[Season 2] -1- Drarry : New Era

12.8K 1.4K 18
                                    

Harry

Semilir angin malam yang sejuk membuat pemuda berkacamata bundar tersebut merasa nyaman, sekaligus merasa sedih. Ia terduduk didepan café tempat ia bekerja.

Jam sudah menunjukkan pukul 22:43 malam. Café tampat ia bekerja telah tutup beberapa menit yang lalu. Dan ia memutuskan untuk berada disini terlebih dulu.

"Hei, Harry. Kau tidak pulang?" Emily menyapa seraya menggantungkan tasnya diatas pundak, nampaknya hendak pulang sekarang juga.

"Ah, iya sebentar lagi. Kau pulanglah duluan, hati-hati dijalan." Percakapan tersebut berhenti seperti itu. Emily melanjutkan perjalanannya dan Harry masih terduduk didepan café.

Ingatan yang selama ini ingin ia lupakan mendadak teringat kembali. Berputar-putar seperti kaset rusak, terus menerus tiada henti. Ia menelungkupkan tubuhnya, ingin menghilangkan ingatan menyakitkan tersebut.

Sudah terhitung 2 tahun sejak kejadian tersebut. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidup. Sebuah mimpi buruk dari yang paling buruk.

Sekolahnya, teman-temannya, rumah, saudara, apapun itu, lenyap.

Beberapa tahun yang lalu, di Hogwarts. Perang antar penyihir terkuat tidak bisa dihentikan. Sang Pangeran Kegelapan muncul, membuat keributan besar disekeliling Hogwarts. Membuat Professor Dumbledor turun tangan dan mengerahkan seluruh pasukannya. Pun para Death Eater yang tidak lupa hadir, ingin melampiaskan rasa amarahnya pada Prof. Dumbledor dan seluruh murid Hogwarts.

Harry beserta teman-teman yang berhasil ia kumpulkan pun maju dibarisan paling depan. Menghalau para musuh agar tidak masuk kedalam kastil Hogwarts.

Perang tersebut berlangsung sengit, sebab dikedua kubu memiliki kekuatan yang hampir sama. Sama-sama hebatnya, sama-sama memiliki pasukan yang tak terhitung jumlahnya.

Lalu, tiba dimana kedua pemimpin saling bertarung, ingin memenangkan pertarungan sengit tersebut. Bahkan, beberapa murid ikut menjadi korban. Banyak sekali murid yang tidak bersalah menjadi korban. Tak terkecuali para guru-guru yang juga ikut bertarung. Salah satunya ialah Prof. Snape, guru killer yang mengajar ilmu hitam tersebut kalah telak.

Keduanya mengeluarkan mantra kutukan bersamaan. Mereka saling melempar mantra apapun agar bisa memenangkan pertarungan ini.

Dan, kejadian tak terduga pun berhasil membuat orang-orang yang masih bertahan  hidup menahan napas mereka. Apakah seperti ini akhirnya? Bagaimana mungkin.

Para pemimpin mereka, Prof. Dumbledor maupun Voldemort tumbang. Keduanya sudah mencapai titik dimana mereka tidak bisa bangkit kembali. Keduanya terkena mantra kutukan yang dilemparkan satu sama lain.

Kastil Hogwarts pun tidak terselamatkan, semua bangunan hancur, tak tersisa satu pun. Semua yang berada disini sudah berakhir. Tidak ada satu hal pun yang dapat diselematkan. Semua hancur, rumah, sekolah, guru dan teman-teman. Semua berakhir disini. Semuanya sudah selesai.

Lalu, Prof. McGonnagal membuka portal waktu, membawa para murid yang masih hidup kemasa depan. Mereka melawati perjalan waktu yang cukup panjang. Dan, mereka tidak ditempatkan di tempat yang sama. Semua yang berkaitan dengan ilmu sihir tidak ikut terbawa. Tongkat sihir mereka pun ikut lenyap. Mereka harus menyembunyikan fakta jika mereka sebenarnya penyihir. Semua ini tentu saja atas permintaan Prof. Dumbledor sebelum peperangan dimulai. Dan Prof. McGonnagal menjalankan tugasnya dengan sangat baik.

Mereka harus bisa beradaptasi di dunia yang baru ini. Dunia yang terisi penuh oleh para Muggle. Dunia yang tidak pernah mengenal apa itu ilmu sihir dan apa itu penyihir.

.

Harry mengangkat kepalanya, lalu melihat kedua telapak tangannya. Dan, diam. Entah, pikirannya sangat rumit kali ini. Ia bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin mencari teman-temannya yang masih selamat tapi, ia tidak memiliki petunjuk apapun. Ia juga tidak bisa menggunakan kekuatan sihirnya lagi. Ia jadi merasa asing, seperti, tidak mengenal dirinya sendiri.

Harry bangkit setelah itu, merasa bahwa ia harus segera pulang sekarang. 'Keluarga'nya pasti merasa khawatir karena ia pulang terlambat kali ini.

Berterima kasihlah ia pada sebuah keluarga yang selama ini menampungnya. Merawatnya selama ia berada didunia asing ini. Mereka berdua sepasang suami istri yang lanjut usia, memiliki satu anak laki-laki yang telah menikah dan sekarang tidak lagi tinggal bersama. Lalu, setelah melihat Harry yang tergeletak di halaman rumah mereka, mereka memutuskan untuk merawat Harry sejak hari itu.

Harry membuka pintu depan yang belum terkunci, menyapa ayah dan ibu angkatnya. Lalu menghampiri keduanya yang masih duduk diruang tamu, menunggu ia pulang.

"Ayah, ibu aku pulang." Katanya, lalu duduk disamping sang Ibu.

"Kamu pulang larut sekali, apa ada masalah?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu, bersihkan dirimu dan segera istirahat." Perintah ayah, Harry mengangguk dan segera pergi dari sana. Ia merasa bersyukur sekali karena memiliki keluarga baru yang sangat baik padanya.

.

Tatapannya kosong menatap dinding yang berada didepannya, sedangkan pikirannya sangat ribut sekarang, ramai sekali.

Bagaimana caranya ia menemukan teman-temannya, menemukan dia yang selama ini sangat ia rindukan. Berbagai cara sudah ia pikirkan, namun sepertinya tidak akan berhasil. Lagipula, ia sudah tidak mempunyai tongkat sihir lagi. Semua yang berhubungan dengan ilmu sihir sudah lenyap. Ia tidak bisa apa-apa sekarang.

Harry menghela napas, lalu bangkit berdiri. Keluar dari kamar, kedua orangtua angkatnya sepertinya sudah tidur. Lampu yang sedari tadi menyala sekarang telah mati. Harry berjalan pelan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara dan membangunkan kedua orangtuanya.

Sesampainya diluar rumah, ia melangkahkan kakinya menuju pohon yang berada didepan rumah. Pohon tua yang dibawahnya terdapat bangku yang nyaman. Harry mendudukkan tubuhnya disana. Kepalanya menengadah, menatap langit yang sudah sepenuhnya gelap. Bulan hanya terlihat setengah, namun masih cantik. Bintang-bintang hari ini tidak terlihat begitu banyak.

"Ah!" Harry tersentak kaget saat melihat bintang jatuh. Cepat-cepat ia berdoa, bukankah kalau seperti ini permintaan kita akan terkabul? Harry berharap seperti itu.

***

S e e y o u

N e x t d r a r r y S 2 →

Harry Potter and The Secret of DrarryWhere stories live. Discover now