i. jealous

11.1K 837 88
                                    

Ini sudahㅡ entah, sudah berapa kali Namjoon menghela napasnya dalam beberapa menit terakhir. Hanya memerhatikan pria itu dari kejauhan sudah membuatnya kesal setengah mati.

Tidak, ia tidak kesal pada Seokjin, ia kesal karena si pendek itu terus saja menganggu Seokjin. Namjoon tahu, si pendek itu hanya bercanda, ia senang membuat Seokjin menggerutu. Hanya saja, si pendek itu tidak tahu bahwa di sini, ada seorang pria yang kesalnya setengah mati karena tidak bisa berbuat apa-apa.

Yoongi mengikuti arah pandang Namjoon, lalu menggelengkan kepalanya. "Kalau kau kesal, hampiri mereka, lalu tonjok si pendek itu, bilang padanya bahwa kau cemburu!"

Namjoon menghela napasnya, lagi.
"Hyung, kau tahu, ini membuatku gila."

Yoongi mengangguk seraya membuka sandwich nya. "Aku tahu."

Masalahnya, ia sudah berjanji pada Seokjin bahwa ia tidak akan marah pada siapapun teman Seokjin yang notabene senang bergelayut dengannya. Dan sekarang, Namjoon menyesal sudah membuat janji ituㅡmengingat dirinya seorang pecemburu berat.

*

Seokjin memasuki mobil Namjoon, lalu mengecup bibir pria itu singkat kemudian memakai seat belt nya. "Let's go!"

"Mau mampir ke rumahku?" Tanya Namjoon. Ia sangat merindukan Seokjin walaupun ia tidak bersama lelaki itu beberapa jam. Ya, silakan ejek Namjoon berlebihan, tetapi, ia benar-benar merasakan hidupnya hampa tanpa Seokjin. Apalagi tadi si pendek membuat moodnya berantakan seharian ini. Ia butuh Seokjin untuk menaikkan moodnya agar ia bisa mengerjakan pekerjaan sialannya.

Pria itu hanya mengangguk lucu sambil tersenyum. Namjoon melirik melalui ujung matanya, menahan senyumnya. Ah Semesta, ia sangat mencintai lelaki di sebelahnya. Ia ingin hidup seperti ini selamanya.

Pagar rumah Namjoon terbuka otomatis ketika sensornya mengetahui bahwa itu mobil Namjoon, lalu Namjoon memasukan mobilnya ke garasi, dan pagar rumahnya tertutup otomatis.

Seokjin keluar dari mobil Namjoon, mereka berdua masuk ke rumah Namjoon melalui pintu samping. Ya, Namjoon tinggal sendiri. Dan rencananya ia akan tinggal bersama Seokjin tahun depan. Di rumahnya. Doakan aja agar Seokjin dan keluarganya menerima lamarannya.

Namjoon melempar tasnya ke sofa, lalu membuka dasinya. "Aku saja," ujar Seokjin cepat. Ia segera berdiri di depan Namjoon dan membuka dasi pria itu. Napas hangat Namjoon mengenai dahinya.

Tangan Namjoon terangkat, merapikan rambut Seokjin yang sedikit berantakan. "Di Netflix ada series baru ... mau menonton bersamaku?" Tanya Namjoon pelan.

Seokjin mengangguk, kemudian ia cemberut.
"Tapi aku butuh mandi, tubuhku bau sapi."

Otomatis, Namjoon mencium rambut Seokjin, leher Seokjin, bahu Seokjin, mencari di mana bau sapi itu berasal. "Bau sapi apanya?"

Seokjin meringis mengetahui fakta prianya itu benar-benar mengendusnya. "Intinya aku butuh mandi."

Namjoon mengerling, membuka kancing kemejanya sambil menarik Seokjin. "Kamar mandiku bisa untuk dua orang."

*

Rambut mereka berdua masih basah ketika Namjoon sudah menarik Seokjin ke kasur kemudian menyalakan televisi.

Seokjin memakai celana dan kemeja panjang kebesaran milik Namjoon sementara Namjoon memakai kaus gombrong kesukaannya dan celana pendek.

Film nya sudah mulai, Namjoon menepuk tangannya untuk mematikan lampu. Ia menarik Seokjin ke dalam pelukannya.

"Aku kedinginan." Ujar Seokjin pelan.

Namjoon menarik selimut untuk menutupi tubuh Seokjin, sementara pelukannya mengerat. "Aku lebih suka bersentuhan langsung dengan kulitmu."

• quiescent Where stories live. Discover now