Bagian#12

1.7K 59 3
                                    

----------------------------------------------------
contohnya nih yah indomie mbak lela yang bahenol ae yang katanya instan tapi masih butuh proses agar kita bisa makan begitupun masalah elu butuh proses menjadi indah, tapi itu semua enggak bakalan berubah indah kalo elu enggak berusha
-----------------------------------------------------

"Si Ninin gimana Panjul kasihan anak orang digantungin mulu ntar keburu di embat Satya loh," ujar wahyu sambil sesekali terkekeh.

"Si bangsat, ambil ae Sat gue ikhlas lahir batin."

Julio bergedik ngeri saat membayangkan Ninin yang memintanya menciumnya

"Anjing gila lu ogah gue nih ya ibaratnya kalo cwe di dunia ini cuma ada si babi buntel itu doang minginan gue nikah ama nenek Sepongebob."

"Anjing jadi ngomongin Ninin, eh ngomong-ngomong gimana Sat si Resa?" Wahyu menoel lengan Satya.

"Ya, gitu masih sama masih belum ingat semuanya padahal gue udah ikutin cara lu tapi tetap enggak ada perubahan."

Julio dan Wahyu menatap iba sahabatnya.

Mereka tau semua hidup Satya karena dari awal mereka sudah berjanji Untuk tidak menutupi rahasia sekecil apapun bahkan rahasia tentang Wahyu pernah kecepirit gara-gara disuruh maju kedepan mengerjakan soal.

"Udah tenang ae ini cuma masalah waktu" Julio menepuk pundak Satya.

"Iya setuju sangat gue sama si panjul contohnya nih yah indomie mbak lela yang bahenol ae yang katanya instan tapi masih butuh proses agar kita bisa makan begitupun masalah elu butuh proses menjadi indah, tapi itu semua enggak bakalan berubah indah kalo elu enggak berusha," ujar Wahyu.

"Wis terharu sakali anjing-anjing ku sudah beranjak dewasa hahaha," ujar Satya terkekh di sela-sela omongannya.

"Ah dasar bangsat."

Suara dari arah belakang mereka membuat tiga pria yang sedang asik mengejek satu sama lain menoleh.

"Sa? Ada apa?" tanya Satya.

Resa tersenyum lalu
berkata, "Resa boleh pinjam Satya?"

Saat ini mereka sudah berada di taman.

"Kenapa Sa? Ada masalah?" Satya mengerutkan kening.

"Ini anu a-apa itunya rusak."

"Apa itunya? Kan gue jadi ambigu."

"Resa ngerusakin ukulele nya," ucap Resa dengan sekali hentakan.

Semenit.

Duamenit.

Tigamenit.

Resa berani mendongkan kepalanya.

"Sat marah ya? Tapi beneran dah Resa akan ganti pake uang tabung Resa" tangan Resa membentuk huruf V.

"Enggak papa kok" Satya tersenyum simpul.

"Beneran Satya enggak marah? Hutf Resa kira Satya akan marah dan yang lebih Resa takutin Satya enggak mau temenan ama Resa" Resa tersenyum begitupun Satya.

"Oh ya, sebenarnya Resa pengen banget tanya ini tapi takut Satya marah" Resa menatap manik mata Satya.

"Enggak akan, memangnya tanya soal apa? Apapun gue jawab" Satya tersenyum.

"Nila itu mantan pacar Satya?"

                     💓💓💓

"Hahahahahah Abang tau enggak muka Abang tadi itu kaya tikus kejepit pintu aduh sayang ajah Resa enggak vidioin."

Resa terus saja tertawa. Walau Ethan sudah memohon untuk Reea berhenti mentertawakan dirimya tapi tetap saja Resa tertawa

"Abang tau enggak tadi tuh Abang kaya anak SD yang ketakutan ama jarum suntik terus ngumpet di kolong meja astaga Abang kaya tikus ketahuan nyolong keju deh."

"Aish menyebalkan, kalo saja gusi Abang enggak sakit enggak akan mau Abang ke dokter gigi," ujar Ethan yang masih memeganggi area pipi kirinya.

"Abang sih kalo Resa bilangin gosok gigi pas mau tidur enggak nurut jadi gini deh hahahah aduh Resa masih kebayang abang ngumpet di kolong meja, astaga Abang" Resa menutup kedua mulutnya karena ia tak mau membuatnya makin sebal.

"Aish, pulang yuk."

                      💓💓💓

"Var kapan move on? Masih berharap ae ama mantan SMA lu hahaha jadi penasaran gue dia secantik apa si?" tanya Ethan.

Untuk hari ini Ethan tak ada kerjaan jadi ia memutuskan untuk keluar kantor tentunya bersama Varo ia juga mengajak Ratno.

"Gue nyesel cerita ama lu," dumel Varo.

"Gye jadi penasaran dia secantik apa si?" Ethan mengangkat alisnya.

"Elu kenal ama dia dan elu tau wajahnya."

Setelah Varo berbicara itu suasana menjadi canggung.

"Alah elu Han bisanya ngejek gue tanya kapan elu nikah? Udah bangkotan juga," ujar Ratno memecahkan suasana.

"Nikah? Enggak ada calon yang pas gitu ke hati," jawab Ethan.

"Hahaha ada Han" Ratno tersenyum jahil

"Siapa?"

"Itu asisten elu."

"Buahahahah gue setuju" Varo terbahak mendengar ucapan Ratno.

"Ogah."

posesif brotherWhere stories live. Discover now