Destiny - 1

3.1K 154 54
                                    

Suara alunan musik menggema sangat kuat terdengar saat aku memasuki sebuah club malam di gangnam. Aku berjalan perlahan melewati kerumunan manusia yang sedang asik melakukan hal yang mereka inginkan. Rasanya sangat menjijikan saat melihat banyak pasangan bercumbu, belum lagi banyak orang yang minum sambil berjoged dan melakukan hal yang tidak senonoh pada pegawai baru ini dan yang paling mengerikan adalah tatapan para pria yang melirik ke arahku lapar seolah aku ini adalah santapan lezat mereka.

Aku merasa risih saat mereka melihatku dari atas sampai bawah. Bahkan aku perhatikan ada beberapa pria yang menatap intens payudaraku dan juga bagian belakangku. Padahal aku memakai pakaian yang tertutup tapi mereka masih menatapku seperti itu.

Aku tidak memperdulikan mereka dan terus berjalan melewati kerumunan manusia sambil mataku menelusuri satu persatu area club malam ini. Hingga akhirnya langkah kakiku terhenti saat aku melihat seseorang yang aku cari berada di hadapanku sedang asik mencumbu seorang wanita.

Kembali hatiku rasanya seperti ditusuk ribuan belati. Tanganku bergetar, tubuhku lemas lalu dada ku rasanya sakit dan sesak saat melihat adegan yang terjadi dihadapan ku. Namun, aku tak bisa menangis entah mengapa. Air mataku rasanya tidak ingin keluar meskipun aku mendorongnya keluar. Aku hanya menghela nafas dan menatap pasangan itu datar.

"O-oh, J-jinyoung.. a-apa yang kau lakukan disini?"

Tiba-tiba seorang pria yang juga aku kenal datang menghampiri ku. Ia berjalan sempoyongan dan mencoba menyentuh tanganku namun aku berhasil menghindar. Pria yang berada di hadapanku itu berhenti saat seseorang tadi memanggil namaku. Ia berdiri kemudian menatapku dingin dan datar. Sungguh hanya dengan tatapannya itu aku langsung merasakan hatiku hancur. Aku memberinya senyuman hangat, namun ia malah memberiku senyuman meremehkan dan menarik tangan wanita yang juga memberikanku senyuman meremehkan itu dan hendak beranjak pergi.

"Jaebum oppa"

Aku melihat pergerakan nya terhenti. "Oppa, ayo kita pulang kerumah. Baby, merindukanmu"

Ia diam tidak bergeming. Aku berharap dia mau menuruti keinginanku. Karena aku penasaran aku mencoba mendekatinya. Aku memegang tangannya. Wanita disamping nya menatapku tajam seakan ingin membunuhku.

"Oppa, apa kau tidak merindukan baby? Apa kau tidak ingin menyapanya?"

Aku menuntun tangannya mengelus perutku yang mulai membuncit. Aku tersenyum hingga air mataku tanpa terasa menetes mengaliri pipiku.

Rasanya terharu, meskipun aku yang menuntun tangannya akhirnya ia mengelus perutku. Selama ini ia tidak pernah mau menyentuhnya apalagi mengelusnya. Baby di dalam perutku memang benar-benar merindukan ayahnya.

"Lepaskan! Dia bukan anakku!"

Ia berbalik menatapku dengan wajah marah. Kemudian ia menepis tanganku hingga aku jatuh kebelakang dan tersungkur ke lantai. Seketika aku merasakan nyeri luar biasa dibagian perutku.

"Akhhh! Oppa akhhh sakit hiks perutku ough baby..."

Aku menatap celanaku yang basah kemudian aku menatap darah keluar dari celah-celah celanaku. Aku panik, aku berusaha berdiri namun rasa sakit diperutku semakin membuatku lemas.

"Oppa hiks akhhh sakit oppa hiks akhhh shhh tolong selamatkan hiks baby akhhh!" aku menatapnya sendu. Aku melihat raut wajahnya melembut.

'Kau harus bertahan sayang, mommy akan menyelamatkanmu'

"J- Jinyoung, a- aku.."

Jaebum menghampiriku namun aku melihat seseorang memukulnya.

"Jinyoung! Omo.. apa yang terjadi padamu? Ayo, kita ke rumah sakit sekarang!" ucapnya panik.

"J- Junho o- oppa shhh selamatkan anakku akhhh oppa hiks aku tidak mau hiks kehilangannya" aku menangis rasanya sakit sekali.

Tidak, aku tidak ingin kehilangannya.

Ia adalah satu-satunya yang harta yang berharga dan membuatku tetap bertahan untuk hidup di dunia ini. Jika ia tidak ada di dunia ini, maka aku pun tidak ingin berada di dunia ini lagi.

'Tuhan aku mohon selamatkan anakku'

Aku merasakan Junho oppa hendak menggendong tubuhku namun tiba-tiba tangannya terlepas dan aku melihatnya jatuh tersungkur. Ia dipukul Jaebum sangat keras.

"Lepaskan tangan menjijikanmu itu dari tubuh istriku, tuan Lee Junho!"

"Ck, lebih menjijikan mana dari tanganmu yang sudah menjamah tubuh wanita lain hah? Dan barusan kau sebut Jinyoung apa? Istrimu? Hahaha, setelah seperti ini baru kau mengakui dia itu istrimu, Im Jaebum. Kau benar-benar Pria brengsek. Kau tidak pantas sama sekali untuk wanita sebaik Jinyoung"

Bug

Aku melihat Jaebum kembali memukul Junho oppa.

"Kenapa kau diam? Jadi, benarkan apa yang aku ucapkan barusan, huh!"

Bug

"Cu- cukup akhhh shhh hiks.."

Aku sudah tidak tubuhku jatuh ke lantai. Mataku memburam dan hal terakhir yang aku ketahui adalah Jaebum dan Junho oppa memanggilku lalu setelahnya aku tak ingat apapun lagi. Semuanya gelap.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continue...

Destiny (JJP) ✓Where stories live. Discover now