31

781 127 19
                                    

"Terima kasih, dan maaf membuat anda repot."

Namjoon membungkukkan tubuhnya di hadapan Yoongi yang sudah bersedia membawa Sojung ke rumah sakit dengan segera, serta dengan cepat menghubungi seseorang yang bersedia mendonorkan darahnya untuk Sojung disaat persediaan darah tipe A di rumah sakit maupun palang merah sedang tidak ada.

Selanjutnya Namjoon mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang berdiri di samping Yoongi.

"Dokter Song bilang anda memang rutin mendonorkan darah di sini, dan adikku adalah resipien anda. Sojung akan senang jika dia bisa bertemu dengan salah satu penolongnya selama ini. Saya mengucapkan banyak terima kasih karena telah menyelamatkan hidup Sojung berkali-kali," lagi, Namjoon membungkukkan tubuhnya sekilas.

Gadis itu mengangguk, bibirnya tersenyum tipis menanggapi perkataan Namjoon.

"Cheonsa!"

Gadis yang berdiri di hadapan Namjoon tadi memiringkan tubuhnya untuk melihat orang yang baru saja memanggil namanya dengan nada panik.

Namjoon ikut menoleh, dibelakangnya ada orang yang sangat ia kenali berjalan terburu untuk mendekati gadis yang barusan ia ajak bicara dengan ekspresi khawatir.

"Cheonsa, kau tidak apa-apa, kan?" tanya Seokjin saat lelaki itu sudah berada di hadapan Cheonsa.

"Hei, jangan lebay," Yoongi menanggapi dengan cepat setelah melihat Seokjin yang kelewat khawatir hanya karena dia mengirimi Seokjin pesan bahwa Cheonsa sedang di rumah sakit. "Cheonsa tidak apa-apa, dia ke sini bukan karena dia sakit."

"Benar, nona Cheonsa baru saja mendonorkan darahnya di sini, hyung."

Seokjin berbalik dan dia baru menyadari keberadaan Namjoon di sini.

Keduanya hanya beberapa kali pernah bertemu, dan pertemuan pertamanya dengan Namjoon, lelaki itu terlihat tidak menyukai Seokjin lantaran menganggap dia merebut Sojung dari Namjoon. Tapi itu hanya bentuk perasaan tidak rela sesaat karena adik kecilnya ternyata sudah punya laki-laki lain yang disayanginya selain Namjoon dan ayahnya.

Pertemuan berikutnya justru Namjoon bersikap lebih ramah dan meminta agar Seokjin menjaga Sojung dan tidak menyakiti hati sang adik. Tapi sekarang, Seokjin merasa malu bertemu Namjoon karena dia telah mengingkari janjinya sendiri.

"Namjoon? Kenapa ada di sini juga?Kau baik-baik saja?"

Menanggapi pertanyaan Seokjin, Namjoon mengangguk pelan, "aku baik-baik saja, hyung."

Seokjin mengangguk pelan, dan mengucap syukur. Meski Seokjin ingin bertanya lagi apa alasan Namjoon berada di sini, ia tak bisa, lidahnya mendadak kelu. Obrolan berakhir sampai di situ, maklum, hubungan mereka sudah pasti otomatis canggung setelah hubungan Seokjin dan Sojung berakhir.

"Jadi, Seokjin hyung lah yang ditunggu nona Ahn Cheonsa, ya?"

Seokjin mengangguk pelan.

"Kalau begitu, nona Ahn sudah bisa pulang sekarang, lalu aku sekali lagi mengucapkan terima kasih," Namjoon lagi-lagi membungkukkan tubuhnya, membuat Cheonsa merasa tidak enak karena Namjoon terlalu berlebihan.

Hanya mendonorkan darahnya, bukan berarti Cheonsa melakukan sesuatu yang luar biasa. Dia memang rutin melakukan itu setiap dua bulan sekali dan memang berharap bisa sedikit menolong orang lain yang membutuhkan, tapi ia tidak menyangka bahwa orang lain itu adalah Sojung.

"Aku harap di lain waktu anda mau makan malam bersama kami, karena kurasa ucapan saja tidak cukup."

Cheonsa hanya tersenyum kikuk menanggapi perkataan Namjoon. Tadi Namjoon memang sempat mengajaknya bertemu lagi saat Sojung sudah lebih sehat untuk makan malam bersama, tapi Cheonsa menggeleng pelan sebagai bentuk penolakan.

Dia tidak yakin kalau adik dari Kim Namjoon itu akan senang setelah bertemu dengannya, lagipula Cheonsa juga enggan untuk bertemu Sojung secara langsung.

Setelah percakapan berakhir, Cheonsa langsung meraih tangan Seokjin untuk pulang. Selain karena gadis itu tidak nyaman berada di sini lama-lama, dia juga tak ingin Seokjin sampai bertanya siapa yang sakit kepada Namjoon, mengingat keduanya saling kenal meski tidak terlihat akrab.

"Namjoon, kalau begitu aku dan Cheonsa pulang dulu. Yoongi, kau mau ikut kami?"

Yoongi yang sedari tadi menjadi penyimak menggeleng, "aku masih ada urusan lain. Kalian duluan saja."

"Baiklah. Kami duluan."

Seokjin dan Cheonsa menghilang di ujung koridor. Selanjutnya Namjoon menatap Yoongi yang sedang memandang ke dalam ruangan di sebelahnya melalui kaca kecil yang ada di pintu.

Di sana Sojung yang setengah sadar masih duduk bersandar dengan ujung selang kecil yang menancap di lengannya. Darah masih belum selesai dialirkan ke tubuh gadis itu.

Sojung yang cerewet dan menyebalkan, hari ini berubah menjadi gadis lemah tapi juga kuat di mata Yoongi.

"Dia menjalani ini setiap bulan?" Tanya Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari Sojung.

"Normalnya begitu. Tapi ini adalah yang kedua kali dalam sebulan. Bahkan tak jarang juga kalau anak itu bandel dan terlalu aktif, bisa sampai tiga kali sebulan."

"O, ya, anda tidak membawa kendaraan ke sini. Biar aku antar ke tempat tujuan anda selanjutnya, kalau anda berkenan."

"Tidak perlu, kau jaga Sojung saja. Omong-omong, saat di dalam taksi, Sojung menangis kesakitan sambil terus menyebut ibunya..."

"Ibuku mungkin akan tiba sebentar lagi. Terima kasih sudah memperhatikan adikku, sunbae."

Yoongi mengangguk.

"Kalau begitu aku akan pulang juga. Kuharap Sojung bisa cepat pulih."

⚪⚫

Maaf kemaren aku gak update. Soalnya baru ngetik beberapa kata, udah tepar duluan gara-gara kemarennya gak tidur sama sekali demi acara kelas T.T jadi baru bisa update hari ini, itupun cuma sedikit.

Setelah acara selesai, aku usahain ngebut update deh hehe.

Palembang, 17 Maret 2019

Iva

X (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang