34. Double date

1.8K 95 26
                                    

    Sudah sekitar 15 menit, Steffi dan Salsha saling diam. Saat ini pukul 4 sore, Steffi datang mengunjungi rumah Salsha.

   Untuk kesekian kali Steffi menghela napas panjang, "Sha," panggil Steffi pelan. Sejak hari di mana Iqbaal mengajaknya nonton, hubungannya dan Salsha memang sedikit merenggang. Salsha sering kali tak membalas pesannya, sekalipun membalas, itu pasti sangat singkat.

    "Apa?" Jawab Salsha acuh tak acuh.

    Steffi menarik-embuskan napas, "lo marah ke gue?"

    "Ngapain gue marah? Gak jelas banget" kata Salsha tanpa menatap Steffi sedikitpun.

    "Soal Iqbaal kemaren—" ucap Steffi menggantung, dia kebingungan sendiri menjelaskannya.

    "Udahlah Steff, lo jadian atau enggak sama dia bukan urusan gue" kata Salsha.

    Steffi mengembuskan napas panjang, "gue gak jadian sama dia Sha," suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca, sudah tak tahu lagi harus bagaimana menjelaskannya pada Salsha. "Gue gak akan jadian sama dia kalo lo marah" katanya lagi.

    Kali ini, Salsha menatap Steffi, melihat bagaimana Steffi mulai menunduk, menyeka sudut matanya yang berair. Dia menghembuskan napas berat, "gue gak marah" kata Salsha pelan yang sontak membuat Steffi menatapnya,"gue cuma takut lo kenapa-kenapa" lanjutnya lagi.

    Steffi tersenyum, dia bergerak memeluk Salsha erat, "gue gak akan jadian sama dia"

    "Lo suka sama dia Steff," kata Salsha.

    Steffi tidak menjawab.

    "Kayaknya Iqbaal juga suka sama lo," kata Salsha memberi jeda, "tapi gue takut dia main-main juga sama lo" lanjutnya lagi, kali ini di barengi helaan napas berat.

    Steffi tetap diam. Sejujurnya, dia pun takut. Sesering apapun Iqbaal mengatakan bahwa lelaki itu menyukainya, tetap saja di lubuk hatinya ada secuil rasa tak percaya.

    "Gue takut kejadian gue dulu, kejadian sama lo juga, gue gak rela Steff," bukannya menjawab, Steffi justru mengusap-usap punggung Salsha. Mencoba menenangkan Salsha yang mulai terpancing emosi. "Udah cukup lo disakitin sama Farrel, gue gak mau sama Iqbaal juga. Lo berhak dapet cowok baik Steff" kata Salsha lagi.

    Steffi terus diam. Tidak tahu harus mengatakan apa, pasalnya, hati kecilnya pun tak menolak kehadiran Iqbaal, meski takut, dia juga tidak mau lelaki itu menjauhinya.

    Salsha melepaskan pelukan. Lengannya bergerak memegang kedua bahu Steffi, menatap dalam mata sahabatnya itu. "Perasaan lo ke dia gimana?" Tanya Salsha serius.

    Steffi menggigit bibir bawahnya ragu, "biasa aja."

    "Bohong!" Kata Salsha sembari berdecak lidah.

    "Serius."

    "Lo suka sama dia Steff, mata lo gak bisa bohong"

    "Terus ngapain nanya?"

    "Jadi bener?" Salsha tersenyum simpul menatap Steffi yang hanya membuang pandangannya. "Yaudah, ikutin kata hati lo"

    Steffi menggeleng, "apaan sih? Gue biasa aja kali sama dia"

    "Sampe kapan sih lo mau tertutup sama gue?" Salsha menatap Steffi jengkel, "udah berapa tahun kita sahabatan? Jangan buat gue merasa jadi orang jahat yang gak tau apa-apa tentang sahabat gue sendiri Steff," katanya sambil mengembuskan napas panjang, "sesakit atau seseneng apapun itu, gue berhak tau"

    Steffi mengembuskan napas sesak, "gue gak mau suka sama dia Sha," kata Steffi sembari menunduk lesu, "gue takut patah hati."

    "Hati lo maunya apa? Ikutin kata hati, supaya lo ngerasa tenang ngejalaninnya" kata Salsha membuat pengertian.

Love Story Iqbaal-Steffi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang