many tittle

1.6K 75 0
                                    

Rena berjalan menghampiri gerombolan orang yang tengah berbicara bersama, fokusnya tertuju pada lelaki imut tampan, yang sedang membuat matanya menjadi segaris bulan sabit karena tertawa. Berdiri tepat didepan gerombolan orang itu sedangkan orang-orang yang menyadari keberadaan Rena membukakan sedikit jalan entah untuk menemui siapa. Jimin berhenti tertawa wajahnya berubah terkejut saat mendapati Rena dihadapannya.

"Kau terlihat baik-baik saja oppa, sangat baik malah"-sapa Rena menampilkan senyum tersiksanya membuat Jimin merubah wajahnya menjadi sendu.

"Permisi saya harus berbicara dengannya maaf"-ucap Jimin meminta maaf kepada rekan bisnisnya yang hadir pada acara bahagia adiknya.

"Tak apa oppa aku hanya ingin melihat keadaanmu"-ucap Rena hendak berbalik meninggalkan gerombolan itu tapi tangannya ditahan.

"Jangan seperti ini, ayo kita bicara aku merindukanmu"-balas Jimin lalu menarik tangan Rena keluar dari gedung hotel tempat acara berlangsung menuju ketaman hotel yang juga disulap menjadi sangat indah bahkan beberapa papan ucapan selamat terletak disana. Menarik pelan tangan Rena untuk duduk disalah satu kursi taman lalu ikut duduk disamping Rena.

Lama mereka berdiam diri tidak ada pembicaraan hening menyapa mereka selama tiga puluh menit mereka ada ditaman. Rena bangkit dan menatap Jimin.

"Aku pergi dulu oppa"-ucapnya dan berbalik hendak meninggalkan Jimin.

Grep...
Hiks...hiks...hiks...

Jimin memeluk Rena dari belakang dan menumpahkan kesedihannya disana. Air matanya lolos begitu saja menguapkan rasa rindu tak berjumpa selama enam bulan. Mereka tinggal dinegara yang sama, kota yang sama, bahkan perumahan yang sama tapi mengapa mereka tidak bisa bertemu? Jawabannya karena Jimin yang benar-benar serius ingin menikahi Rena dia bekerja selama 24 jam nonstop bahkan dia makan sekali sehari itupun kalau dia ingat. Pikirannya hanya tertuju pada satu objek yaitu Rena dan gairah dalam tubuhnya membawanya menjadi orang yang pekerja keras tanpa kelan waktu dan lelah.

"Bogosipeo"-lirih Jimin yang berhasil meloloskan air mata Rena.

Jimin menarik Rena dengan sekali hentakan keras membuat Rena terduduk dipangkuannya sambil membelakanginya. Rena tidak berontak karena jujur dia rindu saat-saat seperti ini. Mengungkapkan rasa rindu mereka dan saling menyalurkannya dengan pelukan atau ciuman hangat.

Isakan dan tangisan Jimin mulai mereda begitu pula Rena yang sudah menghapus jejak air matanya. Jimin meraih pinggang Rena membalik menghadapnya.

Cup...

Jimin mencium kilat bibir cery Rena lalu mengusap lembut pipi tembemnya.

"Aku akan ke Amerika mengurus perusahaan appa"-lirih Jimin.

"Berhenti, tolong hentikan. Kau terus-terusan pergi, apa kau tidak lelah?"-tanya Rena menahan air matanya sekuat mungkin.

"Maaf tapi oppa gagal melewati syarat appa jadi oppa akan pergi mengurus perusahaanya disana"-jawab Jimin selembut mungkin.

"Tenang saja kali ini tidak ada syarat jadi oppa janji akan kembali lagi sekitar dua atau tiga bulan dan tenang saja oppa akan terus  menghubungimu oppa janji"-lanjut Jimin mencium lembut bibir Rena.

_________________________________

Malam tiba Dian masuk kedalam kamarnya dan segera menidurkan badannya yang benar-benar pegal dan lelah. Tidak ada bagian dari tubuhnya yang tidak pegal. Sedikit merasa risih karena gaun pengantinnya tapi terlalu lelah bahkan hanya untuk bergeser. Pintu terbuka menampilkan Taehyung yang mengenakan jas putih dengan celana dasar senada dan dasi kupu-kupu bertengker indah ditubuhnya tapi sayang dasi itu sudah dilonggarkan dan kancing jasnya sudah terlepas semua bahkan kemeja dalamnya sudah berantakan.

Boy friend || Park JiminWhere stories live. Discover now