bagian#16

1.5K 37 0
                                    

----------------------------------------------------------
Baru saja aku ingin memperjuangkanmu, tapi kau malah menghempasku begitu saja seolah-olah aku ini barang yang tak berati di dalam hidupmu
---------------------------------------------------------

Resa sudah membulatkan tekadnya yah, walau ia sendiri pun tidak yakin ia akan bagaimana nanti tanpa ada Satya di hidupnya pastinya akan sangat membosankan. Tapi Resa harus melakukannya ia akan berusaha mengeyah Satya dari pikirannya ralat bukan 'akan' tapi 'harus'.

"Kita mulai perjanjiannya dari saat ini," ujar Ethan dari nadanya ia tampak begitu semangat.

Abang menyebalkan, bersemangat di atas kegudahanku batin Resa.

"Kamu masih ingatkan?" Ethan menoel dagu Resa. "Apa abang perlu ingatkan lagi-"

Resa langsung memotong ucapan Ethan. "Aku tau dan aku tidak akan melanggarnya."

Resa mendengus kesal. Ia kesal bagaimana bisa Abang nya tersenyum di saat ia sedang tidak berserela untuk tersenyum.

"Resa apa kamu marah?" tanyanya.

"Apa muka Resa tidak cukup mengambarkan suasana hati? Bahagia? Terharu? Yah, jelas Resa marah. Itu namanya Abang tidak mambantu dengan ikhlas," cerocos Resa lalu membuang muka sambil memajukan bibirnya.

Oh God, aku tidak tahan ingin menyentuh bibirmu batin Ethan.

Ethan masih mengamati bibir kecil dan akh- bentuknya sangat sempurna tanpa sandar ia mendekat ke arah bibir Resa dan menciumnya sangat buas walau sempat menolaknya, tapi Resa ikut hanyut dalam ciuman yang di mulai oleh Ethan. Ethan mengigit bibir Resa agar mengizinkan ia masuk lebih dalam lagi. Ethan melumat lindah Resa sangat buas layaknya singa yang tak pernah diberi makan bertahun-tahun.

"Bang!" suara Resa menyadarkan Ethan yang sedang mebayangkan ciuman panasnya tadi terpaksa menoleh.

Oh Resa, kau begitu membuat adik kecil ku berdiri hanya dengan melihat bibir mu batin Ethan

"Abang ngelonjor ya?" selidik Resa.

Ethan mengerutkan
dahi. "Ngelonjor? Bahasa apa itu?"

Resa memutar bola matanya malas. "Abang cari apa itu artinya baru aku mau maafin Abang," ujar Resa terkikik.

"Memangnya kamu marah dari tadi?" Resa membelakan mata ah yang benar saja. Tuhan bantu Resa batin Resa.

💓💓💓

Satya menghembuskan nafas berkali-kali seraya menatap dirinya di cermin. Rencananya ia akan menjelaskan semuanya kepada Resa. Ia tidak sanggup lagi jika harus menunggu saja ia harus melakukan sesuatu.  Persetan dengan apa yang akan terjadi nanti.

"C'mon Satya Kenapa lu jadi gugup kayak gini sih," ujarnya

Tuhan bantu Satya untuk menjelaskannya dan bantu Resa untuk mengingatnya kira-kira begitulah doanya sebelum ia menyimpangkan tasnya di pundak kiri sebenarnya ia tidak membawa apa-apa tapi sebagai formalitas saja agar ayahnya tidak tahu kalau ia sudah di DO dari kampus.

posesif brotherWhere stories live. Discover now