Part 6❦︎ 𝐔𝐧 𝐛𝐨𝐱𝐢𝐧𝐠?

170 30 0
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Ceyana binti Arfan dengan mas kawin uang sebanyak 1 milyar dan mas seberat 100 gram dibayar dibayar tunai!" Mengatakan ijab qobul dengan lancar tanpa terbata-bata. Kei pria itu berhasi membuat gadis disebelah terlihat begitu frustasi.

"Bagaimana para saksi?" apalagi saat mendengar si bapak penghulu bertanya ke para saksi.

"Sah?"

"Sah!"

Tiba-tiba telinga Ceya berdengung, sepasang matanya yang dipenuhi airmata itu membuat pandangannya mengabur.

Menggeleng tidak terima.

Gadis itu berkata dari dalam hati.

"Gak sah!"

walau memang Ceya tidak menerima pernikahan tersebut, dan berniat untuk mengagalkannya.

Tapi kalau sampai Ceya membuat masalah didepan banyak orang. Akan dipastiin papanya akan menyusul mamanya yang saat ini sedang dirawat.

karenanya, gadis itu menahan dirinya.

"Selamat mulai hari ini kalian resmi sebagai pasangan suami istri,"

Tersenyum bahagia Kei menoleh untuk menatap Ceya yang hari ini resmi menjadi istrinya.

"Nyenye," tak sepeti Kei yang terlihat bahagia, gadis itu malah memasang ekspresi wajah mengejek saat pak penghulu memberi ucapan selamat untuk mereka.

"Cey!" tegur Arfan kepada sang putri.

Lalu Ceya menguap.

"Hah ... ngantok!"

Melihat tingkah Ceya, tamu yang datang jadi bergosip.

Ya gimana tidak, sejak tadi pengantin wanita itu memasang istri seperti orang tertekan. Lalu kini malah?

"Apa benar wanita itu istrinya pak Kei?"

Dua pegawai kantor tempat Kei bekerja itu mulai meragukan istri bosnya.

Tersenyum miring, Ceya yang mendengar itu main nyela saja.

"Iya benar? Kenapa aneh ya? Jelek? Haha Ceya udah tau itu!" Ucapnya berbangga diri karena menjadi orang jelek.

"Astaga, kenapa pak Kei mau nikah sama wanita malu-maluin ini?"

Tak hanya dua pegawai itu, para tamu yang lain juga penasaran.

"Ya silahkan tanya sendiri sama orangnya," sewot Ceya.

menarik napasnya dalam-dalam, Kei yang sejak tadi menyimak.

Kini ikut berbicara.

"Kalian, berhenti menggosip!" tegasnya ke para tamu yang datang.

"B-baik pak," khususnya para bawahannya.

setelah itu Ratna yang tadi sibuk menyapa para tamu itu kini menghampiri Ceya.

"Ceya," sapa wanita itu dengan ramah.

Ceya yang belum mengenal sosok wanita dihadapanya, hanya bisa menyipitkan matanya.

"Ceya dia omah saya," ujar Kei baru ini mengenalkan sang omah.

"Omah?" Kepala Ceya memiring. Maniknya yang menyipit itu kini mengedip.

"Iya, mulai hari ini saya juga omah kamu Ceya." Ratna tersenyum senang saat mengatakan itu.

"Tolong jaga Kei mulai dari sekarang ya?" lanjutnya berujar, meminta tolong agar nanti masa depan Ceya lah yang merawat Kei menggantikanya.

"Ngapain dia kan udah gede, bisa cebok sendiri!" balas Ceya dengan ekspresi mengejek.

"Haha ...," Ratna tertawa mendengarnya.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now