13 - 3 : FRUSTRASI

85 9 0
                                    

“Ah, aku tidak mengerti!” Dae Woong frustrasi. Baru kali ini dia merasa lebih bodoh dari istrinya. Mereka baru saja berkonsultasi dengan Profesor Park dan membicarakan konsultasinya itu di ruang keluarga. Untuk pertama kalinya, ini adalah perbedaan pendapat yang ketat.

“Dong Joo Seonsaeng bilang, sekarang ini ada dua permata rubah dalam tubuh anak kita, dan salah satunya harus dikeluarkan!” Mi Ho ngotot.

“Kalau begitu, keluarkan saja permata es itu!” Dae Woong menyalak.

“Kau ingin membuat putrimu jadi pembunuh?” Mi Ho mendebat.

“Lalu kau ingin anak kita jadi gumiho? Bukankah kau yang paling tidak menginginkan itu?”

Dan ruangan mendingin seketika, seolah bongkahan es meraba dinding mereka. Lalu tiba-tiba bongkahan itu MERETAK. Seul muncul dan bertanya, “Apa maksudnya semua itu?” dan Seul meneror ayah dan ibunya untuk segera memberinya penjelasan.

Setelah menarik napas yang panjang dan dalam, Dae Wong bicara, “Wali Park Na Wi adalah Park Dong Joo yang kami kenal dulu. Dia adalah makhluk campuran yang selalu berganti-ganti identitas, sekarang identitasnya adalah Park Seung Hoon—seorang professor. Kami bertemu dengannya di sekolahmu.

Setelah menyelesaikan kesalah-pahaman dengan pihak sekolah, kami melanjutkan bincang-bincang. Dia menceritakan semuanya, bahwa Na Wi temanmu itu adalah ... gumiho yang dia temui saat berkunjung ke suatu desa di Jepang. Karena merasa makhluk itu amat malang, Park Dong Joo membantunya.

Makhluk itu awalnya adalah rubah kecil yang berhasil bertahan hidup di bawah timbunan es selama seribu tahun. Begitulah dia menjadi gumiho. Seiring berjalannnya waktu, kemampuan dan kehebatannya sebagai siluman juga terus bertambah. Tapi dia tidak bisa mengendalikan semuanya. Dia sering melukai orang dengan kedinginan yang dimilikinya. Salah satunya, kau.”

“Aku?” Seul menunjuk dirinya sendiri.

Mi Ho menjelaskan, “Dia mendinginkanmu hingga ke jantung, hampir. Karena itu dia bermaksud menyelamatkanmu dengan meminjamimu permata rubahnya. Tapi dia salah. Kau punya permata sendiri, jadi tidak memerlukan permata miliknya. Dia tidak tahu kau itu apa, karena kau tidak punya ekor dan dia tidak bisa melihatnya. Dia pun akhirnya benar-benar melepas permata rubahnya ke dalam tubuhmu ....”

Seul memegangi dadanya, sambil terus mendengarkan. Mungkin itukah sebabnya akhir-akhir ini udara selalu terasa sejuk dan kadang dingin padahal ini musim panas? Karena permata rubah es milik Na Wi? Seul menebak.

“.... Kau berencana menyelamatkan dia, karena itu kau menelan permatamu. Permatamu yang sedang berada di dalam tubuhmu—yang sedang bergelut dengan energi manusiamu—didatangi oleh permata asing. Permatamu menganggap permata asing itu adalah saingan yang lebih besar dibanding energi manusiamu itu. Permatamu melawan permata es milik temanmu dan telah menang satu kali.” Tak ada rasa bangga saat Mi Ho menyebutkan kemenangan itu.

Seul tak mengerti, “Menang? Bagaimana bisa? Permataku kan kecil sekali.”

Mi Ho menjawab, “Karena darahmu sudah masuk ke dalam tubuh temanmu. Meski belum bercampur dengan sempurna, darahmu tetap berbahaya.”

Seul ingat, Na Wi pernah menghisap jarinya saat terluka karena tergores paku. Darahnya yang hanya sedikit itu ... seberbahaya itukah hingga bisa membunuh?

“Temanmu sudah tahu semuanya. Kau itu apa, dan kenapa salah satu ekornya menghilang. Dia merasa tertipu olehmu.” Dae Woong menambahkan.

Seul tertegun, dan mengerti sekarang.

Mi Ho menggenggam kedua tangan Seul dan berkata, “Seul-ah, darahmu sudah mulai membunuh energi gumihonya perlahan-lahan, satu ekornya sudah hilang. Dan permatanya mungkin sedang menghisap energi manusiamu. Apa yang akan kau lakukan?”

Seul bingung luar biasa.

Dae Woong memberi tahu, “Temanmu kehilangan energi gumihonya dalam waktu yang sangat cepat, karena permatamu merusak permata miliknya. Kau harus mengeluarkan, setidaknya salah satunya.”

“Yang mana?” Seul bingung.

Mi Ho menjawab, “Permatamu, jika kau memutuskan untuk menjadi gumiho. Keduanya, jika kau memutuskan untuk tetap menjadi manusia dengan sisa kehidupan yang kau miliki. Permatanya, jika kau memutuskan untuk menjadi makhluk campuran dan hidup selamanya.”

“Bagaimana dengan Sunbae? Apa yang akan terjadi padanya?” Seul memandangi ayah dan ibunya bergiliran.

Baik Dae Woong ataupun Mi Ho tidak yakin akan menjawab pertanyaan itu meski harus. Seul terus menatap mereka, meminta jawaban. Mi Ho memberanikan diri untuk memberinya jawaban, “Permatanya telah mulai retak. Kalaupun dikeluarkan, dia bisa bertahan hidup atau tidak, tidak bisa dipastikan. Itu semua bergantung pada tekadnya sendiri: apakah dia akan terus melawan darah campuranmu atau terus ragu hingga akhirnya terkalahkan. Tapi kalau permatanya tidak dikeluarkan, satu per satu ekornya akan terus menghilang. Selain itu, sembilan kematian yang seharusnya terjadi setiap sebelas hari, sama sekali tidak bisa diramalkan, tidak menentu. Mungkin dalam waktu dekat ...” Mi Ho tak sanggup untuk melanjutkan.

Sebagai gantinya, Mi Ho mengalihkan alur pembicaraan. “Ada dua pilihan,” serbunya. “Kalau kau mengeluarkan permatamu dari tubuhmu dan membiarkan permatanya menghisap energi manusiamu, dia akan menjadi manusia di hari ke seratus. Tapi kalau kau mengeluarkan permata miliknya, dia akan berada dalam kesakitan juga dalam ancaman kematian seperti yang pernah Eomma alami dulu. Meski kau kehilangan energi manusiamu, kau masih memiliki permatamu, kan? Itu artinya kau hanya akan jadi gumiho seutuhnya. Seul-ah, kehidupan yang kau pilih akan menentukan hidup-mati temanmu itu. Pikirkan dan selesaikan dengan baik masalah ini. Hm?”

Karenanya, Seul tidak bisa tidur semalaman.

Menjadi gumiho seutuhnya, berarti satu per satu ekornya akan tumbuh dan dia akan hidup dalam waktu yang sangat panjang, dan ... menyaksikan kematian banyak orang, bahkan yang JAUH lebih muda darinya. Begitu, kata ibunya. Seul tidak bisa membayangkan itu. Tapi keuntungannya dari itu, Na Wi akan bertahan hidup sebagai manusia.

Jika Seul memaksakan diri untuk tetap menjadi manusia, artinya dia harus membagi energi manusia yang dimilikinya. Pertanyaannya, berapa banyak energi manusia yang dimilikinya? Dan apakah energi itu cukup untuk melawan darah campurannya yang telah terlanjur masuk ke dalam tubuh Na Wi?

Dan makhluk campuran. Itu adalah makhluk yang sangat menakutkan. Seul tak pernah membayangkan dirinya menjadi sesuatu yang menakutkan, sebagai manusia sekalipun. Selain itu, membiarkan permata yang telah retak melawan darah campuran adalah sesuatu yang sangat ceroboh. Itu pilihan yang paling tidak diinginkan Seul.

Seul tak bisa memutuskan ini sendirian. Ya, besok dia akan bertanya saja pada Na Wi.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Kde žijí příběhy. Začni objevovat