Chapter 21 : Permintaan Tolong

1.9K 228 19
                                    

Karena terlalu banyak berfikir aku sampai lupa waktu. Ayah sudah memanggilku untuk menuju ruang pertemuan pribadi milik raja. Sebenarnya aku heran mengapa harus diruangan pribadi? Kenapa tidak langsung memperkenalkan diri di aula pesta? Ada yang tidak beres disini.

Dan kini aku tengah duduk menunggu kedatangannya bersama ayah. Jangan tanya Varlerish dimana, sudah jelas dia pergi keluyuran keliling istana.

Suara pintu itu akhirnya berbunyi. Seorang lelaki melangkah masuk dengan wibawa yang luar biasa. Aku cukup terkejut melihat kapasitas mana-nya yang cukup besar. Setidaknya tidak setipis milik ayah.

Saat lelaki itu memasuki ruangan, ayah dan diriku langsung berdiri. Kami memberikan salam kepadanya.

" Lama tidak berjumpa, Aniki.." Sapa ayah kepada-nya. Entah mengapa aku merasa ada sorotan tajam dari tatapan mereka berdua.

" Ya, sudah sangat lama......" Kini tatapan itu semakin dalam menuju mata ayah.
" Terakhir kali kau kemaei tiga bulan yang lalu..."

" Jika tidak perlu datang, aku tidak akan datang hari ini. Namun, aku ingin memperkenalkan putraku kepadamu....." Ayah menoleh kepadaku.

" Perkenalkan nama saya Arlerish Heria. Bisa dipanggil Arlerish, umur enam belas tahun. Salam kenal..." Aku menyadari kode ayah langsung membungkuk dan memperkenalkan diri.

Setelah aku memperkenalkan diriku, ruangan yang berisi tiga orang ini tiba tiba senyap. Keduanya sudah saling tatap dan seolah mengabaikan perkenalan diriku tadi. Dasar dua bersaudara aneh....

" Oh, jadi kau putra barunya. Ayo kita pergi ke aula...." Ajak yang mulia raja. Kini dia berbalik dan melangkah menuju pintu keluar.

Apa apaan ini? Bukankah ini sangat aneh? Tidak seharusnya berkahir seperti ini jika memang dia hanya ingin mengenalku, Kenapa harus diruang pribadi miliknya?

Tunggu sebentar. Disini sama sekali tidak ada mana hitam. Tidak ada mana menjijikan yang menyelubungi ruangan ini. Aku merasa ada aliran mana bersih disini.

" Mohon maaf yang mulia. Bukankah masih ada yang ingin anda sampaikan?" Sepertinya ucapanku membuatnya berhenti melangkah.

" Putraku yang satu ini pintar dan kuat. Kau takkan bisa membodohinya....." Ayah malah duduk dengan sombongnya. Seolah ia tengah menantang kakaknya sendiri.

Dari belakang tampaknya dia sedang berpikir sangat keras. Walau tidak melihat wajahnya, aku tau karena melihat kepalan tangannya yang bergetar.

" Ayolah,.... kesampingkan harga dirimu yang bodoh itu, sampaikan saja yang ingin kau sampaikan...." Aku menatap heran kedua saudara didepanku ini. Aku heran mereka ini berselisih atau malah sebenarnya akrab?

" Harga diriku tidak bodoh. Hanya saja......" Ucap Raja sedikit menekan kalimatnya.

Aku tersenyum simpul mendengarnya. Dia seolah menjadi lelaki yang lembut.

" Hanya saja kau tidak ingin dianggap remeh? Begitu kan?" Ayah sepertinya berhasil memojokkan kakaknya itu.

Raja hanya melihat kearah bawah dan mengangguk. Aku ingin sekali rasanya tertawa. Yang mulia raja seperti seorang anak kecil yang sedang dimarahi ibunya....

" Arlerish...." (Segre)

" Hm, hm. Jadi masalah apa yang ingin saya bantu?"

" Sepertinya aku harus menceritakan latar belakangnya terlebih dahulu...." (Raja)

" Saya rasa tidak perlu, langsung titik masalahnya saja." Menceritakan semua dari awal akan memakan waktu lama. Terlebih lagi aku harus bertemu putri Charlotte secepatnya.

" Semua berawal dari pertemuan enam raja."

Dia bahkan tidak mendengarkan ku!!!!

" Disana, kami berkumpul dalam academy Orladios untuk membahas kebangkitan seekor naga. Kami semua membahas tentang tujuan utama kesatria kerajaan untuk menyelamatkan warga saat terjadi gelombang Monster. Pada awal perinsipnya seperti itu, namun semakin kesini prioritas utama mereka kini berpusat pada memburu para naga....

Kebangkitan naga yang keenam berhasil membuat kerajaan Velliura hancur berkeping keping. Bahkan kesatria kerajaan yang lalu, tidak berani menghadapi gelombang Monster keenam. Pada akhirnya kerajaan ku diremehkan dan dianggap lemah. Dan aku tidak menyukai hal itu.

Kematian pemimpin kesatria kerajaan Velliura menjadi tolak ukur kerajaan kami untuk mencari seseorang yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Lalu datanglah seseorang dengan kekuatan yang amat luar biasa. Menguasai dua elemen yang masing masing menjadi kelemahannya sendiri. Orang itu sangat luar biasa.

Dan entah mengapa lama kelamaan ada yang aneh dengan dirinya. Bukan, tapi kerajaan ini. Aura gelap menyelubungi setiap sudut ruang di istana ini."

Aku hanya mendengar dengan memasang ekspresi mau tidak mau mendengar. Tapi dari penjelasan tersebut aku dapat menyimpulkan sedikit bahwa para kesatria kerajaan sekarang dilatih untuk membunuh naga.

Menurutku inilah konspirasi-nya. Jika naga terbunuh, maka iblis akan dengan bebas menguasai dunia. Maka satu hal yang kudapatkan adalah iblis telah berhasil menghasut para manusia.

" Hmm, baiklah yang mulia. Jadi hal apa yang harus kulakukan untuk menolong anda?" Tanyaku sambil tersenyum ramah, namun sadis.

" Ku mohon, selamatkan kerajaan ini. Aku tidak ingin melihat kehancuran dari kerajaan ku lagi..."

Aku diam dan berfikir sejenak. Aku tengah memikirkan sebuah rencana dengan sangat matang. Jika lawanku adalah seorang yang memiliki kekuatan besar, maka harus kukalahkan dengan otak dan juga kemampuanku sendiri.

" Satu hal yang ingin saya pastikan, yang mulia..."

" Apapun itu...Arlerish."

" Berjanjilah untuk tidak pernah mencegahku melakukan tindakan sendiri."

Tampaknya raja terdiam dan sedang memikirkan keputusannya. Aku tau betul menjadi pemimpin berarti memilih keputusan yang terbaik bagi anggotanya. Begitu pula dengan raja yang harus menjamin keselamatan masyarakat-nya sendiri.

Ekspresi ragu mulai terukir diwajahnya. Sebenarnya itu hal wajar mengingat aku adakah orang yang asing bagi kerajaan. Tapi apa boleh buat, jika aku dikekang aku tidak akan menemukan sumbernya.

" Percayakan saja pada anakku, sang penyihir jenius." Seru ayah memecah ekspresi ragu di wajah yang mulia raja.

" Tunggu sebentar, Penyihir Jenius?" Tanyaku heran. Aku saja belum pernah mengetahui bahwa aku memiliki sebutan seperti itu.

" Ah, hahaha. Diego menyebutmu Penyihir Jenius karena bisa mengalahkannya dalam waktu singkat. Mengingat umurmu baru menginjak 16 tahun, Kau dianggap mutiara Velliura sekarang..." Ucap Yang Mulia Raja. Aku hanya bisa tersipu malu mendengar hal itu. Tapi bukankah itu berlebihan? Yah meski aku memilih takdirku sendiri menjadi jenius ternyata aku belum lari dari takdir pilihan mutlak. Jika sudah lari, mungkin aku sudah menjadi wanita lagi....

" Jadi bagaimana, Aniki?" Tanya ayah lagi sambil berlagak sombong. Disini aku malah berfikir ayah seperti Raja sekarang.

" Baiklah, Arlerish. Lakukan sesukamu. Tapi jika kau mengancam kerajaan Velliura, aku tidak akan segan segan melawanmu."

Aku hanya tersenyum simpul.

" Dengan senang hati, Yang Mulia...."

Itulah akhir dari obrolan kami. Kini aku dengan Raja dan Ayah berjalan di lorong istana. Para tentara istana berbaris rapi menyambut kami bertiga dengan sedikit menunduk. Hingga kami pun sampai didepan pintu aula lokasi pesta diadakan.

===============

Re : Life Be A Genius MageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang