Part 7❦︎ 𝐒𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢.

Začít od začátku
                                    

****

"Penampilan Ceya gimana?" tanya Ceya, gadis itu saat ini sedang diparkiran rumah sambil berputar memerkan penampilan terbaiknya dihadapan sang suami.

"Ganti!" yang tidak suka dan menyuruhnya ganti.

"Kenapa ini bagus, menurut Ceya penampilan paling terbaik yang pernah Ce-" padahal Ceya ingin memberontak karena Kei menyuruh ganti setelah ia capek-capek berdandan sejak tadi.

"Ganti Ceya kamu kayak orang mau nagih hutang," ya mau gimana lagi? Kei tidak sudi membawa Ceya yang berpenampilan seperti preman penagi hutang.

Belum lagi eyeliner yang dipakai Ceya begitu tebal. Menambah kesan menakutkan. Keknya Ceya emang sengaja ingin menguji kesabaranya.

"Okey, Ceya ganti." kata Ceya kemudian berputar, bersamaan dengan itu Ceya tersenyum puas karena berhasil menjahili suaminya.

"Jangan lama-lama," tegasnya kepada Ceya.

"Ya,"

tapi, lagi kesabarannya diuji.

pria itu menunggu hampir sejam untuk penampilan Ceya yang seperti biasa.

"Penampilan Ceya gimana?" tanya Ceya sambil tersenyum lebar.

menghela napas lelah. Pria itu berkata.

"B aja, tapi yaudah kita buruan berangkat!" serunya.

setelah itu mereka berdua pun masuk ke dalam mobil, dan tak butuh waktu lama. Mobil itu dijalankan.

"Sekolahnya gimana?" tanya Ceya ditengah perjalanan menuju sekolah.

"Btw jendelanya ada berapa banyak Kei?" tanyanya lagi dengan ekspresi kepo.

"Kenapa kamu tanya jendela?"

Kei yang sedang fokus menyetir itu sekilas melihat ekspresi Ceya yang terlihat sedang merencakan sesuatu.

"Mau Ceya lempari pakek batu lah!" kata gadis itu dengan penuh semangat.

"Gak mempan," ucap Kei dengan lantang.

"Why?" tanya Ceya dengan manik menyipit tajam.

tersenyum penuh keusilan. Pria itu berkata.

"Karena sekolah saya gak sembarang sekolah, kacanya termasuk. Dan anti peluru," dan memberitahu jika kaca disekolahnya tidak akan pecah hanya dilempar dengan sebuah batu.

"Kan peluru, Ceya bilang batu!" seru Ceya membenarkan ucapan suaminya.

karena yang ada pikiran Ceya adalah, kaca dan peluru itu berbeda.

Dan peluru dipakai hanya untuk menembak orang

Itu yang Ceya pikirkan.

"Dungu!" sembur Kei mengatai istrinya.

"Menurut kamu lebih kuatan mana peluru sama batu?" tanya Kei mencoba mengukur kepintaran istrinya.

pertanyaan gampang seperti ini pasti Ceya tau. Karena anak kecil saja tau itu.

"Batu dong," jawab Ceya dengan percaya diri.

manik Kei sempat membulat.

"Kalau saya tembak kamu pakai peluru, mati gak?" tanya Kei memberikan sebuah pentunjuk.

"Ya, mati," jawab Ceya agak bingung.

"Kalau pakai batu?" tanya Kei lagi.

"Paling sakit, kalau kenak kepala ya pasti bocor!" Ceya mengucapkannya dengan ekapresi polos.

M𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐀 𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 𝐖𝐢𝐟𝐞Kde žijí příběhy. Začni objevovat