Chapter 22 : Putri!?

1.9K 208 154
                                    

" Ayo maju, Arlerish." Ucap yang mulia raja.

Raja Baru aja menyelesaikan kalimat pembukaanya dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh yang telah datang dalam pesta ini. Dan kini, giliranku untuk memperkenalkan diri kepada para keluarga bangsawan yang lain.

Aku pun berjalan menaiki tangga. Kini aku berada diatas mimbar. Aku sedikit merasa gugup karena ini pertama kalinya aku berdiri dimuka umum sebagai tujuan utama dari pandangan mereka.

" Pertama, saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah hadir dalam pesta malam ini. Perkenalkan nama saya Arlerish Heria D Oz'ord, Putra dari Keluarga Kerajaan Duke. Salam kenal..." Aku sedikit menundukan kepalaku kepada mereka. Sesaat setelah perkenalan itu berbagai suara gaduh terdengar.

" Rendahan..."

" Tidak kusangka serendah itu martabat keluarga Oz'ord."

" Anak yang beruntung...."

" Tampangnya boleh juga...."

(Sfx* bisik)

Meskipun mereka berbisik, jangan heran mengapa aku bisa mendengar mereka. Panca indera ku sudah sangat sensitif terhadap sesuatu karena telah mengaktifkan sihir.

Bisikan mereka tidak membuatku marah ataupun kesal. Diantara banyaknya bisikan jelek, aku bisa mendengar beberapa bisikan yang baik kepadaku.

Aku berjalan turun dan tersenyum kebeberapa orang yang ada disini. Aku berjalan melewati mereka.

Musik pengiring dansa telah dimainkan. Berbagai orang telah sibuk mencari pasangan dansa. Aku terlalu kaku untuk berdansa, jadi aku memutuskan untuk keluar. Lebih tepatnya kini aku berada di balkon.

Baru saja ingin keluar, aku melihat seorang wanita sedang menatap langit malam. Warna Rambut, ukuran badannya, dan juga sorotan matanya sangat tidak asing bagiku. Sepertinya aku pernah melihatnya entah dimana.

Pandangan ku semakin lekat melihatnya. Tanpa sadar dia menoleh ke arahku dengan wajah terkejut.

" Arlerish?..." Ucap gadis tersebut sambil tersenyum. Senyuman itu membuatku teringat pada....

" Charl!? Kau benar benar Charl!!" Tanpa sadar aku berlari dan memeluk dirinya. Entah mengapa aku melakukan hal ini secara spontan.

Sebenarnya aku dan dia tidak terlalu saling kenal, dan juga kami hanya bersama beberapa jam saja. Entah mengapa aku sangat rindu padanya yang tiba tiba saja menghilang dariku.

" Arlerish.... Apa yang kau lakukan!?" Wajahnya kini memerah. Aku hanya bisa tersenyum padanya dan melepaskan pelukanku.

" Seharusnya itu pertanyaan ku. Apa yang kau lakukan sehingga tiba tiba saja menghilang tanpa kabar?"  Ucapku yang bahkan tidak melepaskan genggaman kedua tanganku dari bahunya.

" Aku hanya ingin pulang." Suaranya seidkit gugup. Wajahnya kini semakin merah padam. Aku mengabaikan hal itu dan masih melihat kearah matanya.

" Pulang? Lalu mengapa kau ada disini?" Tanyaku heran. Aaaah, aku paham. Mungkin saja dia salah satu anak bangsawan disini.

" Ini rumahku Arlerish...."

" Hahaha, iya iya. Aku akan berkunjung..."

••••sfx*Hening••••

" Ha!? Rumahmu!? Istana!?" Teriakku tidak percaya. Istana adalah rumahnya? Jika benar begitu... Tidak salah lagi, Charl adalah Putri Charlotte.
" Putri Charlotte?" Tambahku.

" Kau yang disebut Penyihir Jenius ternyata tidak se-jenius namamu ya.. Charl diambil dari Charlotte. Bahkan itu nama samaran yang amat jelas. Dasar kau ini...." Kini dia tertawa didepanku. Baru saja aku di beri julukan Penyihir Jenius yang membuatku melayang tinggi, kini aku harus jatuh ke dasar Palung karena julukan ku sendiri.

Aku hanya tersenyum kikuk ke arahnya. Dia malah tersenyum amat manis kearahku. Aku masih melihat lekat ke arah matanya, begitu pula dengannya. Sebenarnya aku bingung sedang apa aku ini. Aku terlihat seperti drama Romeo and Juliet sekarang.

" Arlerish?"

"Y-ya!" Panggilannya membuatku tersadar dari lamunanku. Aku langsung melepaskan kedua tanganku dari bahunya. Aku memalingkan wajahku seolah tidak terjadi apa apa.

Dia lagi lagi menertawakan diriku.

" Hey... Mau berdansa denganku didalam?" Ajakan Charl berhasil membuatku kembali menoleh kearahnya dengan ekspresi terkejut.

" Aku tidak mahir berdansa..."

" Tidak apa.. Aku akan membantumu..." Charlotte kini mengulurkan tangannya kearahku. Menurutku ini terbalik, karena biasanya yang mengulurkan tangan saat mengajak berdansa adalah pasangan lelaki.

" Baiklah, jangan salahkan aku bila kakimu aku injak."

" Tentu saja." Jawabnya penuh senyuman.

Akupun menyambut uluran tangan miliknya. Charlotte tampak sangat anggun ketimbang terakhir kali aku bertemu dengannya. Pertama kali bertemu  dengannya aku kira dia adalah gadis yang aneh. Bertanya yang tidak tidak padanya. Namun tampaknya itu salah. Charlotte adalah seorang putri yang amat anggun, walau kemarin pelit ekspresi.

==============

Konnichiwa mina-san...!

Maaf bila chapter kali ini terlalu pendek. Bukan tanpa alasan, author sengaja melakukan hal ini.

Alasannya : Next Chapter, akan sedikit berbumbu romance yang amat kental.

Just that... I hope you're enjoying this chapter.

Terimakasih atas kunjungannya!!

Re : Life Be A Genius MageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang