"Ok, nyantai nih! Jadi, Besok mamah udah buatin janji dengan Tante Mira, dia itu WO pernikahan kita, kita harus menemui dia untuk mengatur konsep pernikahan kita itu. Karena kata mamah. Biar sesuai dengan kemauan kita."

"Gitu ya. Tapi maaf Syif, besok aku gak bisa. Aku ada tugas buat meninjau beberapa lokasi perdagangan yang mulai tersendat operasinya. Dan karena seharusnya itu dikerjakan kemarin. Dan karena aku ngambil cuti Mulu makannya harus aku kerjain besok."

"Terus gimana dong kak? Apa cancel aja pertemuan dengan Tante Mira nya?"

"Tapi gak enak juga kalau harus batalin janji gara-gara aku. Atau kamu aja yang nemuin Tante Mira, dan nentuin konsepnya pernikahan kita nya."

"Emangnya boleh begitu? Nanti konsep pernikahan kita, semuanya sesuai mau aku dong?."

"Enggak apa-apa lah. Aku juga gak punya bayangan atau keinginan gimana-gimana kok, untuk acara pernikahan kita."

"Ya, udah kalau gitu. Termasuk pakaian, warna, pokoknya, semuanya sesuai mauku. Jangan protes ya, kalau kak Omar gak suka nantinya."

"Iya, gapapa aku ngikut aja. Aku percaya selera kamu!"

Makin luwes nih, bahas pernikahan kita!

Dan kali ini obrolan berlanjut meskipun keperluan sudah tersampaikan. Ngobrol apapun yang bisa di obrolin. Termasuk tentang pekerjaan.
Udah luwes juga ngobrolnya.

***

Keesokan harinya sesuai waktu yang dijanjikan setelah jam makan siang Syifa pun berangkat ke tempat Tante Mira.

Dan sebelum Syifa berangkat di rumahnya Syifa melihat banyak para sepupu yang datang. Katanya mereka mau bikin kue-kue untuk hidangan gitu.

Karena sesuai adat pernikahan dalam keluarga, bukan hanya akad dan resepsi aja. Tapi ada acara hataman sebelum besoknya akad juga. Yaitu acara syukuran dan pengajian yang dihadiri keluarga dan para tetangga yang pastinya tidak termasuk jatah catering. Jadi, acara masak-memasak gini tetap perlu. Ini masak-masak makanan ringan yang bisa disimpan aja. Kalau udah deket acara beuh masak-masak makanannya bakalan lebih heboh!

"Mah, Syifa berangkat dulu ya, mau ketemu Tante Mira." Pamit Syifa pada mamahnya.

"Duuh, makin cantik bling-bling aja nih pengantin." Beberapa sepupunya mulai menggoda.

"Harus dong!" Dengan gaya super pede Syifa pun menanggapi para sepupu dengan santai

"Sama Omar kan?" Tanya mamah memastikan.

"Kak Omar gak bisa mah. Dia lagi ada kerjaan."

Dan pada akhirnya Syifa pun pergi dengan mengajak seorang sepupunya yang kebetulan datang juga hari ini. Sepupunya ini sebaya dengan Syifa, sekolah bareng juga, paling deket deh dengan Syifa alias best friend forever.  Tapi karena sekarang udah sama-sama sibuk apalagi si sepupu yang bernama Rani ini juga sudah menikah jadinya jarang ketemuan deh.

Ada untungnya juga Omar sibuk. Jadi bisa kangen-kangenan sama Rani.

"Kamu yakin Syif sama Omar?" Rani mengajak ngobrol Syifa selama perjalanan menuju tempat Tante Mira. Mau tahu juga sebenarnya gimana perasaan Syifa tentang pernikahan yang dijodohkan ini. Gimanapun juga sebagai seorang teman Rani khawatir jika Syifa memaksakan diri dan takutnya malah menyiksa diri nantinya.

"Aku gak tau juga Rin, yang jelas saat ini aku dan kak Omar sama-sama sepakat untuk menjalani saja."

"Kamu gak ngerasa terpaksa atau gimana gitu?"

"Mungkin ini udah saatnya Rin. Kamu tahu sendiri kan, gimana batunya aku pas nolak perjodohan setahun lalu? Sampe aku berantem sama mama. Tapi sekarang aku bahkan berpikir  kalaupun nanti aku harus berpisah dengan kak Omar karena kita menemukan ketidak cocokan setelah menikah. Gak masalah, yang penting nikah aja dulu. Mungkin ini pemikiran yang salah. Tapi entahlah, rasanya aku memang hanya perlu menjalaninya."

Cinta SelowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang