[18] Perdamaian

83.7K 3.4K 27
                                    

Give me your vote and comment.

*****&*****

Setelah bercerita segalanya, Ray menyuruh Nicholas mengobatinya. Dengan setengah hati, Nicholas mau mengobati Ray. Jika saja Ray bukan sahabatnya sejak kecil, mana mau Nicholas disuruh-suruh seperti ini. Lebih baik dia menambah luka di wajah Ray agar pria itu sadar dirinya memang bejat.

"Sakit bego!" Ray mengerang ketika Nicholas mengobati lukanya.

"Ngatain gue bego! Masih syukur gue obatin." Nicholas menekan kuat luka Ray. Dia kesal dengan sahabatnya yang satu itu.

"Shhh..." Ray meringis lagi.

"Lagian lo juga bego. Kenapa gak lawan? Biasanya aja, dipelototin doang langsung minta baku hantam."

"Kalau gue melawan, mereka malah gak percaya kalau gue serius tanggung jawab."

"Gak cuma itu dasar gue bilang lo bego. Lo ngapain kesini disaat istri lo dibawa rumah sakit? Suami macam apa lo ini? Malah curhat dan minta gue obatin."

"Gue masih kesel. Kesabaran gue juga ada batasnya. Enak aja mereka seenaknya begitu ke gue. Iya gue salah, tapi gak usah begitu juga."

"Udah sana susulin ke rumah sakit. Ngomel mulu lo. Sinta digondol orang mampus."

"Kok lo nyumpahin sih? Dasar jomblo lumutan."

"Bukan nyumpahin lo brengsek. Coba lo pikir, tadi siapa yang pukul lo?"

"Andre."

"Nah iya, itu Andre bilang udah anggap Sinta adik sendiri. Itu bisa aja omong kosong buat nutupin perasaannya. Sinta itu beda. Dia cantik tapi tomboy. Orangnya juga asik dan ramah. Mana baik banget lagi. Buktinya dia masih mau terima makhluk hina kayak lo," ucap Nicholas.

"Sinta udah jadi milik gue."

"Kalau dia pengaruhi Sinta biar minta cerai lo gimana?" Tanya Nicholas. Ray menjadi panik.

"Gue gak kepikiran itu."

"Buruan pergi, susulin istri lo. Pasti anak lo butuh lo juga."

"Lo ikut, gue gak sanggup hadapi mereka sendiri."

"Dasar bajingan cemen lo! Berani hamilin anak orang gak bisa hadapi begituan sendiri!"

"Gak usah ngomel dan ngatain gue. Nanti lo juga seneng bisa lihat Alfi disana." Nicholas hanya pasrah ditarik Ray pergi. Lagipula, dia mendapat untung juga jika ikut Ray.

*&*

Ray langsung menuju ruang rawat Sinta. Setelah ketemu, Ray langsung masuk. Tatapan horor langsung Ray dapatkan. Nicholas meneguk salivanya. Ternyata sahabat Sinta menyeramkan juga. Apalagi tatapan Alfi. Nicholas menjadi merinding sendiri.

"Masa tatapan mereka seolah mengisyaratkan kalau mereka mau bunuh kita." Nicholas berbisik dengan bergidik.

"Kan apa gue bilang?"

"Lo sih pakai acara hamilin Sinta."

"Diem lo! Gak tahu apa kalau gue udah gugup luar biasa?" omel Ray. Dia dengan hati-hati mendekati Sinta. Dia berdiri di samping Sinta yang sedang terlelap. Ray melirik Alfi. Mungkin dia bisa tahu keadaan Sinta melalui Alfi. Orang yang paling ia kenal disitu juga hanya Alfi.

Married By AccidentWhere stories live. Discover now