"Tidak usah. Aku tidak mau merepotkan orang lain. Aku bisa tinggal dimana saja. Aku bisa menginap di sauna sementara sampai gajian bulan ini turun."

"Di luar tak aman untuk perempuan. Kau bisa juga tinggal bersamaku. Masih ada satu kamar kosong," ucap Namjun. Hana melirik pria bermarga Seo itu dengan tatapan tajam. Bukan karena cemburu ia bersikap seperti ini. Ia hanya takut terjadi hal-hal yang tak senonoh. Apalagi mantan Hana itu masih sendiri. Bisa saja tanpa sadar pria itu memaksa Hyeri melakukannya. "Kenapa? Jangan khawatir aku tidak akan berbuat macam-macam padanya," ucap Namjun. Ia sadar akan gelagat Hana yang menatapnya dengan cara tak biasa.

"Tidak apa-apa. Kau bisa tinggal bersamaku sementara sampai kau bisa menemukan tempat sewa yang pas. Bagaimana? Aku yakin suamiku juga tak keberatan. Benar, kan, sayang?" tanya Hana kepada Seokjin.

Seokjin terkejut mendapat pertanyaan mendadak dari istrinya. Pikiran dan pandangannya kini tak lagi bersama Hyunjin. Sebelum menjawab, pria pemilik bahu lebar itu beranjak dari tempatnya, mendekati Hana, dan mengajaknya keluar dari vila untuk membicarakan Hyeri. Park Hana agak merasa aneh dengan sikap Seokjin yang harus berpikir dulu ketika ingin menolong orang karena biasanya dia tak begini.

"Hana-ya, apa kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Seokjin dengan raut wajah panik. Hana pun mengangguk tanpa ragu. "Yeobo, dia orang asing. Kita tidak mengenalnya dengan baik. Apa kau tak takut jika barang-barang berharga kita hilang? Apalagi dia sudah tak punya apa-apa sekarang. Segala kemungkinan buruk bisa terjadi," jelas Baek Seokjin. Walau bukan itu alasan sebenarnya ia menolak. Seokjin hanya tidak suka dengan Hyeri mengingat masa lalu yang sudah digoreskan olehnya. Jujur, ia ingin memberitahu sang istri bahwa Jung Hyeri adalah mantan kekasihnya tapi ia urungkan niat karena merasa tak enak hati.

"Jung Hyeri hanya sementara, Seokjin-ah. Aku yakin dia orang baik. Apa kau tak kasihan padanya?" bela Hana.

"Dari mana kau tahu? Apa kau yakin?" ujar Seokjin.

Hana terdiam karena memang ia sendiri tak bisa menjamin bahwa Jung Hyeri adalah orang baik. Entahlah, dia tak berpikir sejauh itu. Hana hanya ingin menolong. Mau bagaimana pun kekerasan dalam rumah tangga tidak dibenarkan. Sedangkan jauh di antara mereka ada seseorang yang sedang memperhatikan keduanya berbicara empat mata dengan raut wajah sedih karena dirinya sudah membuat Hana dan Seokjin dalam posisi sulit.

*****

Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya Jung Hyeri mengikuti apa yang Hana katakan untuk tinggal bersamanya. Mereka berempat sedang berada di mobil sekarang. Hyeri duduk di belakang bersama Hyunjin. Sesekali putri tunggal Seokjin itu menawarkan camilan pada wanita berparas cantik itu. Sebagai tanda menghargai, Hyeri mengambil beberapa snak walau itu bukan seleranya. Suasana di antara mereka terlihat sangat canggung dan sunyi karena Hana dan suaminya sedikit beda pendapat. Tak heran jika Seokjin sedikit marah serta lebih pendiam dari biasanya. Sekitar satu setengah jam perjalanan. Hana meminta Seokjin untuk berhenti ke pom bensin terdekat karena ingin buang air kecil. Saat itu Seokjin juga memutuskan turun dari mobil untuk membeli cemilan di toko terdekat.

"Hah, mereka sedang bertengkar. Sampai kapan ayah dan ibu diam-diaman seperti itu. Aku tak nyaman melihatnya," celetuk Hyunjin yang membuat Hyeri terkejut.

"Mereka bertengkar?" tanya Hyeri. Hyunjin pun mengangguk.

"Sejak semalam mereka tak saling menyapa. Sebenarnya ada apa dengan mereka?"

Hyeri tak tahu harus bereaksi seperti apa karena sudah jelas penyebab pertengkaran Hana dan Seokjin adalah dirinya. Semakin lama ia merasa tak enak hati. Setelah pertimbangan beberapa saat, Hyeri memutuskan untuk turun dari mobil dan menyusul Hana ke toilet. Ia ingin membicarakan tentang dirinya yang akan tinggal dengan mereka. Wanita bermarga Jung itu begitu sabar menanti Hana keluar. Hampir lima menit menunggu, Park Hana pada akhirnya menampakkan diri. Ia terkejut dengan kedatangan Hyeri yang tiba-tiba.

"Hyeri-ssi," panggil Hana dengan suara lirih. "Ada apa?"

"Aku dengar dari Hyunjin bahwa kalian bertengkar. Ini pasti karenaku. Hana-ssi, kau tidak perlu melakukan hal sejauh ini untukku. Aku tidak apa-apa hidup sendirian di Seoul. Aku bisa tinggal dimana saja sambil mencari tempat sewa yang cocok," jelas Hyeri panjang lebar.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Seoul sangat berbahaya untuk perempuan sendirian sepertimu. Jangan khawatir, aku dan Seokjin pasti bisa menyelesaikan semua," ujar Hana seraya menepuk-nepuk bahu Hyeri dan pergi begitu saja meninggalkan wanita itu sendirian. Sungguh sumpah demi apa pun Hyeri semakin tak nyaman dengan sikap Hana yang terlalu baik padanya. Apalagi Hana sepertinya tidak tahu bahwa dia adalah mantan kekasih suaminya.

****

Menempuh perjalanan selama empat jam bukan perkara yang mudah. Apalagi suasana yang sedikit tegang. Bahkan ketika mobil sudah terparkir di rumah mereka masih saling diam. Seokjin kemudian turun dari kendaraan dan membuka pintu mobil yang ada di samping putrinya. Ia lalu menggendong Hyunjin yang tertidur pulas. Ada perasaan aneh di hati Hyeri ketika melihat mantan kekasihnya itu membopong seorang anak kecil dengan luwes. Dulu waktu masih pacaran Seokjin adalah sosok yang sangat kaku terhadap anak kecil. Dia selalu panik jika ada anak kecil di depannya yang menangis. Sekarang dia benar-benar berubah. Melihat perubahan sang mantan membuat jantung Hyeri tiba-tiba berdegup kencang. Rasanya aneh tapi perasaan ini rasanya seperti pertama kali ia melihat Seokjin.

"Hyeri-ssi, ayo masuklah. Sini biar aku bawakan kopermu?"

"Terima kasih tapi biar aku saja yang membawanya," pinta Hyeri.

Hana menanggapi dengan senyum lalu mengangguk serta menggandengnya masuk ke dalam. Ia langsung membawa wanita berhidung mancung itu ke lantai atas yaitu ke salah satu kamar yang kosong. Sebenarnya, ada juga kamar tak berpenghuni di lantai bawah tapi Hana tak tega menyuruh Hyeri tidur di sana karena itu untuk asisten rumah tangga. Kesan pertama kali Hyeri saat melihat kamarnya adalah kagum dan mengingat masa-masa dimana ia dan suaminya masih hidup dengan nyaman dan serba berkecukupan. Kamar bahkan rumah Hyeri dulu tak jauh beda dengan rumah Hana. Pernikahannya begitu Indah sebelum skandal itu terkuak di media.

"Semoga kau menyukai kamar ini dan betah tinggal disini," ucap Hana.

"Sekali lagi maaf sudah merepotkanmu. Aku akan segera mencari tempat sewa setelah menerima gaji dan akan melakukan beberapa pekerjaan paruh waktu. Setelah itu aku akan pergi dari sini," ucap Hyeri yang merasa sungkan.

"Jangan berkata seperti itu. Istirahatlah," ucap
Hana yang sepertinya sudah mulai lelah mendengar ucapan Hyeri yang seperti itu.

Ia bahkan akan lebih senang jika Hyeri ada di rumah ini dalam waktu yang lama. Menjadi teman curhatnya jika pikirannya suntuk seperti sekarang. Iya, dia tahu Jung Hyeri adalah orang asing tapi dia yakin Hyeri adalah orang yang baik. Usai kepergian Hana, Hyeri meletakkan kopernya dan melihat semua desain interior dengan saksama. Semua hiasan terbuat dari barang yang berharga mahal. Ia masih tak percaya Baek Seokjin sekarang sesukses ini.

TO BE CONTINUE

Tinggal satu atap sama mantan yang sudah punya istri? Gila gak tu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tinggal satu atap sama mantan yang sudah punya istri? Gila gak tu. Ada yang bisa nebak gak apa yang bakal terjadi selanjutnya. .

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Where stories live. Discover now