29

739 121 7
                                    

Kelas sepi, hanya ada beberapa orang termasuk Sojung dan Taehyung, sisanya pergi ke kantin atau ke tempat lain selama istirahat makan siang berlangsung.

Keduanya sudah selesai memakan bekal yang dibawa Sojung. Gadis itu dengan senang hati berbagi makanan dengan Taehyung hanya agar dia bisa menahan laki-laki itu untuk tidak pergi ke kantin dan menemaninya mengobrol.

Sojung tetap cerewet dan mengganggu seperti biasanya di hadapan Taehyung. Tapi kali ini bukan mempermasalahkan soal Seokjin melainkan Yerin.

Dari kemarin dia selalu mengeluh karena Yerin seperti menghindari Sojung, dan Taehyung dipaksa untuk membujuk Yerin agar mau menemui Sojung atau setidaknya membalas pesan Sojung yang berisi permintaan maaf.

"Aku bukannya tidak berusaha, Sojung. Tapi Yerin benar-benar tidak mau mendengarkan aku, dia hanya mengatakan "iya", lalu mengubah topik pembicaraan."

Sojung menggigiti kukunya, gadis itu memasang ekspresi sedih sejak kemarin. Selain itu, wajahnya juga terlihat lebih pucat hari ini. Taehyung jadi berpikir kalau mungkin saja Sojung sampai tidak makan saking stresnya dia dengan masalah Yerin. Apalagi, katanya Ini kali pertama Yerin mendiamkan Sojung sampai sebegini lama, biasanya jika mereka bertengkar, besoknya sudah akur lagi. Entah Yerin yang keras kepala atau memang kesalahan Sojung terlalu besar kali ini.

"Aku juga berharap kalian cepat akur lagi, soalnya Yerin jadi tidak bisa menitipkan bekal lagi padamu kalau kalian bertengkar terus."

Sojung memutar kedua matanya. Setidaknya Taehyung tidak usah menunjukkan secara terang-terangan kalau dia tidak begitu peduli soal masalah Sojung, tetapi hanya karena kepentingannya tidak berjalan lancar dia jadi mau membantu.

"Apa... kau ajak saja Yerin jalan-jalan? Lalu, nanti aku akan datang --"

"Sebentar," Taehyung memotong perkataan Sojung, lelaki itu berdiri dari kursinya dan meraih tangan Sojung. "Tanganmu kenapa memar begini?"

"Hah?" Sojung mengecek lengannya, dan benar, di sikunya terdapat memar keunguan berukuran besar. Respon gadis itu biasa saja saat melihatnya, karena memar yang tiba-tiba muncul di beberapa bagian tubuhnya adalah hal yang biasa baginya.

"Ini bukan sekali dua kali aku melihatnya, tapi aku diam saja. Sekarang aku jadi penasaran," kata Taehyung sembari menatap memar Sojung dengan tatapan khawatir. 

"Oh, bukan apa-apa," kata Sojung cepat. Dia menarik tangannya dari pegangan Taehyung dan menyembunyikannya di bawah meja. "Mungkin terbentur tanpa aku sadari."

"Kau yakin?"

Sojung mengangguk. 

"Bukan karena kau di pukuli?"

"Bukan Kim Taehyung," jawab Sojung gemas. Siapa juga yang mau memukuli gadis cantik seperti Sojung? Pasti hanya orang gila. "Jangan terlalu khawatir pada kakak ip--" sojung otomatis menutup mulutnya saat tanpa sadar dia mengeluarkan kebiasaan lamanya. Kakak ipar? mungkin yang benar sekarang adalah mantan calon kakak ipar.

"Lagipula, kenapa jadi membicarakan aku, sih? Bagaimana dengan Yerin? bagaimana usulku tadi?"

Taehyung menyenderkan punggungnya ke kursi, lelaki itu menggeleng pelan. "Tidak bisa dalam waktu dekat. Aku akan diusir ibuku kalau ketahuan pacaran disaat harusnya aku sibuk belajar untuk ujian."

"Yah," Sojung mencebikkan bibirnya. 

"Kau sudah terlihat stres dan lelah saat ini, jangan menambah beban pikiranmu lagi. Yerin hanya butuh waktu, nanti juga baik lagi. Percaya padaku. Lebih baik sekarang kau pikirkan bagaiamana caranya besok agar bisa menjawab soal ulangan harian matematika yang akan membuat kepalamu pecah."

"Besok ulangan?"

Taehyung mengangguk, membuat Sojung terlihat lebih tertekan. Dia sama sekali lupa kalau ibu Suji mengatakan soal ulangan harian di pertemuan minggu lalu.

"Taehyung, tolong ajari aku," mohon Sojung. Gadis itu menggenggam tangan Taehyung, membuat laki-laki itu risih karena diperhatikan oleh orang lain. "Please..."

"Kau tahu aku juga bodoh dalam matematika. Bagaimana dengan Eunwoo? dia pintar, kan?"

"Kau tahu soal dia?"

"Yerin yang bilang. Dia anak akselerasi dari SMA-nya. Minta tolong saja padanya?"

Sulit. Sojung tidak bisa meminta tolong Eunwoo. Dia takut malah memberi kesan kalau Sojung tengah memberi kesmpatan pada lelaki itu, sementara Sojung tidak bisa membalas perasaan Eunwoo.

Memang benar jika Sojung sempat berpikir mungkin harusnya dia mulai membiarkan Eunwoo mendekatinya dan jika Eunwoo menyatakan perasaannya, tidak ada salahnya jika gadis itu menerima.

Tapi, jika itu terjadi, rasanya Sojung sudah menjadi orang jahat, lagi, karena menjalin hubungan tanpa perasaan suka dan hanya demi kepentingannya agar bisa melupakan perasaannya pada Seokjin.

"Hei, malah melamun," Taehyung menepuk pelan pipi Sojung, gadis itu segera sadar, lalu mendecih dan berkata kalau, "aku tidak bisa melakukannya. Ah," Sojung ingat sesuatu, "tapi mungkin aku bisa minta bantuan adiknya."

Gadis itu tersenyum senang karena satu masalah sudah mendapat solusinya.

Nanti biar Sojung bilang pada ayahnya agar memeberitahu supirnya untuk tidak menjemput Sojung karena dia akan ada belajar tambahan.

⚪⚫

Indralaya, 14 Maret 2019

Iva

X (SOWJIN)Where stories live. Discover now