Bagian 3

7K 184 0
                                    

--------------------------------------------------
Jangan keluarin air mata kamu kecuali itu air mata kebahagian
-------------------------------------------------

"Loh,loh naon atu non ?kok mewek?" Resa langsung memeluk bi Inah begitu saja.

  Resa memang sudah di urus sama bi inah dari kecil.

"Non tenang atuh, coba Non cerita pelan-pelan ke Bibi, kenapa?" Resa terus saja terisak dalam pelukan bi Inah.

Resa mengngurai pelukannya dan sekarang posisinya sedang senderan ke pundak bibi Inah sambil di usap puncuk kepala nya.

"CkCk ... ini pasti gara-gara den Ethan yah? Entar biar Bibi omelin udah bikin Non nangis kaya gini."

tebakan bi Inah memang tak pernah salah.

"Sa, maafin abang," ujar Ethan yang sudah jongkok di dapan Resa sambil mengelus pundak tangan Resa. "Abang tau salah Sa , tapi Sa Abang kaya gini buat kebaikan kamu."

Resa muak dengan kata kata itu. kebaikan Resa? Resa saja merasa ini bukan yang terbaik buat dia
m

alahan dia merasa tertekan saat ini.


"Sa" Ethan berniat untuk mengelus pipi Resa tapi Resa langsung menenggelamkan palanya di cengkuk bi Inah.

"Den, Resa enggak mau di ganggu," ujar bi Inah, tapi tak di hiraukan oleh Ethan.

"Bi tolong biar aku menyelesaikan ini semua hanya berdua Bi , maaf Bi" bi Inah yang tau maksud perkataan Ethan pun beranjak pergi. "Dek sampai kapan kamu kaya gini?sikap kamu kekanak-kanakan, kamu selalu seperti ini jika ada masalah, diam. Diam bukan cara terbaik menyelesaikan masalah."

Ethan menarik bangku dan duduk tepat di depan Resa yang masih enggan untuk menatap Ethan. "Aba-Abang yang kekanak-kanakan" Resa menatap nyalang Ethan. "Abang sadar? dengan sikap Abang yang kaya gini Resa tertekan Bang. Resa capek, Resa gk kuat. Abang bilang ini buat kebaikan Resa? Enggak! bang Resa sama sekali  enggak merasa baik saat ini Resa malah merasa tertekan Bang Abang enggak taukan? di kampus Resa sama sekali enggak punya teman selain Mina Bang. Itu semua karena abang!, Abang selalu kekang Resa" Resa membuang muka begitu saja.

"Dek,abang Kay--" Resa langsung memotong ucapan Ethan. "Abang mau bilang Abang kaya gini karena mau lindungi Resa?dari cwo-cwo brengsek? Gitu? basi! Bang Resa tau mana yang baik dan mana yang tidak baik buat Resa karena Resa SUDAH BESAR. Stop! memperlakukan Resa seperti anak kecil" kini mata mereka berdua beradu saling memancarkan emosi yg siap meledak kapan saja.

"Kamu tidak tau mana yang baik untuk diri kamu dan mana yang tidak baik untuk diri kamu," sarkas Ethan.

"BUKTINYA?" tanya resa dengan emosi yang sudah memuncak.

"Kenapa kamu mau di ajak jalan sama cwo BRENGSEK SEPERTI SATYA" kini nada suara ethan meninggi.

Resa agak takut tapi resa harus mengeluarkan
unek-uneknya. "OH yah? Satya BRENGSEK ? KALO CWO Seperti SATYA BISA DI BILANG BRENGSEK HANYA KERENA NGAJAK RESA JALAN-JALAN RALAT BUKAN JALAN-JALAN KERJA KELOMPOK SAJA DI BILANG BRENGSEK? LALU APA SEBUTAN Yang PANTAS BUAT CWO SEPERTI ABANG ? Iya YANG NINGGALIN TUNANGANNYA DI HARI REPSEPSI PERNIKAHAN NYA ? SEBUTAN APA YG PANTAS ? PR--" ucapan Resa terpotong begitu saja saat satu tamparan mendarat di pipi resa sangat mulus.

"Resa, maafin aba-abang enggak maksud buat nampar kamu a-abang emosi" Resa tertawa sumbang. "Tampar saja tidak apa- apa ini hukaman yang paskan buat Resa ?" air mata Resa mengalir begitu saja lalu bangkit dan mendorong tubuh ethan.

posesif brotherWhere stories live. Discover now