two ° seize the day

5.1K 990 49
                                    

Felix menempelkan barcode kartu identitas mahasiswanya pada mesin scanner di koridor kampus.

Bahunya ditepuk. Bangchan merangkul pundak adik sepupunya.

"Gak bawa motor kan? Kalau udah selesai kumpul, nanti sama kakak aja pulangnya, Lix"

Mengangguk. Lalu keduanya berjalan bersama.

"Selamat sore, kak" ucap seorang mahasiswa tingkat dua menyapa Bangchan.

Sapaan Park Woojin dibalas senyuman oleh Bangchan.

"Lee Felix? Bisa ke ruang komdis sekarang?"

Dahinya berkerut. Felix mengangguk. Mengikuti Woojin yang melangkah lebih dulu.

Langkahnya terhenti seketika. Kepalanya menoleh.

"Kakak pulang dulu aja,"

Bangchan hendak menolak, tapi kemudian mengangguk.

Woojin terus melangkah hingga tiba di depan pintu markas milik komisi yang hampir ditakuti oleh semua mahasiswa.

"Masuk aja, Changbin udah nunggu"

Felix ditinggal. Tangannya mulai mendorong pintu di depannya. Kemudian masuk dengan langkah pelan.

"Permisi,"

"Saya kira kamu bakal kabur"

Seo Changbin berbicara dari pojok ruangan. Duduk dengan santai di kursi dengan meja kayu ukir di depannya.

Felix bergeming.

"Tadi malam, saya cuma mau kasih tau detensinya dimulai jadi hari ini"

Otaknya berpikir dengan cepat. Mencari alasan yang masuk akal.

"Maaf kak, semalam saya ketiduran"

Anggukan dari Changbin membuat Felix bernapas lega.

"Oke. Mulai aja ya detensinya sekarang"

•••

Felix memang sama dengan calon anggota BEM yang lain. Memakai kaos putih, dan celana training hitam.

Bedanya pemuda itu kini tengah sibuk berlari membawa dus air mineral dan membagikannya satu persatu pada teman-temannya yang duduk di aula.

Sialnya, dus yang ia bawa hanya tersisa dua puluh enam gelas air mineral. Artinya ia harus kembali ke pojok ruangan dan mengambil dus baru yang masih tersegel.

Masih ada dua puluh empat orang lagi yang belum mendapat jatah minum.

Siapa lagi yang memberi hukuman itu kalau bukan Seo Changbin.

Dan sang ketua komdis itu hanya berdiri dengan tenangnya sambil memegang stop watch di tangan kanannya.

"Satu menit dua puluh detik lagi, semua anggota sudah harus menerima satu gelas air mineral masing-masing,"

Felix gelagapan membuka segel pada dus. Isolasinya menempel dengan kuat.

"Sudah disediakan gunting buat apa kalau cuma dipajang?!" suara Changbin mengeras.

Beberapa teman Felix menoleh. Jisung salah satunya.

Srett

Segelnya sudah terbuka. Felix berlari dengan dus tadi di kedua tangannya.

Langkah kaki Felix terhambat saat ia merasa tali sepatunya terinjak oleh kakinya sendiri. Dan-

Bruk

PYARRR

Lantai di depannya basah. Genangan air mulai tercipta. Beberapa gelas air mineral yang dibawanya pecah.

PURZELBAUM [Changlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang