05 - 3 : TIDAK TAHU APA-APA

140 20 0
                                    

Pagi yang sangat Seul nanti-nantikan tiba. Seul tak berhenti tersipu sejak bangun tidur, sarapan, menunggu Gye Ran menjemput, dan dibonceng olehnya hingga gerbang sekolah. Tapi sipu itu lenyap ketika bertemu In Sa sesaat setelah dia menemani Gye Ran memarkir sepeda.

“Hey, bagaimana kemarin? Berhasil?” tanya In Sa, ingin tahu.

“Hampir,” jawab Seul, dengan gemas.

Gye Ran yang tidak diberi tahu oleh Seul tentang ‘rencana mencium Na Wi’, nampak berpikir keras saat Seul dan In Sa mengobrol heboh dengan isyarat-isyarat listrik yang membuat diri mereka merinding sendiri. Gye Ran jadi penasaran. Dia bertanya, “Kalian membicarakan apa sih?”

“Obrolan perempuan. Hihihi.” Seul dan In Sa kompak menjawab.

Gye Ran monyong-monyong kesal. Karena itu, Seul dan In Sa menggodanya hampir sepanjang jalan.

Lalu obrolan mereka bergulir ke pembahasan mengenai Park Na Wi. Kata Gye Ran, kalau di kelas Park Na Wi itu termasuk murid yang pendiam tapi genius: berkali-kali dapat nilai sempurna saat ulangan dan jika ditanya jawabannya selalu benar. Seul tidak percaya, dia pun bercerita tentang Na Wi yang percaya begitu saja pada ucapannya yang sangat bodoh kemarin. Gye Ran membenarkan, kadang Na Wi memang nampak bodoh: saat pertama kali istirahat makan siang, Na Wi pernah mencelupkan kimchi ke air minum karena katanya sawi yang difermentasi itu terlihat kotor, bukan mencelupkannya karena takut terlalu pedas. Na Wi tidak tahu kimchi, Gye Ran menegaskan. In Sa benar-benar kaget mendengarnya. Seul pun jadi bingung dibuatnya.

“Samchon, tahu tidak tempat yang cocok untuk berkencan?” tanya Seul, begitu ingat tentang janji hari ini. “Tapi harus yang romantis. Eh tidak perlu deh, yang penting tempatnya sepi dan tidak terlalu terang,” lanjut Seul.

“Wow, kau mau berkencan lagi ya?” In Sa menebak.

“Hm. Hari ini. Kali ini Sunbae yang mengajak.” Seul bangga.

“Wow, Seul-ah, kau keren!” In Sa angkat dua jempol untuk Seul.

Seul menyombong, “Karena itulah ... aku harus cari tempat yang benar-benar bagus. Samchon, tahu tidak?” Seul menyikut pamannya.

Nampaknya Gye Ran tidak suka rencana Seul itu. Katanya, “Pergi saja ke restoran mewah. Di sana ada musik romantis, lalu kau masukan sebuah cincin ke dalam makanan atau minumannya, supaya dia TERSEDAK DAN LEKAS PULANG.”
Seul sinis.

“Baiklah, baiklah, hilangkan bagian tersedak dan lekas pulangnya. Puas?” kata Gye Ran, jutek.

“Samchon, bercanda ya? Makanan di tempat seperti itu SANGAT MAHAL. Lagi pula aku tidak punya waktu untuk beli cincin.” Seul monyong-monyong.

In Sa setuju.

Tapi Gye Ran dengan mudahnya berkata, “Ayahmu kan aktor terkenal.”

“Benar. Ayahmu aktor terkenal.” In Sa mendukung Gye Ran.

Aih, sebenarnya In Sa dipihak siapa sih? Memang benar, ayah Seul itu aktor terkenal, tapi hampir semua uangnya habis untuk memberi makan anak dan istrinya. Seul dan Mi Ho kan rata-rata menghabiskan sepuluh kilo daging per minggu. Jadi, “Aku tidak dapat uang saku sebanyak itu,” kata Seul, kesal.

“Kalau begitu, aku tidak tahu.” Gye Ran angkat bahu.

Punggung Seul langsung melemas. Seul baru ingat, Gye Ran tidak pernah sukses berkencan sebelumnya—selalu gagal karena banyak hal. Bodohnya, Seul malah bertanya pada orang yang tidak berpengalaman ini. Sudahlah, Seul cari tahu sendiri saja.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu