37

766 129 9
                                    

"Bagaimana?"

Seokjin menggeleng pelan menanggapi pertanyaan yang Taehyung lontarkan begitu ia memasuki kamar bernuansa birunya.

Melihat respon lesu dari kakaknya, Taehyung bangkit dari rebahannya dan duduk bersila. Lelaki itu menatap prihatin pada sang kakak yang seringkali dihadapakan pada situasi yang serba salah, seperti hari ini.

"Cheonsa nuna mungkin sedikit kecewa, tapi kurasa ini hanya sementara, dia tidak mungkin akan mendiamkanmu selamanya, hyung. Jangan terlalu dipikirkan."

"Entahlah, kepalaku pusing," Seokjin merentangkan tubuhnya di kasur, matanya menatap kosong pada langit-langit kamar,  sementara angannya kembali memikirkan apa saja yang ia lewati hari ini.

Senyum Sojung dan tingkah gadis itu yang sangat berhati-hati ketika berbicara dengan Seokjin tadi pagi. Tidak seperti dulu, gadis yang sering seenaknya dan bertingkah manja, sekarang tidak terlalu banyak mengeluarkan ekspresinya di hadapan Seokjin, kecuali tangisannya ketika mereka pertama kali bertemu lagi.

Dia juga jadi lebih menurut, juga tidak berniat membahas hal-hal yang paling ingin Seokjin hindari, hal itu dilakukannya agar Seokjin merasa nyaman dan tetap berada di sisinya se-lama mungkin.

Tapi tetap saja upayanya tidak sepenuhnya berhasil. Seokjin tetap harus pergi satu jam kemudian, setelah makanan Sojung habis dan memastikan gadis itu telah meminum obatnya. Itu karena jadwal kuliah Seokjin dan juga telfon masuk dari orang yang Sojung tahu persis siapa.

"Cheonsa... eonni?" tanya Sojung, memastikan. Dengan ragu, Seokjin mengangguk.

Sojung tidak mengomel lagi seperti dulu, gadis itu hanya memasang senyum tipis yang menyiratkan kekecewaannya, sekaligus rasa maklum yang berusaha ia tunjukkan.

Seokjin sedikit heran karena Sojung bisa bersikap lebih tenang dan tidak seemosi dulu, tapi disaat yang bersamaan dia lega karena Sojung ternyata menunjukkan perubahan ke arah yang baik setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Kenapa malah dimatikan? Kalau ternyata itu penting, bagaimana?"

"Tidak apa, nanti biar aku hubungi balik sepulang dari sini," Seokjin tersenyum sembari mengusap pucuk kepala gadis itu.  "Oh, ini, kau belum minum obat yang ini, kan?" Seokjin menyodorkan obat digenggamannya yang tadi sempat tertunda ia berikan kepada Sojung.

Sojung mengangguk, kemudian menerima obat pemberian Seokjin. Setelah memastikan Sojung meminum semua obatnya, Seokjin bersiap-siap untuk pulang.

Laki-laki itu sudah berada diambang pintu ketika tiba-tiba Sojung kembali memanggilnya dan meminta untuk mendekat.

"Ada apa Sojung?"

"Lebih dekat," kata gadis itu. Seokjin benar-benar mendekatkan wajahnya pada wajah Sojung dan...

cup.

Sojung segera bergumul dibalik selimutnya, menyembunyikan wajah merahnya setelah ia nekad mencium kening Seokjin hanya dalam waktu satu detik. Lalu gadis itu berteriak, "pulanglah! Hati-hati di jalan."

Karena ulah Sojung, Seokjin jadi tak bisa menahan bibirnya untuk tidak melengkung ke atas, bahkan hingga lelaki itu pamit dan masuk ke mobilnya yang terparkir di depan pagar rumah keluarga Kim.

Senyum Seokjin benar-benar berakhir ketika ia kembali menghubungi Cheonsa, namun gadis itu menolak panggilan Seokjin. Tak lama satu pesan masuk ke ponsel lelaki itu. Dari Cheonsa, berisi pesan kekecewaannya karena Seokjin telah berbohong padanya.

Seokjin memang mengatakan ada urusan di kampusnya, sehingga ia harus berangkat lebih pagi, jadi ia tidak bisa menemani Cheonsa mengantarkan makanan untuk kegiatan sosial yang membagikan sarapan kepada para tunawisma di tempat yang cukup jauh. Tapi sayangnya kebohongan Seokjin tidak berjalan mulus karena ibu Seokjin  malah memberitahu Cheonsa kalau Seokjin bukan pergi ke kampus, alih-alih menjenguk Sojung.

Hingga malam ini, saat Seokjin berusaha menemui Cheonsa sepulangnya dari kerja paruh waktu, gadis itu masih tidak mau menampakkan batang hidungnya kepada Seokjin.

Cheonsa jarang sekali marah, makanya, ketika gadis itu benar-benar marah sekarang, Seokjin jadi khawatir berlebihan dan mulai berpikir apakah dia keterlaluan kali ini.

"Hyung, sudah kubilang, santai saja, jangan terlalu dipikirkan. Nanti kau cepat tua," Taehyung kembali memperingati setelah Seokjin lagi-lagi mendesah gelisah.

"Aku hanya tidak bisa membiarkan Cheonsa marah terlalu lama padaku. Dia jarang seperti ini, tapi aku juga tidak mengerti dimana letak kesalahanku, ya, aku tahu aku berbohong tadi pagi, tapi harusnya Cheonsa tidak perlu marah berlebihan, kan?"

"Seharusnya, ya, tapi beda lagi ceritanya kalau Cheonsa nuna saat ini sedang cemburu. Semuanya jadi masuk akal."

"Cemburu? cemburu apanya, kami hanya --"

Taehyung memutar kedua matanya, muak. "IYA, TERUS SAJA BILANG KALIAN HANYA SAHABAT. DASAR BODOH."

Setelah mengatakan itu, Taehyung memutuskan keluar dari kamar Seokjin, meninggalkan sang kakak yang balik mengomelinya gara-gara mengatainya bodoh.

⚫⚪

Kenapa dua sejoli KSJ kapel ini polos (bego) banget sama masalah cinta sih. Aku yang nulis tapi aku juga yang heran.

Heran.

Indralaya, 21 Maret 2019

Iva

X (SOWJIN)Where stories live. Discover now