-4- Slytherin

Magsimula sa umpisa
                                    

Tunggu... Blonde?

Harry memicingkan matanya dan berjalan dengan perlahan mendekat kearah seseorang tersebut. Kedua tangannya bersedekap, dan kepalanya tertunduk.

Setelah lebih dekat, Harry bisa menyadari jika seseorang yang sedari tadi ia cari sekarang ada didepannya. Dan senyum mengembang dibibirnya. Rasanya lega dan bahagia menjadi satu.

"Malfoy," panggil Harry. Ia sengaja berjongkok didepan Malfoy untuk menyamakan tinggi badannya.

Tidak ada respon seperti apa yang ia inginkan. Malfoy didepannya masih dalam posisi yang sama.

Hingga tanpa sadar, tangannya ter-ulur kedepan, menyentuh kening Malfoy. Dalam hati menghela napas lega karena demamnya sudah sembuh.

.

Draco Malfoy terbangun dari tidurnya, dan ia merasa terkejut saat mengetahui Harry berada disampingnya dan tertidur. Kepalanya dengan nyaman bersandar di bahunya.

Ah. Berapa lama ia tertidur disini?

Kenapa tidak ada yang mencarinya sama sekali. Kemana teman-teman idiotnya?

Tapi, ia bersyukur saat ini. Karena dengan begitu ia bisa bersama dengan Harry. Rasanya bahagia, sungguh.

Tangannya menepuk pelan pipi Harry, bermaksud untuk membangunkannya. Merasa kasihan karena malam hari sudah tiba dari tadi.

Disampingnya Harry menggeliat pelan. Dan kedua matanya membuka dengan perlahan.

"Ah. Maaf, apa bahumu terasa pegal? Maaf, maaf. Aku tidak tega membangunkanmu dan bermaksud menunggumu tapi aku malah tertidur." Penjelasan Harry membuat Malfoy mengeluarkan kekehan kecil. Membuat Harry diam seketika. Baru kali ini ia melihat Malfoy sesantai ini.

"Aku tidak apa-apa. Santai saja."

"Ah. Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?"

"Ya. Aku sudah sepenuhnya sembuh. Terima kasih." Harry tertegun ditempatnya. Ternyata seperti ini sifat asli Malfoy. Apa yang sering didengar orang-orang ternyata salah. Ia tidak sombong, tidak egois. Ia masih seperti anak-anak pada umunya.

Harry tersenyum di tempatnya. Kedua matanya menyipit, dan gigi-gigi rapinya penyapa. Tanpa sadar Malfoy mengulurkan tangannya, mengusap pucuk kepala Harry.

"Malam sudah datang. Lebih baik kita kembali ke asrama." Ajak Malfoy lalu berdiri. Tangannya terlurur untuk membatu Harry berdiri. Dengan senang hati Harry menerima uluran tangan Malfoy.

"Kalau begitu, aku duluan." Kata Harry, tersenyum pada Malfoy dan berlalu pergi. Meninggalkan Malfoy sendirian dengan perasaannya yang menghangat di tengah udara malam yang dingin.

Ia menggelengkan kepalanya pelan. Lalu melangkahkan kakinya menuju asrama hijau kesayangannya.

.

Vincent Crabbe, salah satu teman Draco Malfoy yang bertubuh gempal tersebut menatap sang sahabat bingung. Tumben sekali pemilik darah murni tersebut tersenyum sepanjang hari. Meninggalkan wajah suram yang biasanya terpampang nyata.

"Hei. Ada ada denganmu?" Crabbe bertanya sembari mengerutkan keningnya. Merasa aneh dengan perubahan sifat Malfoy.

"Aku? Baik, tentu saja." Jawabnya, dan segera mengubah raut wajahnya seperti biasanya. Jangan sampai temannya ini tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Lalu. Malfoy pergi dari sana. Meninggalkan Crabbe dengan kerutan dahinya yang semakin dalam.

Malfoy tetap melangkahkan kakinya. Tatapannya tajam menatap kedepan, mengabaikan sapaan orang-orang yang terkesima dengan wajahnya. Memang. Tak sedikit orang yang memuja Malfoy karena wajah tampannya.

Langkahnya tiba-tiba berhenti. Didepan sana ada pemuda dengan kacamata bundarnya tengah bercanda dengan kedua sahabatnya. Senyumnya yang lebar mampu membuat langkah Malfoy terhenti.

Tunggu, Malfoy. Jangan berdiri di tengah jalan. Kamu menghalangi beberapa orang yang ingin lewat juga.

Menggeleng pelan, Malfoy kembali melangkahkan kakinya. Berusaha untuk tidak melirik pemuda tersebut saat melewatinya.

"Hai, Malfoy." Terdengar sapaan yang mampu membuat jantungnya berhenti satu detik dan berdetak sangat cepat di detik berikutnya.

Ia berusaha tak menoleh dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Apa-apaan kau ini. Kenapa menyapa Malfoy yang bahkan mengabaikanmu!" Gerutu Ron, dan di setujui oleh Hermione.

"Aku hanya ingin menyapanya saja." Lalu pemuda berkacamata tersebut terkekeh pelan.

Jantung Malfoy berdetak dengan lebih kencang sekarang. Gawat. Ia harus segera pergi dari sana.

"Aku harus kembali ke asrama sekarang juga." Batin Malfoy dan melangkahkan kakinya lebih cepat.

***
S e e y o u

N e x t d r a r r y 5

Harry Potter and The Secret of DrarryTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon