Chapter 19 : Prolog (Arc 2)

2.1K 230 55
                                    

Tadi malam, yang tidak bisa dikatakan malam dan lebih tepatnya pagi, aku membawa pulang dua belas Elf muda. Semua yang ada di dalam rumah tersebut hanya bisa terkejut. Mau tidak mau aku menceritakan semuanya pada ayah dan Siegfried yang ada disampingnya.

Ayah memang sangat baik. Ia mengangguk paham dan juga membiarkan mereka tinggal disini. Namun, mereka harus bekerja. Lagipula katanya, mereka sudah dibeli olehku dan bebas mau ku apakan. Kata kata yang sungguh menyeramkan bukan?

Aku putuskan untuk membuat mereka menjadi pelayan rumah. Namun ayah menolak dengan keras hal itu. Kami pun berdebat panjang. Padahal kepala ku sudah sangat pusing. Akhirnya ayah memiliki sebuah ide yang menurutku gila.

Ia berkata bahwa akan membagi dua kelompok. Kelompok pertama adalah Elf yang bisa bertarung dan berguna untukku. Mereka diberi tugas menjadi pelayan serta pengawal pribadi. Kelompok lainnya akan tetap di rumah dan menjalani hari hari sebagai pelayan di rumah bangsawan ini. Meskipun menjadi pelayan, mereka diberi kebebasan dan berada di bawah tanggung jawab Siegfried.

Mengapa para elf ini lebih dipercaya dalam melayaniku? Yah, menurutku ini mudah. Mereka memiliki kekang budak untuk tidak melanggar perintahku. Mereka mustahil bisa menghianati diriku. Oleh sebab itu ayah percaya pada mereka, termasuk Althra.

Althra adalah seorang ikemen yang dengan senang hati melayani diriku. Mengapa demikian? Ia menjelaskan bahwa ia tidak memiliki alasan untuk bertarung tanpa melindungi seseorang. Jadi ia ingin melindungi ku, beserta para Elf yang berada di bawah tanggung jawab ku.

Setelah semua masalah diatas selesai, aku menemui sebuah masalah baru. Varlerish dan Irish memasang wajah yang amat menegangkan di dalam kamarku.

" Selamat pagi, tuan...." Irish yang melihatku langsung menyapaku dan tersenyum padaku. Namun senyuman itu, seperti senyuman seorang pembunuh yang haus darah. Kau tau? Wajahnya itu sangat mengerikan....

" Ah,, hahaha selamat pagi Irish." Aku menggaruk bagian belakang kepalaku yang tidak gatal sama sekali. Aku mencoba tersenyum padanya, walau terlihat jelas senyuman ku pasti sangat kaku.

"Kak..." Aku mendengar sebuah suara lembut memanggil diriku. Tanpa pikir dua kali aku langsung menoleh dan mendapati Varlerish tengah tertunduk.

" Ada apa?" Tanyaku. Dia langsung mendongak dan menatap sinis ke arah mataku.

" Penjahat kelamin!" Kalimat Varlerish menusuk jauh kedalam diriku. Hatiku nyeri....

Deg....

Dewa,, apakah aku penjahat kelamin? Apa yang salah dariku? Aku tidak pernah......... Seseorang..... Bagaimana bisa adik imutku mengataiku penjahat kelamin!??

" Eeeeh,....." (Arlerish)

" Tuan membawa pulang dua belas gadis Elf muda dan cantik untuk dijadikan pelayan. Apakah aku dan Adelina tidak cukup bagi tuan? Apakah pelayanan kami kurang? Jika perlu kami akan melayani tuan setiap malam." Ucapan Irish membuatku tersedak dan batuk.

Apa apaan itu? Apa maksud dari kalimat nya!? Mereka marah karena aku membeli budak? Karena hal itu Varlerish mengataiku penjahat kelamin?.

" Hei Irish, bukankah itu curang? Yang boleh tidur dengannya malam ini hanya diriku." Aku hanya bisa diam mendengar perkataan Varlerish. Padahal aku baru saja ingin tidur sekarang, namun tampaknya hal itu mustahil. "Itu hukuman bagimu kak, Karena tidak pulang dan pergi diam diam..." Tambahnya lagi wajah imut dan tegas.

" Yaa.... Lakukan sesukamu." Ucapku sambil berjalan kedepan. Aku langsung mengusap lembut kepala mereka berdua.

Mengusap lembut kepala wanita yang sedang marah dan cemberut adalah salah satu yang di ajari oleh ayahku, Roma. Kuharap hal ini bisa berguna untuk meredakan amarahnya mereka.

Namun, tampaknya bukan makin mereda menurutku malah semakin marah. Wajah mereka semakin memerah padam. Aku langsung menarik tanganku dan bergegas ketampat tidur hanya untuk berbaring.

" Kakak, bodoh!" Setelah mengucapkan hal itu Varlerish langsung berlari ke luar ruangan. Aku hanya menatap heran kepadanya yang berlari keluar.

Aku hanya bisa menghela nafas lesu. Adik imutku mengatai diriku lagi. Hari ini sudah berapa kali adikku menyakitiku dengan kata katanya.

Aku langsung berbaring di atas kasur. Menutup mata dan tak menghiraukan Irish yang diam sedari tadi. Aku rasa dia sangat marah dan aku tidak ingin membuatnya semakin marah.

" Tuan?.." Suara seorang yang lembut menerpa diriku. Suara itu terletak di samping ranjang yang sedang menjadi tempat tidurku. Aku menoleh dan mendapati Adelina tengah berdiri sambil tersenyum ramah padaku.

" Ah, ya?" Seketika aku langsung duduk dan menatapnya.

" Anda tidak lupa kan dengan jadwal kita malam ini?" Tanya lembut Adelina.

" Ah.....hahaha." Aku hanya bisa tersenyum cengengesan. Aku benar benar tidak mengetahui apa-apa tentang malam ini. Apa yang telah aku lupakan?

" Dia pasti lupa. Hanya Elf yang ada di ingatannya... Hump!!" Irish yang sedari diam berdiri mematung dengan wajah merah kini angkat bicara. Aku hanya menoleh tidak percaya dengan apa yang barusan ia katakan...

" Bukan begitu, Irish..." Baru saja aku ingin berdiri dan menghampirinya dia langsung menghilang dan kembali kedalam tubuhku.

Aku hanya bisa terduduk lesu dan menghembuskan nafas yang amat berat. Saking beratnya mungkin Adelina bisa mendengarnya.

" Jadi jadwal malam ini apa?" Tanyaku pada Adelina.

" Tuan akan dikenalkan oleh yang mulia Raja sebagai putra keluarga Duke Oz'ord."

Bagaimana aku bisa lupa acara sebesar ini? Malam ini akan menjadi perjamuan besar hanya untukku di istana. Jika di dunia lamaku ini disebut Dinner Party.

" Oh sekarang aku ingat.... Jadi bangunkan aku jika sudah waktunya.." Aku kembali merebahkan diriku diatas ranjang. Kepalaku pusing dan sangat mengantuk.

" Apa yang anda katakan tuan? Adeliana kakak saya akan mengajari anda berdansa sekarang dan sopan santun di kerajaan. Jadi mohon persiapkan diri anda..." Aku hanya bisa menepuk jidatku mendengar penjelasan dari Adelina.

Aku kembali menutup mataku.

" Tuan....."

" Baik baik!!"

Dengan berat hati aku akhirnya beranjak dari tempat tidurku.

================

Re : Life Be A Genius MageWhere stories live. Discover now