-2- Lumos

28.2K 2.7K 297
                                    

Lumos
.
.
.

"Nox."

Cahaya yang berada diujung tongkat menghilang saat sang empu tongkat membacakan mantra untuk meredupkan cahaya. Telinganya ia pasang rapat. Bunyi langkah kaki yang seperti diseret menghentikan aktivitas ilegalnya. Dengan cepat bersembunyi dibalik dinding. Menyembunyikan seluruh tubuhnya agar tidak terlihat.

Mr. Filch berjalan dengan perlahan. Langkah kakinya yang terseret menjadi khas. Kucing anggora berbulu abu-abu--mrs. Norris-- dengan setia mengekor dibelakangnya. Ia sedang berpatroli, setiap malam kegiatannya selalu sama. Memantau apakah ada siswa yang melanggar peraturan --untuk tidak melakukan aktifitas apapun pada tengah malam--.

Merasa aman, ia melangkahkan kakinya menjauh. Menjauhi lorong yang sedang menyembunyikan seseorang disana.

Seorang pemuda dengan surai blonde menampakkan dirinya saat Mr. Filch sudah tak terlihat.

"Lumos." Ia menghidupkan kembali cahaya dengan redup. Tapi mampu untuk membantunya melihat jalan. Ia pun tidak mengerti mengapa ia bisa sampai di lorong ini.

Dimana lorong ini akan menuju kearah asrama Griffyndor. Ia tidak bisa tidur, sekeras apapun ia mencoba, ia tetap tidak bisa terlelap. Kedua matanya enggan menutup, pikirannya melayang entah kemana.

Jam yang tertempel didinding menunjukkan pulul 11:53 malam. Beberapa menit lagi akan menjelang tengah malam. Dan ia sama sekali tidak bisa terlelap. Kedua matanya tetap terjaga. Maka dari itu, ia memutuskan untuk keluar dari asrama diam-diam. Beberapa temannya sudah tertidur dengan lelap diatas tempat tidur masing-masing. Salah satu dari mereka terseyum saat tidur. Entahlah, mungkin ia sedang bermimpi indah.

Tak peduli dengan itu, ia melangkahkan kakinya menjauh. Tak lupa dengan membawa tongkat sihir kebanggaannya.

Dan disinilah ia sekarang, berjalan sendirian dengan cahaya dari ujung tongkat. Beberapa orang yang ada didalam lukisan menyerukan protes, cahaya yang ia pakai membangunkan orang yang ada didalam lukisan.

Ia tak mempedulikan itu, dan tetap melanjutkan jalannya.

Ia berhenti tepat didepan pintu yang tertutup rapat. Ia mematikan cahaya dan beralih mengucapkan mantra untuk membuka pintu yang terkunci rapat tersebut.

"Alohomora." Pintu yang terkunci rapat tersebut sekarang terbuka.

Ia memberanikan diri untuk membukanya. Membukanya dengan sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara yang keras.

Setelah seperempat pintu terbuka, ia melongokkan kepalanya kearah dalam. Melihat setiap sudut yang bisa ia lihat.

Gelap. Ia hanya bisa melihat dengan samar. Ruangan ini terlalu minim cahaya. Ia harus memfokuskan indra penglihatannya. Ia tidak akan mungkin menggunakan cahaya untuk saat ini, atau ia akan segera ketahuan.

Didalam sana terdapat beberapa tempat tidur yang ditempati masing-masing pemilik. Ia menelisik lebih jauh. Dan netra tajamnya akhirnya menangkap sesuatu yang ia cari.

Laki-laki tersebut tengah tidur dengan diam. Meski beberapa kali sering bergerak gelisah. Meskipun tertidur pun, rasanya ia sangat 'sibuk'. Tidurnya terlihat tidak tenang sekarang. Tidurnya gelisah. Seperti ada sesuatu yang mengintainya didalam mimpi.

Ia ingin menghampiri, namun takut. Sungguh, ia sangat ingin mendekat kearah sana. Melihat seseorang yang beberapa hari mengusiknya ini, yang tengah tidur dengan gelisah membuatnya iba.

Dengan tekad yang kuat, ia melangkahkan kakinya masuk kearah dalam. Melangkah sepelan mungkin, berusaha tidak menimbulkan bunyi apapun itu.

Ia menghentikan langkahnya tepat disamping pemuda tersebut tidur dengan mengerutkan keningnya dalam.

Harry Potter and The Secret of DrarryWhere stories live. Discover now