Part 11❦︎ 𝐁𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐣𝐮𝐠𝐚.

137 19 0
                                    


"Kei!" panggil Ceya begitu masuk ke dalam mobil sang suami yang menunggunya sejak tadi.

"Kamu gak kerja?" lanjutnya bertanya, karena masih sempat jemput dirinya pulang sekolah. Padahal kan Kei ini termasuk orang yang sibuk soal pekerjaan.

"Jam istirahat jadi ada waktu buat jemput," ujar Kei memberitahu.

Padahal sebenarnya tidak seperti itu, Kei malah pergi ninggalin kerjaanya begitu saja dan meminta Zefta menggantikannya sebentar.

"Wah gak capek?" tanya Ceya kepada suaminya, karena harus bolak-balik ke kantor. Dan itu memakan waktu lama.

"Ya capek, tapi demi Ceya gak masalah!" kata pria itu membuat Ceya tersentuh.

"Heum, makasih." Lalu ia pun berterima kasih.

"Apa? Gak kedengeran?" tanya Kei berpura-pura tuli dan tidak mendengarkan ucapan terima kasih istrinya.

"Ih nyebelin, Makasih!" kata Ceya mengulang dengan nada ketus.

"Sama-sama," ucap Kei sambil tesenyum senang, kemudian senyum itu sirna saat menyadari luka gores dipipi Ceya.

"Gimana hari pertama kamu sekolah?" tanya Kei lalu mulai menjalankan mobilnya.

"Lumayan," kata Ceya menjawab.

"Kok lumayan?" tanya Kei dengan wajah ditekuk, lalu bertanya tentang luka gores yang ada dipipi Ceya. Sejak tadi ia perhatikan.

"Terus itu pipi kamu kenapa tergores?" tanya Kei, jujur saja pria itu sedang berpikir jika luka itu ada karena perkelahian.

"Oh ini, tadi ada kakak kelas ngajak gelud." cerita Ceya.

"Hah kok bisa?" detik itu juga Kei menghentikan mobilnya, tapi tak lama kembali dijalanman.

"Gatau, lebay banget. Masak cuma karena Ceya ajak bicara Saka mereka marah!" ujar Ceya dengan pipi mengembung kesal.

"Saka siapa?" tanya Kei tentang siapa itu Saka.

"Katanya murid terpintar disekolah Alber, masak kamu gak tau Kei?" Ceya bertanya balik.

"Ya karena saya terlalu sibuk kerja," kata Kei, yang memang sangking sibuknya jadi tidak begitu memperhatikan.

"Hm gitu," Ceya mengangguk mengerti.

"Terus kamu gak papa?" tanya Kei memastikan.

walau goresan itu tidak lah panjang.

Tetap saja, Kei tidak terima.

"Gak papa dong, Ceya kan kuat!" seru Ceya sambil menunjukan otot tangannya.

"Masak?" tanya Kei dengan alis saling bersentuhan.

"Beneran loh Ceya kuat," katanya meyakinkan Kei.

"Lain kali jangan begitu," ujar Kei, sambil melirik pipi Ceya.

mobilnya saat ini berhenti tepat dilampu merah.

"Lalu siapa kakak kelas yang gores wajah kamu?" tanya Kei sambil menyentuh pipi Ceya.

Pria itu juga mengambil pelaster dan menempelkannya dipipi Ceya yang terluka.

"Um gatau, kamu mau ngapain Kei?"

Selesai menempelkan pelaster tersebut, Kei menatap wajah Ceya dalam.

"Menurut kamu?"

Ceya menggelengkan kepala.

"Gatau," jawabnya.

"Dungu banget," kata Kei mengatai istrinya dungu.

"Udah, biar saya yang cari tau!" lanjutnya berseru.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now