[Season 2] -8- Drarry : Problem

6.9K 985 63
                                    

Harry

Dengan perlahan Harry membantu Draco berjalan menuju kamar. Kali ini hanya tinggal mereka berdua didalam rumah. Alex memutuskan untuk pulang, lagipula ia yang membawa kunci café, dengan dibantu Ron yang mengantar Alex sampai café.

Harry dengan telaten membantu Draco, ia tidak bisa melihat keadaan Draco seperti ini.

"Mau aku masakin sesuatu?" Harry bertanya pelan, ia duga Draco belum sempat makan malam.

Draco menggeleng, tangannya menggenggam erat tangan Harry. Takut-takut jika ia melepaskan genggamannya, Harry akan menghilang kembali. Harry merebahkan dirinya disamping Draco, menghadap kearah Draco.

Tidak ada satupun dari mereka yang mulai berbicara, mereka nyaman hanya dengan diam. Memandang satu sama lain, melepas rindu lewat tatapan mata. Draco tersenyum, ia tidak mengira akan bersama dengan Harry secepat ini. Meski dalam kondisi yang tidak baik.

Tangannya memainkan jemari Harry, membuat rasa hangat. Dan nyaman. Tangan Harry yang bebas terjulur, menyentuh pelan luka-luka Draco. Sesekali kedua matanya terpejam saat rasa nyeri datang ketika jari Harry menyentuh lukanya.

"Mereka bilang, kamu dipecat." Mulai Harry. Draco tahu itu, lagipula ia sudah tidak tahan bekerja disana. Yang dibalas dengan anggukan Draco.

"Kenapa kamu bisa dapat masalah sama mereka? Mereka mengerikan." Lanjutnya.

"Untuk bertahan hidup?" Jawab Draco lemah, ia ragu-ragu untuk menjawab seperti itu. Begitukah? Untuk bertahan hidup?

"Lalu setelah ini ... Bagaimana?"

"Aku tidak tahu, udah jangan dipikirin lagi. Lebih baik kamu istirahat sekarang." Draco tersenyum, memperlihatkan jika dirinya baik-baik saja.

Sejujurnya, ia sedang bingung saat ini. Setelah ia dipecat, lalu bagaimana? Bagaimana caranya mencari uang dan membayar biaya rumah sakit. Ia harus segera mendapatkan pekerjaan lagi.

Tanpa terasa, setelah memikirkan banyak hal didalam kepalanya. Tanpa sadar ia telah menyusul Harry kealam mimpi.

.

Mentari pagi menyingsing dengan cepat, mengusir malam yang gelap gulita dan menggantikannya dengan cahaya cerah menyilaukan.

Draco bangun terlebih dahulu, melihat disamping tubuhnya masih ada Harry disini. Ini sudah cukup membuktikan jika tadi malam bukan mimpi semata.

Dengan telaten, Draco memperhatikan wajah Harry yang tengah tertidur. Wajahnya damai, bahkan kacamata yang biasanya ia pakai masih bertengger manis ditempatnya. Untung saja tidak patah.

Tangannya terulur, hendak mengambil kacatamata Harry. Dengan perhalan ia melepas kacamata tersebut, lalu metelakkannya disamping meja tempat tidur.

Ia turun dari atas tempat tidur dengan pelan, takut membangunkan Harry yang masih tertidur nyenyak.

Dengan langkah pelan, Draco menuntun kedua kakinya kearah dapur. Kerongkongannya terasa kering, ia juga harus membuatkan Harry sesuatu.

Setelah meletakkan gelas yang sudah kosong, Draco melanjutkan langkahnya kedepan kulkas, lalu membukanya.

Bodohnya dirinya, ia lupa jika ia tidak pernah membeli bahan makanan. Ia mengutuk dirinya sendiri kali ini. Lalu sekarang apa? Tidak mungkin pagi-pagi seperti ini ia sudah menyuruh Harry memakan mie instan.

Dengan segera ia mengirimkan pesan kepada seseorang yang selama ini telah membantunya. Ron, tentu saja.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Harry Potter and The Secret of DrarryWhere stories live. Discover now