Part 23❦︎ 𝐁𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐝𝐮

80 4 0
                                    


"Beneran boleh ikut?" tanya Ceya memastikan.

Dengan penampilan yang sudah berbeda Ceya yang saat ini sedang digandeng oleh siapa lagi kalau bukan Kei. Mulai merasa gelisah.

"Beneran dong, anggap aja bulan madu kita yang sempat tertunda!" kata Kei dengan percaya diri tingkat dewa.

Baru kali ini ia ingin berpergian jauh tapi begitu bersemangat. Apalagi saat membahas tentang bulan madu yang sempat tertunda dulu.

Ceya yang merasa bingung, kini mengerutkan keningnya.

"Baru tau Ceya kalau bulan ada madunya Kei," kata Ceya antara polos atau memang dungu kalau kata Kei mah.

"Bulan madu cantik," ralat Kei membenarkan perkataan Ceya.

Ceya yang masih belum paham. Kini mengambil ponselnya, untuk mencari arti dari bulan madu yang Kei bicarakan.

"Bentar Ceya cari digoogle artinya!" seru Ceya, lalu mulai mencarinya digoogle.

dan setelah menemukannya.

"Udah tau kan?" Kei segera bertanya, berharap ya kalau istrinya itu sudah paham walau hanya sedikit.

tapi tetap saja.

"Masih belum ngerti," memang dungu beneran. Yaudah gak papa, lagian Kei udah terbiasa dengan kedunguan istrinya itu.

"Yaudah kita langsung praktekin setelah sampai disana!" seru Kei begitu antusias.

sampai membuat Ceya senang dengan keantusiasan suaminya.

"Tuan kita sudah sampai," sela Zefta setelah memarkirkan mobil mereka tepat diparkiran bandara.

"Terima kasih Jef," kata Kei, lalu mengajak Ceya untuk keluar.

kemudian mereka bertiga pun pergi untuk menuju lapangan luas tempat pesawatnya saat ini berada.

dan setelahnya sampai, mata Ceya seperti hampir mau lepas.

Begitu besar dan keren kalau menurut Ceya.

"Wah ini pesawat pribadi milik keluarga kamu Kei?" tanya Ceya dengan ekspresi tidak percaya.

Dengan bangga diri Kei menjawabnya."Iya, pesawat kamu juga!"

mengerutkan kening bingung, Ceya berpikir tidak seperti biasanya.

"Terus kenapa pesan tiket segalah?" tanya Ceya tidak mengerti, jika mempunyai pesawat pribadi. Lalu untuk apa buang-buang uang lagi?

"Karena lebih enak beramai-ramai," kata Kei. Menurutnya, karena dirinya termasuk orang yang lebih suka ditempat yang ramai.

"Bisa begitu?" tanya Ceya tidak paham.

"Kamu gimana udah pernah naik pesawat?" tanya Kei mengalihkan topik pembicaraan.

"Baru ini sih," sahut Ceya dengan ekspresi cemas.

"Awas jangan sampai mabuk udara," ujar Kei menegur.

"Emang bisa mabuk diudara?" tanya Ceya yang baru kali ini mendengar, ada orang mabuk saat melayang diudara.

"Bisa dong, dilaut aja bisa mabuk!" seru Kei memberitahu.

"Baru tau Kei," kata Ceya dengan ekspresi kagum.

"Makanya kalau belajar, gurunya lagi nerangi itu di dengerin Ceya!" ujar Kei penuh peringatan.

"Iya-iya!" sahut Ceya mengiyahkannya.

lalu mereka bertiga pun naik ke dalam pesawat. Begitu pesawatnya sudah selesai di isi bahan bakarnya.

****

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now