39. Sherly

1.8K 101 33
                                    

Iqbaal tak henti-hentinya mencium punggung tangan Steffi. Gadis itu masih memejamkan matanya.

"Bangun Steff, bangun." Tak henti-henti juga Iqbaal mengucapkan kalimat itu sejak hampir setengah jam yang lalu. Tapi tak pernah ada sahutan apapun dari Steffi, dia masih berada di bawah pengaruh obat tidur.

Di klinik, Iqbaal tidak sendirian. Melainkan bersama Aldi, Kiki, juga Sherly-gadis itu memaksa untuk ikut dengannya.

Lengan kiri Iqbaal yang bebas bergerak mengusap kepala Steffi, melihat dengan jelas lingkaran hitam di bawah mata Steffi.

Steffi kurang tidur?

"Kenapa dia bisa sampe di sini?" Tanya Iqbaal tanpa menolehkan kepalanya, maksudnya bertanya pada Aldi dan Kiki yang memberikan kabar kepadanya.

Aldi dan Kiki tak bisa menjawab, hanya saling menyikut satu sama lain.

Iqbaal berdecak marah, menolehkan wajahnya ke arah kedua temannya, menatap keduanya dengan sorot tajam, "kenapa?!" Intonasinya meninggi.

"Steffi-" sahut Kiki kebingungan, dia menyikut lengan Aldi meminta bantuan.

"Kenapa anjing!" Tanya Iqbaal kesal.

Sherly yang sedari tadi terduduk di sofa beranjak bangkit mendekati Iqbaal, wajahnya kesal melihat Iqbaal yang terlihat sangat kacau dengan kondisi Steffi. "Sepenting apa sih cewek ini buat lo? Lebay amat, dokter juga udah bilang kan kalo dia gak bakal mati?" Tanya Sherly sarkastis.

Iqbaal mengeram marah, "gak usah ikut campur!" Bentaknya marah.

Sherly mengembuskan napas sebal seraya menatap Aldi dan Kiki, "siapa yang buat? Haris?" Tanya Sherly santai dengan alis terangkat.

Lengan Iqbaal mengepal kuat begitu mendengar nama Haris. Rahangnya mengeras, dengan mata mulai menggelap menahan amarah, "bangsat!" Desisnya tajam.

Aldi dan Kiki hanya meneguk ludahnya kasar. Melihat bagaimana kemarahan Iqbaal yang sangat tidak main-main kali ini.

"Kasih tau aja" bisik Kiki ketakutan.

"Kalo berantem gimana bego!" Desis Aldi balas berbisik.

"Ya dar-"

"Steffi kenapa bisa sampe ke sini anjing! Gua nyuruh lo berdua ngejagain dia!" Iqbaal murka, dia bangkit dari duduknya, mendekati Aldi dan Kiki dengan wajah marah. Hingga Aldi dan Kiki harus sedikit mundur untuk menciptakan jarak dengan Iqbaal.

"Haris, dia yang buat Steffi sampe di sini" kata Kiki lantang.

"Bangsat!" Desis Iqbaal marah. Dia bergerak cepat menuju pintu, hendak pergi tapi Aldi dan Kiki berusaha menahannya. Sementara Sherly tidak peduli sama sekali, matanya terus terfokus pada Steffi. Masih tak menyangka, Iqbaal menolak dirinya demi memilih gadis cupu yang menurutnya biasa saja.

Suara keributan sampai di telinga Steffi. Gadis itu melenguh seraya mengusap-usap kepalanya.

"Iqbaal?" Panggil Steffi pelan, matanya masih sesekali terpejam. Menatap sekeliling yang terasa buram.

"Steff?" Kata Iqbaal tak percaya. Dia bergerak cepat mendekati Steffi. "Steff, kamu gak pa-pa?" Tanya Iqbaal khawatir.

Steffi tidak menjawab, masih memejamkan matanya beberapa saat, menarik-embuskan napas perlahan. Sesekali memegang kepalanya yang berdenyut.

"Steff, kamu denger aku kan?" Suara Iqbaal masih terdengar samar di telinga Steffi, tapi dia bisa merasakan jika lengan Iqbaal saat ini mengusap-usap kepalanya. "Apa yang sakit?"

"Gue di mana?"

"Kamu di klinik, Aldi sama Kiki yang bawa" jawab Iqbaal lembut, lengannya masih setia mengusap-usap kepala Steffi, dan lengan yang lainnya menggenggam erat jemari gadis itu.

Love Story Iqbaal-Steffi [Completed]Where stories live. Discover now