13. Dia Meminta Foto "Itu"

Começar do início
                                    

Tenggelamlah dirimu dalam lautan cinta. Sayangnya, dia adalah ombaknya.

Malam itu, dia meminta foto itu lagi.

Kali ini, tanpa busana.

Kau menolak.

Tetapi, dia mengancam.

Sebab dia tak pernah menghapus fotomu yang dulu. Tersimpan rapi di memori ponselnya. Dilihatnya berulang kali, pada saat-saat tertentu.

Tak punya pilihan, kau melakukan apa yang dia minta.

Dan, kau tak pernah setersiksa ini dalam sebuah hubungan.

Episode 9:

Dia terus meminta, meminta, meminta.

Foto yang baru, pose yang lain, sudut yang berbeda, begini, begitu.

Dan, kau tak pernah punya pilihan.

Tak mau menuruti? Dia mengancammu: Putus dan fotomu disebar.

Meminta bantuan orang lain? Ini aib yang terlalu memalukan.

Membawa ini ke jalur hukum? Kau terlalu pusing memikirkannya, tak tahu caranya.

Tetap bertahan? Kau sudah tak sanggup.

Episode 10:

Bulan-bulan berlalu, foto-foto lain terkirim. Namun, akhir-akhir ini, dia sudah bosan.

Di satu sisi, kau lega. Sudah jarang dia meminta foto-foto itu. Tetapi, rasa lega itu hanya sebentar. Sebab saat kau berjalan keluar rumah, kecemasan menyebar di seluruh tubuhmu. Seolah semua orang sedang menatapmu. Seakan orang-orang akan tahu rahasiamu.

Di sisi lain, kau nelangsa. Kerelaanmu dulu, rasa sayangmu yang besar, perhatianmu; semuanya tak lagi digubris olehnya. Dia sudah jarang mengirim pesan. Pesan darimu? Lama sekali dibalas. Dengar-dengar dia dekat dengan perempuan lain. Seakan apa yang kau lakukan dulu tak ada lagi harganya. Kau digantung dalam hubunganmu sendiri. Hati dan rahasiamu ada dalam genggamannya. Segalanya serba salah.

Episode terakhir:

Hutan belukar selalu punya jalan keluar; lorong gelap selalu punya ujung cerah; pun setiap permasalahan pasti ada solusinya.

Kau mungkin bisa mempelajari hukum negara dari masalah ini, bertanya kepada orang-orang yang lebih ahli di bidangnya, berkonsultasi dengan orang-orang yang bisa kau percaya dan memikirkan strategi bersama.

Namun, jika kau benar-benar tak tahu harus memulai dari mana...

maka, hamparkanlah sajadahmu,

panjatkanlah doa dengan sungguh-sungguh, penuh keyakinan,

terimalah bahwa ini merupakan kesalahan,

tetapi yakinlah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, karena...

"Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS. Az Zumar: 53-54)

Lalu, perbaiki salatmu. Perhatikan caramu berwudu, gerakan, dan bacaan salatmu, sudahkah kau melakukannya dengan benar?

Belajarlah, bersabarlah, berdoa, yakinlah.

Mungkin, ini terlihat seperti... tak masuk akal.

Bagaimana bisa hidup berubah bila kau hanya memperbaiki dirimu di hadapan Tuhan yang Maha Esa semata?

Tetapi, aku melihatnya begini: Kau sedang memperbaiki hidupmu di hadapan Tuhan yang Menciptakanmu, yang Menciptakannya, yang Menciptakan seluruh alam semesta, yang Mengatur tata surya yang kompleks dengan sempurna. Bagaimana mungkin Tuhan yang Mengatur seluruh alam semesta ini dengan sempurna tak dapat memperbaiki hidupmu yang tak ada apa-apanya dari kompleksnya alam semesta ini?

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Percayalah, segalanya akan membaik.

Mungkin, dia akan berhenti meminta foto itu.

Mungkin, dia tak pernah lagi menghubungimu.

Mungkin, dia sudah bosan.

Mungkin, dia akan berselingkuh dengan perempuan lain, memaksanya menghapus semua jejakmu, termasuk foto-foto itu.

Memang, ini akan sangat menyakitkan.

Tetapi, ini adalah titik balik bagi hidupmu.

Kau bebas.

Dan, jika sewaktu-waktu dia mengancammu, sekuat apa pun ancaman itu, kau lebih dekat dengan Tuhan yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu, dia bisa apa?

Sebelum ini semua terjadi, jangan, jangan kirimkan foto itu.

Dan, mari perbaiki diri sejak dini.[]

*

catatan penulis:

kalau kamu sudah dapat buku ini di Gramedia nanti, tolong fotoin, ya, hehe. lalu, tuliskan kesanmu setiap menyelesaikan satu bab atau beberapa bab dari buku ini. di Instagram Story kamu, biar aku bisa lihat :)

tag juga ke instagram aku: alvisyhrn

terima kasih, yaa! :) 

Jika Kita Tak Pernah Jatuh CintaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora