Part 18❦︎ 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚

36 5 1
                                    


"Kalau gak saya yang hubungi, pasti tidak akan mau Ceya hubungi saya!" ucap Kei yang kelepasan, berbicara sendiri ditengah rapat.

pria itu seharian sudah menunggu pesan balasan dari istrinya. Tapi boro-boro dibalas, dibaca aja gak. bahkan panggilan darinya mungkin sengaja diabaikan.

Pikirannya jadi dipenuhi dengan banyak pertanyaan.

Apa saat ini Saka dan Ceya sedang bersama?

Tanpa sadar Kei memukul meja didepannya lumayan keras. Hingga membuat para karyawan yang lain dibuat bingung.

"Tuan," panggil Zefta menegur Kei yang sedang melamun.

tak ada respon. Zefta pun menyentuh pundak Kei lalu mengguncangnya pelan.

"Ada apa Zef?" sentak Kei yang sudah sadar kini menatap Zefta dan karyawannya secara bergantian. Mereka semua menatapnya dengan tatapan bingung. Ah ini pasti karena dirinya yang sejak tadi melamun.

"Tika sudah menyelesaikan presentasinya, menurut tuan bagaimana?" tanya Zefta meminta pendapat Kei tentang presentasi yang baru saja dijelaskan.

Menarik napasnya dalam-dalam, Kei bangkit dari dudukannya.

"Kamu yang putus kan, saya balik ke ruangan dulu!" lalu ia pun pamit duluan.

"K-kok saya tuan?" tanya Zefta merasa belum yakin kepada dirinya sendiri.

"Kamu cukup bisa diandalkan Zef, saya lagi ada masalah okey?" tuturnya meminta tolong.

"Baiklah," kata Zefta akhirnya setuju.

tersenyum samar, Kei pun segera meninggalkan rapat. Detik setelah Kei  pergi dan Karyawan pun mulai sibuk berbisik-bisik.

ya bagaimana? Baru kali ini soalnya. Orang penggila kerja, melamun ketika kerja? Orang yang paling tegas saat rapat. Lah sekarang?

Kei sudah banyak berubah.

****

Mengerang kesal, setelah memeriksa ponselnya lagi-lagi belum mendapatkan balasan. Kei meremas ponselnya kuat.

"Apa dirinya sesibuk itu? Saya cuma butuh kabarnya saja, apa sesusah itu?" Kei memasang ekspresi kesal. Kali ini benar-benar kesal.

melempar pelan, ponsel ke atas meja. Kei menyandarkan tubuhnya ke kursinya lalu mulai mememutarkannya.

"Ceya saya bisa gila!" ucapnya sambil menekan kepalanya.

"Seorang Keiro menjadi gila karena wanita?" kata seorang wanita, tiba-tiba masuk tanpa meminta izin.

"Itu mustahil kan?" dan mendekati Keiro, lalu memutar kursi Kei untuk menghadap ke arahnya.

"Tera?" ekspresi Kei berubah menjadi dingin dan datar.

"Hai," sapa gadis beranama Tera itu, atau lebih tepatnya sang mantan.

"Ngapain kamu disini?" Kei langsung mendorong tubuh Tera kemudian menjauh.

"Mama kamu tidak bilang?" tanya Tera dengan ekspresi dibuat-buat.

"Bilang apa?" tanya Kei ngenggas.

"Mulai hari ini aku resmi jadi sekretaris kamu," ujar Tera dengan senyum bahagia.

"Jangan bercanda," kata Kei dingin.

"Ayolah Kei, apa kamu pernah lihat aku bercanda?" Tera kembali mendekati Kei.

"Kalau gitu, pergilah, saya tidak butuh sekretaris!" seru Kei dengan tatapan sinis.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now