3. tangisan raisa

Start from the beginning
                                    

"Rai, maafkan mama sayang" Amanda mendekati Raisa yang masih tertutup di dada sang adik. Raisa mendengar nada lemah pada suara mamanya mencoba untuk menguatkan hati. Semua harus diselesaikan Sekarang juga. Tak ada waktu untuk menyia-nyiakan masalah

" Mari kita bicara" Raisa menegakkan tubuhnya, ekspresi datar kembali terlihat di wajahnya. Ia berjalan dengan badan tegap menuju sofa santai di ruang keluarga

Suasana hening menyelimuti keluaran itu. Sebelum memulai untuk bicara, Raisa menarik nafas kasar
"Rai ingin mama dan papa bercerai" ujar Raisa mantap

"Papa tak bisa" ucap Irfan mantap

" Sebelum kamu menikah kami tak akan bercerai, tak akan ada keluarga yang mau menerima menantu yang keluarganya hancur" lanjut Amanda

" Tak akan ada pernikahan sebelum kalian bercerai" tegas Raisa

" Jangan gila kamu" bentak papa

" Tolong jangan egois sekarang Rai, selama ini mama dan papa Bertahan hanya untuk kamu" alasan Amanda

" Untuk Rai? Coba mama dan papa pikirkan kembali alasan kalian bertahan dalam neraka pernikahan ini. Mungkin benar jika kalian menikah karena Rai, tapi Rai tak yakin. Kalian bertahan hanya untuk Rai. Rai rasa kehadiran Rai seperti tumbal yang tak pernah dipikirkan keadaannya asalkan keberadaannya diketahui" ujar Raisa datar. Ia mencoba sekuat tenaga untuk menahan hatinya

" Maafkan papa Rai" bisik Irfan. Ia mendekat dan memeluk tubuh mungil Raisa, rasa sesalnya semakin membuncah saat melihat Raisa yang tak meresponnya

" Udah lah pa, semua sudah terjadi. Selama ini Rai hanya ingin ketenangan dalam keluarga kita, Rai hanya ingin perhatian dari mama dan papa. Baik Rai maupun Rasya dan juga sikembar hanya menginginkan kasih sayang dari kalian. Kami tak pernah ingin melihat pertengkaran di rumah. Kami ingin rumah yang seperti rumah keluarga lainnya, penuh canda tawa dan kehangatan. Jadi lebih baik kalian berpisah dan menghancurkan neraka ini" ucap Raisa tenang. Ia menatap wajah kedua orangtuanya yang sembraut, wajah datar Rasya dan sepasang remaja yang walaupun Raisa tahu jika mereka adalah adik tirinya namun Raisa tak tahu apapun tentang mereka bahkan nama sekalipun. Dan lagi Saat ini bukanlah saat yang tepat untuk kenalan, yang diinginkan nya saat ini hanyalah menjauh dari semua ini

" Mbak Rai, mau kemana?" Tanya remaja laki-laki itu, walau suaranya pelan dan cuek namun Raisa bisa merasakan ketenangan disana. Anak-anak yang dipaksa dewasa sebelum waktunya, Sama seperti dia " Jika mbak tak nyaman kami disini, kami bisa pergi. Kami bisa kembali tinggal bersama nenek" lanjut pria muda itu. Fix remaja pria ini sangat mirip dengannya

" Siapa namamu?" Tanya Raisa

"Rayyan, Arrayan Saputra dan adikku Arumi Saputri" jawab rayyan tegas. Jika diperhatikan rayyan lebih mirip Raisa daripada Rasya yang satu ibu dengannya

"Status kita sama. Jadi jangan pernah sungkan untuk apapun,asal kalian mengikuti aturan yang dibuat oleh mas Rasya " ujar Raisa. Ia berdiri diikuti Rasya yang ikut bersamanya

" Rai, dengarkan mama dulu" tahan amanda. Banyak yang ingin diungkapkan Amanda pada Raisa, namun sepertinya suaranya tercekat tak bisa keluar

" Rai tak sanggup lagi ma, sebaiknya mama dan papa pikiran apa yang akan kalian lakukan selanjutnya. Jangan menyiksa diri lagi " ucap Raisa datar. Ia beranjak dari hadapan mama dan papa yang duduk di sofa nya tadi.

Sebelum keluar rumah, Raisa sempat mengusap kepala rayyan. Ia menatap mata kecil yang menyiratkan luka terselubung ketenangan itu. Ia seperti bercermin dalam sosok lelaki remaja itu " mbak pergi dulu, nanti mbak akan menemui kamu lagi"

🍇🍇🍇

Dari jarak tiga meter, Rasya hanya melihat sang kakak tersayang menangis. Tanpa sadar, iapun ikut menitikkan air mata. Bukan karena menyesali kejadian dalam keluarganya, namun lebih kepada rasa yang timbul karena melihat sang kakak yang terlihat hancur. Namun Raisa tak akan pernah mau mencurahkan rasa hatinya pada orang lain.

Anggap saja ia mengalami sister complexs. Ia akan melakukan apapun yang akan membuat Raisa tertawa bahagia. Karena itulah ia merasa hancur saat orang yang paling disayanginya melebihi apapun menangis seorang diri tanpa mau melibatkan dirinya disana.

🍑🍑🍑

Raisa is back...

Maaf jika kisah Raisa lumayan berat dengan background keluarga yang seperti ini. Sebenarnya akupun enggak mau membuatnya seperti ini, hanya saja kalau aku buat langsung ada manis2nya rasanya agak aneh aja...

Disini aku jelasin sedikit ya, Raisa dan Hanan sebenarnya udah saling tahu. Hanya saja mereka enggak saling mengenal. Rai yang sering keluar masuk kantor fakhry pasti pernah bertemu dengan Hanan yang merupakan pegawai disana. Sedangkan hanan mengira jika Raisa itu istri fakhry...

Makasih buat dukungannya semua...

Maaf dengan segala salah ku,
membuat part Raisa lebih berat daripada menahan rasa saat melihat es teh manis disiang hari yang panasnya enak buat piknik di pantai

Syukur dan sabar adalah amalan hati yang membawa kesurga
24 Mei 2019

hanan dan RaisaWhere stories live. Discover now