mengalami kecelakaan dan kondisinya sedang koma.


***

“Apa sudah kau pikir matang-matang keputusanmu?” tanya Adji melihat Ken sedang mengemasi barangnya. Dia akan mengambil penerbangan hari ini juga ke Indonesia.

“Iya, keputusanku sudah bulat. Aku sudah bicarakan masalah ini dengan papi. Kau tahu responnya bagaimana?. Dia sangat bahagia karena aku mau mengurus perusahaannya yang ada di Indonesia” jawab Ken sambil memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam kopernya.

“Oke, kabari aku di sini kalau ada perkembangan tentang kondisi Aisha, ya. Bagaimanapun aku juga ikut mencemaskannya sebagai calon kakak iparku nanti” ujar Adji sambil menepuk pundak Ken.

“Pasti. Aku titip semua pekerjaanku di sini. Aku percaya kamu mampu meng-handel-nya, Dji” pesan Ken.

“Insya Allah. Aku tidak akan mengecewakanmu” balas Adji memberi Ken semangat.

Ken sudah tidak sabar lagi ingin bertemu Aisha. Apa pun kondisi Aisha, dia ingin berada di samping gadis yang sangat dicintainya itu.

My Beloved Room Attendant (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang