28

4.9K 417 2
                                    


   Rombongan kaisar Yuan telah sampai di istana, ia lantas turun dari kudanya dan melangkah menaiki anak tangga aula utama.

Di halaman aula utama yang cukup luas, sepuluh puluh ribu pasukannya telah berbaris, sepuluh tabib kerajaan, dua puluh perawat serta dua puluh pelayan pun telah berbaris rapi di posisi mereka masing-masing.

"Terima kasih atas kerja keras kalian!" Teriak kaisar Yuan di atas teras aula utama kerajaan Xiaolu.

"Untuk menghargai kerja keras kalian selama seminggu, Zhen akan memberi sebuah hadiah dan anugerah pada seluruh prajurit kerajaan, tabib dan perawat serta para pelayan yang ikut berjuang bersama Zhen melawan orang-orang negara asing yang memasuki wilayah kita" Kata Kaisar Yuan masih berteriak.

"Untuk para prajurit akan di beri hadiah jamuan makan malam serta pemberian hadiah berupa uang, pakaian dan perhiasan sebagai anugerah. Maka untuk para prajurit di harapkan untuk datang ke istana besok dab untuk para tabib dan perawat, serta para pelayan akan di beri libur selama dua hari sebagai hadiah serta akan di anugerahi pula uang, kain pakaian dan juga perhiasan sebagai ucapan terima kasih dari Zhen" lanjut kaisar Yuan yang langsung mendapat teriakan penuh suka cita dari para bawahannya.

"Mungkin hanya sekian penyampaian Zhen. Kalian boleh bubar dan beristirahat" kata kaisar Yuan mengakhiri pengumuman singkatnya. Ia berbalik dan lantas pergi.

Sebelum menuju istananya sendiri, kaisar Yuan berinisiatif untuk menuju istana Xiaohong terlebih dahulu. Ia hanya ingin melihat permaisurinya sebentar sebagai pengobat rindu sebelum kembali keistananya sendiri.

* * * * *

Ling Ling seketika terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu hebat seakan ia baru saja lari maraton. Keringat dingin tak henti-hentinya keluar dari pori-pori kulitnya yang nampak pucat.

Tubuh Ling Ling bergetar hebat, tak berselang berapa lama tangisnya pecah. Ling Ling menekuk kedua lututnya lalu memeluknya, ia menenggelamkan kepalanya di sela-sela pelukannya.

Lagi.

Ling Ling kembali bermimpi buruk, akhir-akhir ini ia selalu saja memimpikan kaisar Yuan pergi jauh darinya.

Ling Ling semakin terisak. Ia begitu takut hal itu terjadi. Sebenci-benci dan semenyebalkan apapun kaisar Yuan padanya, Ling Ling pun takut kehilangan sosok yang memberi warna dalam hidupnya.

Selama dua puluh tiga tahun hidupnya di masa depan, Ling Ling selalu melakukan segala hal sesuai dengan prediksi dan perkiraannya. Dalam hidup Ling Ling hanya ada hitam dan putih, kesakitan dan penderitaan tidak pernah lepas dari dirinya semenjak ayahnya meninggalkannya dan ibu serta adiknya dengan hutang yang banyak. Ling Ling bahkan harus bekerja sambil kuliah kala itu, selain untuk membayar hutang ayahnya, ia juga harus menghidupi ibu dan adiknya dan juga ia harus membiayai sekolah Xue Lay.

Menjadi tulang punggung keluarga tidaklah mudah untuk seorang Ling Ling, banyak beban yang ia pikul dan banyak tanggung jawab yang ia pegang. Namun kerasnya kehidupan yang mengajari Ling Ling untuk bertahan dan tetap kuat. Ling Ling berusaha untuk menghentikan tangisnya, ia menghapus jejak air matanya kasar.

"Sadarlah Ling Ling!"

Tapi sekuat Ling Ling mengatakan itu, tangisnya kembali memenuhi seisi kamarnya.

"Ling Ling, kau tidak seperti ini. Berhentilah menangis! Mengapa kau jadi cengeng seperti ini, hiks?" Tanya Ling Ling pada dirinya sendiri

"Huwaa, mengapa dia sangat menyebalkan dan membuatku seperti ini? Mengapa ia dengan mudah membuatku menangis? Dia sangat menyebalkan tapi dia pula yang telah berhasil membuatku menangis merindukannya seperti ini. Pria brengsek!"

"Zhen pikir hanya Zhen yang merindukanmu, ternyata kau juga merindukan Zhen rupanya!"

Mendengar hal itu lantas Ling Ling mendongak. Ia terkejut mendapati pria yang membuatnya nampak kacau, seakan Ling Ling bukan dirinya sendiri.

"Yang Mulia---"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Written on Mar 19th, 2019

Bride of the Emperor Yuan (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن