4. Risiko Jatuh Cinta Diam-Diam

107K 10.2K 2.6K
                                    

"Dan, jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam."

***

ATURAN MEMBACA

1. Siapkan hati dan sekotak tisu.

2. Komen bagian-bagian yang bikin kamu jleb. Komentar dari kalian adalah dukungan nyata agar buku ini tetap bisa lanjut.

3. Screenshot dan share di Instagram atau media sosial favoritmu!

***

Dan, jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam.

Karena, sejak awal, kamu sudah tahu: Kamu tak akan pernah bisa mengungkapkan ini. Jangankan mengungkapkan, untuk menyapanya saja, perutmu telah bergejolak luar biasa. Jangankan menyapa, untuk memandangnya lebih lama saja, jantungmu telah berderap, seperti langkah misterius, di tengah hutan, yang menginjak semak-semak; intens. Dan, kamu sudah tahu: Kemungkinan kamu dan dia bersama adalah tipis, teramat tipis.

Tetapi, percayalah, jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam.

Karena, sejak awal, kamu sudah menyadari: Di matanya, kamu bukanlah siapa-siapa. Mungkin, baginya, kamu hanyalah seseorang tak dikenal yang selalu mencari jalur yang dilewatinya, seseorang aneh yang selalu mencari cara untuk membuka percakapan yang canggung. Dan, seiring waktu, ini semua terbukti: Kamu hanya menghabiskan waktu, mencari cara untuk bertemu dan berbicara kepadanya, tetapi dia tidak pernah berusaha melakukan hal yang sama. Ini semua tentang kamu dan cintamu yang tersembunyi, dan kamu menyadarinya.

Dan, sungguh, aku tidak berbohong kala berkata, "Jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam."

Karena, sejak awal, kamu sudah bersiap-siap: Dia akan bersama seseorang lain. Dan, ini menyakitkan untuk dipikirkan. Tetapi, bagaimana pun juga, kamu tak bisa mengelak: Cepat atau lambat, akan ada seseorang yang berdiri di sampingnya, memandangnya penuh cinta, dan dia akan memandang seseorang itu dengan pandangan yang sama. Mereka akan menghabiskan waktu bersama. Kamu akan menghabiskan waktu sendiri, di bangku paling belakang, melihat punggung mereka, yang perlahan-lahan mengabur oleh air matamu sendiri.

Hari itu, hari ketika mereka telah bersama, akan menjadi hari penyesalanmu.

Kalau saja aku berani memulai...

Jika ada sebuah pintu yang dapat memutar ulang waktu, aku tahu, kamu akan memasuki pintu itu.

Kamu akan mengubah segalanya.

Kamu akan menceritakan perasaan ini kepada teman-temanmu, mendiskusikan strategi yang tepat untuk mendekatinya.

Kamu akan mencoba menyapanya di setiap papasan yang disengaja.

Kamu akan memberanikan diri untuk membuka percakapan. Hal-hal sepele. Seperti, menanyakan tugas terbaru, meminjam catatan miliknya, membahas guru paling killer di kelas.

Lalu, teman-temanmu akan berteriak, "Ciyeee."

Dan, pipimu akan memanas, dia tersenyum, kalian tertawa bersama-sama...,

menulis cerita cinta baru,

tak langsung pulang ke rumah saat kelas telah berakhir,

lebih banyak bercerita seperti sahabat sejati yang terlalu dekat,

mengirimkan sinyal-sinyal yang kamu harap dia peka terhadapnya.

Perasaanmu semakin meluap, seperti kembang api yang terbang ke langit, tapi tak kunjung meletup. Dan, di suatu malam, kamu tak lagi bisa menyimpan perasaan ini. Maka, jarimu mengetik sebuah pesan.

Sebuah pengungkapan.

Aku malu sebenarnya bilang ini.

Tetapi, selama ini, aku punya rasa sama kamu.

Aku nggak tahu kapan ini bermula. Aku nggak tahu mengapa. It just happened. And, it's been happening for so long. Perasaan ini menyiksaku sampai-sampai aku nggak tahan lagi bilang ini.

Aku takut kalau kamu bakal berubah setelah ini.

Aku....

Di sana, di baris itu, jarimu tertahan.

Karena dia mengetik sebuah pesan.

Sebuah pengungkapan yang sama.

Aku juga punya rasa sama kamu. Dan, aku takut kalau kamu berubah setelah ini.

Hari itu, hari ketika kamu membaca pesan ini, adalah hari ketika kamu tahu: Jatuh cinta diam-diam hanyalah milik orang-orang penakut. Kamu tidak menyesali keputusanmu untuk lebih berani.

Maka, sejak hari itu, kamu mencintainya, sedalam-dalamnya.

Sejak hari itu, kamu membuka pintu hatimu untuknya, membiarkan dia masuk ke dalamnya, mengambil hatimu, dan menyimpan hatimu ke dalam hatinya.

Sejak hari itu, kamu selalu merindukannya, seakan kalian adalah pasangan yang sudah lama tak kunjung berjumpa.

Sejak hari itu, kamu menuliskan cerita cinta terbaik bersamanya.

Namun, hari itu, kamu dan dia hanyalah seorang gadis dan pemuda yang terlalu muda, belum memahami cinta, komitmen, tanggung jawab, dan konsekuensinya, belum menemukan jati diri sesungguhnya, tak ada komitmen jelas selain status aku miliknya, maka datanglah sebuah hari ketika kalian bertengkar seperti musuh bebuyutan, beradu mulut pada hal yang tak jelas, saling menyakiti padahal saling mencintai, hingga berujung pada...

Kita udahan aja...

And, it hurts so, so bad.

Hari itu, hari ketika hatimu patah berkeping-keping karena berakhirnya hubungan ini, kamu akan melihat kembali pintu yang dapat memutar waktu.

Kamu akan membuka pintu itu.

Tetapi, kamu tak bisa mengambil langkah.

Ada kaca tak terlihat yang menghalanginya.

Namun, di balik kaca itu, ada dirimu.

Dirimu yang dulu, duduk di bangku belakang, menatap punggung seseorang yang kamu cintai, bersama seseorang lain.

Melihat dirimu yang dulu, kamu bergumam, "Iya, ya, jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam."

Karena kamu tak perlu lelah-lelah berekspektasi.

Karena kamu tak perlu mempertaruhkan hatimu dalam sebuah hubungan yang tak pasti.

Karena kamu tak perlu menyerahkan seluruh hatimu untuknya.

Dan, yang terbaik dari semua itu adalah...

you just saved your heart, and it's the most beautiful thing you've ever done to yourself, and one day you'll  teach your kids this lesson.[]

***

catatan penulis:

setelah memendam cinta diam-diam lalu membaca ini, bagaimana perasaanmu sekarang? :)

untuk selanjutnya, kamu pengin bahas cinta tentang apa nih?

last but not least, aku mohon dukunganmu untuk buku ini. caranya mudah: hanya butuh satu klik vote, komentar darimu, skrinsyut bagian favoritmu, share di Instagram kamu, tag aku di AlviSyhrn. Kasih tahu teman-temanmu juga. :)

suatu saat ini, buku ini akan menetap di rak bukumu, menemanimu sebelum tidur, senantiasa mengingatkanmu, "It will be fine, eventually, eventually."

episode berikutnya kita bakal ngomongin tentang... relationship yang goals! siap?

***

Jika Kita Tak Pernah Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang