Part 9

558 44 20
                                        

Aku update!
Aku ga bohongkan hehe....
Happy Reading!

Aku lelah karena dirimu yang tak pernah memberi jawaban.

Wildan Ananda Abraham

Perempuan bersurai curly itu baru saja masuk ke kelasnya dan langsung duduk di bangkunya. Itu Risa. Risa baru saja dari taman belakang sekolah. Ia memikirkan permintaan pacarnya. Jujur, ia sangat mencintai Gerald dan menuruti semua permintaannya selama ini. Namun, untuk permintaannya kali ini sangat sulit bagi Risa untuk menurutinya. Mengingat bahwa ia sudah sangat nyaman dengan dirinya saat ini. Dia punya geng, dia punya kekuasaan di sekolah ini dan dia sangat disegani oleh siswa-siswa di sekolah ini. Namun, apa yang terjadi jika ia berubah menjadi baik? Ia bingung pada dirinya. Apakah bisa ia kembali seperti dulu?

"RISA!"

Risa tersadar dari lamunannya. Ia melihat betapa ramainya siswa yang masuk ke dalam kelasnya. Ia seperti melihat sebuah koloni binatang yang sedang bermigrasi.

Rombongan itu adalah pengikut-pengikut dari seorang cowok yang terkenal most wanted di sekolah ini. Sampai cowok itu yang bernama lengkap Wildan Ananda Abraham sudah berada di hadapan Risa seraya menatapnya tajam. Risa bingung, ia tidak tau apa yang terjadi sekarang. Apalagi ditambah dengan ramainya kelas dipenuhi oleh banyak siswa. Seperti ingin mengadakan demo.

"Lo ga inget gue bilang apa kemarin?" tanya Wildan disertai penekanan di setiap katanya.

"Ap-apa?" Risa sedikit gugup karena banyak orang yang menatapnya tajam.

Brakk

"Jangan pura-pura ga tau!" teriak Wildan yang membuat Risa tersentak kaget.

"Dengar ya, gue bakal lebih kejam dari pada lo nyakitin Chitanda!" ancam Wildan sungguh-sungguh. Wildan tidak bisa membiarkan cewek di hadapannya terus-menerus mengganggu Chitanda apalagi Risa sudah melakukan sebuah kekerasan.

Chitanda benci pada Wildan sedangkan Wildan tidak pernah memiliki rasa benci sedikitpun pada Chitanda. Entahlah apa yang terjadi pada mereka dulu, Wildan tidak tau. Itu terjadi begitu saja.

Risa yang sekarang tau apa masalahnya, menatap Wildan. Ia tidak sendiri, ia bersama teman-teman segengnya yang setia di belakang. Risa menatap angkuh pada Wildan. Sejenak Risa tidak peduli dan melupakan omongan Gerald. "Lo kok jadi belain dia, bukannya lo berdua musuhan, ya?" tanyanya memancing Wildan. Dan ya, Wildan sekarang semakin memanas terbukti saat dia mengepalkan kedua tangannya.

"Lucu ya musuh belain musuhnya sendiri," ucap Risa seraya tertawa renyah.

"Lo ga tau apa-apa," ucap Wildan memperingatkan bahwa Risa tidak tau apapun tentang hubungan dirinya dengan Chitanda.

"Oh, ya? Atau jangan-jangan lo suka sama cewek PHO itu?" Ucapan Risa berhasil memancing emosi Wildan memuncak karena Risa berani mengatai Chitanda adalah cewek PHO.

"Jangan bilang dia cewek PHO!" bentak Wildan seraya menggebrak meja yang membuat siswa-siswa lain ikut tersentak.

"Woy, lo biasa aja, dong!" ucap seorang cowok gendut yang dikenal sangat memuja Risa. Ia bahkan membuat klub fans Risa. Sungguh fanatik sekali.

Lucas yang mendengar itu lalu menggenggam kerah seragam cowok gendut itu. Ia menggeram yang membuat cowok itu ketakutan dan memohon untuk tidak dipukuli.

Wildan kini menyeringai memandang Risa ketakutan. "Lo pernah nampar Chitanda, kan?" tanya Wildan seraya menunjukkan sebelah tangannya yang siap membalas apa yang telah Risa lakukan pada Chitanda.

"Kira-kira gue tampar atau gue jambak dulu?" tanyanya pada diri sendiri namun sebagian dari siswa yang ada di kelas masih bisa mendengarnya.

"TAMPAR!" sorak siswa-siswa yang sangat bersemangat menonton adengan Risa yang akan ditampar oleh Wildan.

Wildan pun tersenyum kemenangan, sedangkan Risa menunjukkan ekspresi takut padanya. Wildan mulai mengangkat tangannya ke atas. Risa pun hanya bisa menutup matanya karena ia tidak bisa lari kemana pun, di sekelilingnya penuh dengan siswa-siswa. Wildan siap untuk menampar Risa. Sangat siap. Ia melayangkan tangannya ke arah wajah Risa, namun belum sampai mengenai wajah Risa, tangan itu terhenti.

"WILDAN! JANGAN!" ucap seseorang yang menghentikan pergerakan tangan Wildan.

"Chitanda?"

♡vs♡

Chitanda membawa Wildan ke tepi lapangan basket karena di situlah tepat yang lumayan sepi untuk berbicara dengan Wildan. Ketika mereka sudah sampai, Chitanda menghempas tangan Wildan. Lalu, menatap Wildan marah. "Wil, lo ga perlu berlebihan kayak tadi!" marah Chitanda pasalnya hal yang dilakukan Wildan tadi sangat mempermalukan dirinya. Dirinya sudah dikatai orang-orang cewek PHO dan nanti akan apa, mungkin ia akan dikatai cewek lemah suka ngadu. Dan yang paling Chitanda kesali adalah semua siswa tau tentang Chitanda yang Perusak Hubungan Orang. Walaupun itu hanya hoaks.

Wildan menatap Chitanda bingung. "Shit, lo tu udah dibully sama dia. Dan lo bilang tadi gue berlebihan? Gue bantuin lo tau ga," ucap Wildan.

"Lo tau, dengan lo bikin keributan kayak tadi, secara langsung lo itu bikin gue malu, Wil!" ucap Chitanda semakin meninggikan suaranya.

"Gue mau bantuin lo," kata Wildan sungguh-sungguh.

"Sekarang masalahnya semua orang udah tau masalah gue sama Risa. Walaupun itu cuma salah paham tapi gue ga mau semua orang tau!" jelas Chitanda yang semakin menunjukkan mata yang terlihat marah.

"Lo denger gue," pinta Wildan seraya memegang kedua bahu Chitanda. "Biarpun gue tadi ga ngelakuin itu, lambat laun juga beritanya bakalan nyebar." Chitanda tau itu, tapi ia hanya belum siap dibully dan diejek seperti dulu lagi. Ia trauma.

Memang benar kata Wildan semua akan tau tentang itu. Chitanda bahkan tau itu tapi menurutnya lebih baik semua orang tau karena gosip dari pada tau karena mendengar sendiri apa yang terjadi di saat yang dibicarakan berada di situ juga.

Air mata Chitanda ingin jatuh namun sebisa mungkin ia tahan. "Gue cuma-"

"Udah, mulai sekarang lo jangan jauh-jauh dari gue," perintah Wildan.

Chitanda menepis kedua tangan Wildan agar menjauh dari bahunya. "Kenapa juga gue ga boleh jauh-jauh dari lo?"

Wildan geram dengan tingkah Chitanda yang berlagak kuat padahal ia sedang menahan air matanya terbukti kini Chitanda sedang menunduk. "Kenapa lo selalu ngehindar dari gue sejak dulu?" tanya Wildan yang membuat Chitanda mendongak.

"Gue ga mau bahas itu," ucap Chitanda acuh lalu beranjak dari sana.

"Kita masih kecil saat itu, tapi benci lo belum pernah pudar sampai sekarang." Ucapan Wildan menghentikan langkah Chitanda.

Sampai sekarang Wildan masih belum bisa menemukan jawaban tentang apa kesalahannya sehingga Chitanda membenci dan selalu menghindarinya sejak dulu.

Wildan lelah dengan keterdiaman Chitanda. Ia bosan akan pertanyaannya yang belum pernah ada jawaban. Ia jengah karena terus memikirkan apa jawabannya. Ia lelah mencari-cari petunjuk yang tak pernah ia temukan. Ia benci itu. Biarpun begitu ia tidak pernah menaruh rasa benci pada Chitanda.

"Pulang sekolah bareng gue," bisik Wildan di telinga Chitanda lalu meninggalkan Chitanda sendiri.

"Pulang sekolah bareng gue," bisik Wildan di telinga Chitanda lalu meninggalkan Chitanda sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See you in the next part!

PHO Vs PHP [Selesai]Where stories live. Discover now