Part 9❦︎ 𝐂𝐢𝐮𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐂𝐞𝐲𝐚!

116 27 0
                                    


"Habis dari mana kalian?!" baru saja pulang, tapi pertanyaan sudah mereka dapatkan. Siapa lagi yang akan bertanya begitu sinis kepada mereka kalau bukan Rin.

"Ah mulai hari ini Ceya bakal sekolah lagi," ujar Kei memberitahu.

"Udah gila kamu?!" Rin pun marah, bagaimana tidak. Namanya berserta Alberta. Seluruh keluarganya akan malu jika mendapati menantunya itu masih seorang pelajar SMA. Belum lagi pernah tinggal kelas.

"Kei itu sama aja mau bikin keluarga kita malu," lanjutnya dengan ekspresi marah.

lalu Rin mengalihkan pandangannya dan beralih menatap Ceya.

"Hei gadis bermasalah, apa tidak bisa kamu sekolah dirumah?" ujar Rin yang sudah muak.

"Sudah baik anak saya mau menyekolahkan kamu walau dirumah," karena sekarang juga mulai menguasai putranya.

"Gak usah banyak tingkah!" tegasnya kepada Ceya.

Ceya yang dimarahi seperti itu bersembunyi dibalik tubuh Kei.

"Ma! Kei yang mau Ceya sekolah seperti biasa," ujar Kei menyelah, memberitahukan jika dirinya lah yang menginginkan Ceya untuk kembali bersekolah seperti biasa.

"Dan kalau ada yang tau gimana?" namun Rin masih belum menerimanya.

"Kamu bisa dianggap mempergunakan posisi kamu sebagai pemimpin Kei!" karena jika Kei sampai ketahuan maka rumor tentang dirinya yang telah menggunakan kekuasaan demi membuat Ceya sekolah lagi. Akan menyebar dan itu akan membuat nama Alberta malu.

Ceya semakin merasa bersalah, seharusnya ia tidak keras kepala yang menginginkan sekolah bebas. Karena ia sendiri tidak tau jika Kei akan dimarahi seperti ini karena ulahnya itu.

"Sudah lah Rin, Kei sudah dewasa dia bisa berpikir apa yang terbaik untuk istrinya," sela Ratna yang sejak tadi menyimak.

Wanita itu sedang duduk bersama menantu laki-lakinya, Papa Kei. Dimeja makan.

"Kita sebagai orangtua memang boleh ikut campur masalah anak, namun itu juga ada batasannya!" lanjut Ratna memberi ceramah.

"Ma!" dan Rin sama sekali tidak menyukainya.

"Tidak masalah, Ceya bisa lanjut sekolah seperti biasa. Asal jangan sampai ada yang tau," kata Ratna sambil menatap Ceya yang seperti orang ketakutan..

"Ceya kamu bisa dipercaya kan?" sambungnya bertanya.

Ceya dengan cepat menganggukan kepala.

"Hem, Ceya janji gak akan ngasih tau ke siapapun!" janjinya dengan wajah serius.

"Bagus," Ratna tersenyum.

"Kalau begitu, kita tidak usah lagi membahas soal ini. Dan mari kita makan," ujar wanita itu kepada seluruh keluarganya.

"Cih," Rin memasag ekspresi marah.

"Hilang selerah makan ku," setelah itu pergi.

"Aku juga," dan suaminya juga ikut pergi meninggalkan meja makan. Beserta keluarga.

"Ceya, jangan diambil ke hati." bisik Kei kepada istrinya.

Menghela napas, Ceya menjauh dari Kei lalu berkata.

"Ceya lagi dapat peran menantu yang tidak disukai," kata Ceya dengan ekspresi pasrah.

"Gak juga, nanti lama-lama juga mama dan papa akan menerima kamu sebagai menantunya." ujar Cey agar Ceya tidak bersikap tidak semangat seperti sekarang.

"Hem," Ceya hanya berdehem saja.

Lalu Kei mengajak Ceya untuk duduk dikursi.

"Ayo makan," untuk makan malam bersama dengan omahnya.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now