[31] Kesalahpahaman

74.8K 3.1K 32
                                    

Give me your vote and comment.

*****&*****

Ray bercanda bersama dua sahabatnya di taman kampus sebelum kelas dimulai. Beberapa gadis yang lewat dan melihat Ray tertawa, merasa senang juga terpesona. Ray memang menarik bagi kaum hawa mulai dari yang seangkatan dengannya ataupun senior. Wajah yang tampan dan otak yang lumayan pintar menjadi pusat daya tarik pria itu.

"Ray." Namanya dipanggil, Ray menoleh. Wajah bahagianya lenyap ketika melihat siapa yang memanggilnya.

"Mau apa lagi sih lo?"

"Jangan langsung marah begitu dong, Ray. Aku cuma mau bilang ke kamu kalau kemarin aku lihat Sinta sama cowok lain di taman." Mendengar penuturan Cia, Ray tertawa sumbang.

"Terus, lo pikir gue percaya? Sinta mana mungkin selingkuh."

"Serius Ray, aku gak bohong. Aku ada buktinya kok." Cia membuka ponsel. Lalu, dia menunjukkan beberapa foto pada Ray.

"Bangsat!" Ray mengumpat kasar melihat foto yang Cia tunjukkan. Nicholas dan Indra yang tadinya tak ikut campur langsung melihat foto yang Cia tunjukkan.

"Itu pasti editan kan?!" Ray bertanya dengan emosi.

"Kurang kerjaan banget aku edit foto Sinta sama cowok lain," ucap Cia. Ray pergi meninggalkan Cia dan kedua sahabatnya. Nicholas dan Indra mengejarnya. Mereka memegang bahu Ray.

"Lo sabar dong. Cowok itu kan cuma Bintang."

"Oleh karena itu Bintang, gue emosi Nic! Lo tahu sendiri kan tatapan Bintang saat masih bareng Sinta? Tatapan itu lebih dari tatapan seseorang pada sahabatnya!"

"Terus sekarang lo mau kemana?"

"Gue mau pulang."

"Pulang? Lo mau marahin Sinta?"

"Gak kok. Gue cuma mau minta penjelasan sama dia. Udah, lo berdua gak usah ikut campur. Gue titip absen." Setelah itu, Ray memakai helm. Dia menyalakan mesin motor dan mulai menjalankan motornya keluar dari area kampus. Hati Ray sungguh panas.

***

Ray langsung masuk ke dalam rumah. Dia langsung menuju kamarnya. Dilihatnya Sinta tengah menggoyangkan ayunan kembar. Sebelum mendekat, Ray menarik nafas mencoba meredakan sedikit emosinya. Dia tidak mau sampai kebablasan dan berakhir ribut besar.

"Sini." Sinta terkejut ketika Ray meraih tangannya dan mengajaknya menjauh dari kembar.

"Loh, kok kamu udah pulang? Bukannya baru berangkat beberapa menit lalu?"

"Kemarin kamu beneran belanja bulanan?" Sinta mengangkat satu alisnya mendengar pertanyaan Ray.

"Iya kok. Kan kamu bisa lihat isi kulkas penuh."

"Tapi, setelah itu kamu jalan sama Bintang kan?"

"Iya, tapi cuma di restoran habis itu ke taman. Aku gak pergi kemana-mana kok. Aku juga cuma mengobrol biasa karena udah lama gak ketemu."

"Kenapa kamu gak bilang aku hah?!" Sinta terkejut mendengar bentakan Ray. Selama menikah, baru kali ini Ray membentaknya sekeras ini.

Married By AccidentWhere stories live. Discover now