Part 10: Belum Ada Keputusan

17.6K 1.3K 3
                                    


Hubungan kedekatan Ken dan Aisha tidak diketahui banyak orang. Tapi Alvin tahu kalau Ken mencintai Aisha dari ucapan Ken langsung. Laki-laki tampan itu memberitahu Alvin agar dia tidak mencoba lagi untuk mendekati Aisha.

"Kenapa tuh hape dari tadi dilihatin melulu. Nunggu telpon dari siapa, Cha?" tanya Nisa heran melihat tingkah aneh temannya itu.

"Ah, nggak, kok" jawab Aisha kikuk.

Kalau Aisha menceritakan hubungannya dengan Ken pasti Nisa akan jantungan. Makanya Aisha masih tutup mulut tentang Ken dengan temannya itu.

"Sudah dua minggu, kok dia belum menelpon juga. Kenapa nggak ada kabar begini. Katanya dia akan menelpon. Sampai hari ini, kok nggak ada tanda-tanda" lamun Aisha menatap layar ponselnya.

"Woiii!!!" tepuk Nisa mengagetkan Aisha.

"Ngelamunin apa, Neng?" Nisa berlalu meninggalkan Aisha.

"Nisa!!! Awas ya, bikin orang kaget aja" teriak Aisha kesal.

Hari ini Aisha bekerja shift pagi. Selesai bekerja, dia langsung pulang. Ajakan Nisa untuk mencari makan pun ditolaknya karena lagi badmood. Sampai di kostan Aisha menghempaskan badannya ke tempat tidur.

"Ya, Tuhan. Kenapa jadi tidak jelas begini. Mungkin salahku karena terlalu berharap kepadanya" gumam Aisha sedih.

Aisha meraih ponselnya. Sebenarnya dia ingin menelpon Ken duluan, tapi Aisha gengsi. Nanti dikira Ken, dia ngebet banget minta dinikahi. Mau ditaruh di mana mukanya. Tapi kalau terus menunggu seperti itu membuat hatinya semakin galau.

Aisha terbangun karena ponselnya berbunyi. Dia sampai ketiduran karena memikirkan Ken, akhirnya dia lupa belum mandi sepulang kerja tadi. Ketika ponselnya sudah di tangan, panggilan telpon sudah tidak berbunyi lagi.

"Yah, kok mati!!" teriak Aisha kecewa karena terlambat meraih ponselnya. Dilihatnya di layar ponsel ada 10 panggilan tak terjawab dari Ken.

"Ayo, dong telpon lagi" pinta Aisha sambil menatap ponselnya. Ditunggu selama lima menit, tapi tidak ada lagi panggilan telpon dari Ken.

"Aaargh. Kenapa pakai acara ketiduran segala, sih?" omel Aisha kesal dengan dirinya sendiri.

Aisha kemudian bangun dari tempat tidur lalu meraih handuk. Dia ingin mandi. Baru selangkah dari tempat tidur, ponselnya sudah berdering lagi. Aisha bergegas menyambar ponselnya, jangan sampai dia terlambat lagi.

"Assalamualaikum" sapa Ken.

"Waalaikumsalam" balas Aisha. Aisha masih tidak percaya kalau itu suara Ken. Dia tersenyum.

"Aisha, apa kabar Honney?" tanya Ken.

Wajah Aisha bersemu merah mendengar kata terakhir Ken. Bikin orang klepek-klepek aja, nih.

"Alhamdulillah sehat" jawab Aisha malu.

"Sebenarnya tidak bisa dibilang sehat, hatiku galau asal kamu tahu" teriak Aisha dalam hati.

"Pak Ken di sana bagaimana?" ujar Aisha balik bertanya.

"Hey, kok masih setia saja memanggil Bapak. Memangnya aku atasan kamu apa?" ujar Ken protes.

Ken tidak suka mendengar Aisha masih saja memanggilnya dengan sebutan 'Pak'. Dari balik ponsel Aisha hanya tersenyum kecil.

"Habisnya mau dipanggil apa?. Mas? Abang?. Kakak?. Aneh aja dengarnya" tanya Aisha menahan tawa.

Aisha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Muka Indo masa mau dipanggil dengan sebutan itu, kan lucu banget.

"Panggil Ken saja" jawab Ken.

Aisha melongo. Masa dia harus memanggil Ken seperti teman sebaya saja, jelas-jelas usia Ken jauh di atas usianya. Setelah cukup lama berbasa-basi dan membuat hati Aisha berbunga-bunga. Aisha tidak sabar lagi untuk menanyakan kelanjutan hubungan mereka.

Bagaimana, orang tuamu setuju?" tanya Aisha ragu.

"Aisha, maaf. Aku belum bisa memutuskan sekarang. Beri aku waktu beberapa minggu lagi" jawab Ken.

Aisha termangu mendengarkan jawaban Ken. Sudah dia duga, Ken berat untuk meninggalkan negaranya.

"Aisha!!" panggil Ken karena tidak ada respon dari Aisha dari seberang sana.

"Aisha, kamu masih dengar kan?" tanya Ken karena sambungan telpon belum mati namun suasana begitu hening.

"Iya" jawab Aisha singkat.

Dia mencintai laki-laki itu, tapi dia bisa berbuat apa. Semua keputusaan ada di tangan Ken. Di rumah orang tuanya Ken sudah melamarnya secara pribadi, tetapi kedua orang tua masing-masing belum ada kepastian.

"Aisha, aku mau menyelesaikan pekerjaanku dulu di sini. Setelah semuanya selesai, aku akan menemui keluargamu lagi" ujar Ken menyakinkan gadisnya.

Aisha tidak mau mendengarkan penjelasan apapun lagi dari Ken.

"Maaf, aku mau mandi dulu. Aku tutup, ya. Assalamualaikum" Aisha mematikan ponselnya.

Kristal bening Aisha tak terbendung lagi mengalir di pipinya. Aisha tidak sanggup lagi untuk melanjutkan percakapan dengan Ken jadi dia langsung menutup telpon dari laki-laki itu.

My Beloved Room Attendant (Complete)Where stories live. Discover now