Jimin back

1.6K 89 1
                                    

Rena duduk diam dengan degup jantung yang tidak karuan bahkan keringat dingin membasahi kemejanya. Sekarang dia sedang berada didalam mobil bersama Jimin.

Yoongi?

Dia pulang bersama Namjoon dan Hoseok menggunakan mobil milik Namjoon. Jimin fokus menyetir sedangkan Rena mengatur nafasnya yang satu satu seolah habis berlari maraton. Mobil berhenti dipinggir jalan bukan ditaman, tempat bermain, mall ataupun tempat indah lainnya hanya pinggir jalan yang sepi dan lenggang karena sudah masuk kedalam area perumahan mewah yang ditinggali Rena sekeluarga begitupun dengan Jimin. Rena mengernyit bingung memperhatikan sekitarnya dan terakhir menatap Jimin yang masih menatap jalanan didepannya, kenapa mereka tidak pulang saja? Kerumah Jimin? Karena ini mobil milik Yoongi. Kenapa harus ditengah jalan antara rumah Rena dan Jimin?.

"Kenapa berhenti oppa?"-tanya Rena membuat Jimin membalikkan kepalanya.

"Siapa pria tadi?"-Rena tercengang mendapati aura hitam dari Jimin. Bahkan suaranya berubah menjadi dingin dan menusuk, perlahan aura disekitar mereka berubah menjadi mencekam yang didominasi oleh aura kelam Jimin.

"Di...dia...Mi...mi....Minhyuk"-jawab Rena tersendat-sendat bahkan dia tidak berani menatap mata Jimin. Jimin menaikkan alisnya menatap tajam Rena yang bahkan tidak sedang menatapnya.

"Minhyuk? Kekasihmu?"-tanya Jimin dan mendapat gelengan kilat dari Rena.

"Ani, aniyo"-jawab Rena meninggikan suaranya sedikit.

"Lalu?"-tanya Jimin lagi masih dengan tatapan tajamnya.

"Dia hanya temanku semenjak kami masuk kuliah bersama"-jawab Rena mencoba memberanikan diri menatap mata tajam Jimin.

"Lalu mengapa dia berkata seperti itu?"-tanya Jimin mengintrogasi Rena dengan suara dingin dan tatapan tajamnya.

Flashback
"Terima kasih untuk mau menungguku"-Jimin mencium dahi, mata, hidung, pipi dan terakhir bibir Rena, hanya menempel tanpa ada lumatan menyalurkan rasa rindu yang bergejolak diantara keduanya. Minhyuk yang menyaksikannya menjadi panas sendiri dia meremat kuat mic seolah ingin menghancurkannya menatap dua sejoli itu sampai ciuman mereka terlepas. Minhyuk berjalan mendekati mereka menarik Rena paksa membawanya kedalam pelukannya. Rena tidak memberontak karena jujur otaknya sedang memproses apa yang sedang terjadi.

"Apa yang kau lakukan?"-suara Jimin yang tadinya lembut berubah menjadi mengintimidasi.

"Siapa kau?"-bukanya takut Minhyuk malah makin gencar menjawab pertanyaan Jimin.

"Aku?....aku kekasihnya dan seharusnya aku yang bertanya siapa kau?"-balas Jimin masih dengan aura intimidasinya.

"Kekasih? Rena bahkan tidak pernah mengatakan kalau dia memiliki kekasih"-balas Minhyuk sengit membuat Jimin mengepalkan tangan kuat. Rena mencoba melepaskan pelukan Minhyuk saat sadar akan situasi tapi apa daya dia hanya seorang wanita sedangkan Minhyuk adalah lelaki berbadan kekar.

"Lepaskan aku Minhyuk-ssi"-suruh Rena dan dengan tidak rela Minhyuk melepas pelukannya.

"Maafkan aku Minhyuk-ssi tapi dia adalah kekasihku. Aku memang tidak pernah menceritakan tentang dia tapi dia benar-benar adalah kekasihku"-jelas Rena atas salah paham diantara mereka bertiga dan mendapat senyuman kemenangan dari Jimin.

"Kekasih? Lalu kau anggap aku apa selama ini? Kau terus datang padaku meminta dilakukan sesuatu. Membelikan tteobokki saat malam hari, menemanimu saat kau sedang sakit karena menstruasi pertamamu, menjadi tempat curhat kalau kau merindukan kakakmu, apa kau lupa semua itu?"-tanya Minhyuk menceritakan hampir semua yang biasa dia lakukan bersama Rena.

"Maaf kalau aku membuatmu merasa terbebani tapi sungguh aku melakukan itu saat tidak ada yang bisa menemaniku dan juga kau sendiri yang bilang kalau aku bisa meminta pertolonganmu kalau butuh sesuatu"-jawab Rena.

"Apa-apaan?"-ucap Jimin tidak percaya.

"Sungguh? Tidak lebih?"-tanya Minhyuk menatap tepat mata Rena membuat Jimin risih.

"Aku bersungguh-sungguh dan maafkan aku membuatmu kesal atau marah tapi sungguh aku sudah punya kekasih"-jelas Rena menatap balik mata Minhyuk.

Greb...

Minhyuk memeluk Rena membuat Rena lagi-lagi shock atas perbuatannya. Rena mencoba melepaskan pelukan Minhyuk tapi tentu saja hasilnya nihil.

"Aku mencintaimu Min Joona jadi tolong"-ucap Minhyuk masih memeluk erat Rena.

"Tolong jangan seperti ini. Aku sungguh mencintaimu"-ulang Minhyuk terus-terusan mengucapkan cintanya. Jimin yang jengah akhirnya melepas paksa pelukan dua orang itu dan menarik tangan Rena keluar dari pesta melupakan kopernya begitu saja.

Flashback end

Rena menunduk tidak tahu harus menjawab apa. Dia ingin menangis saja rasanya, sungguh kalau kalian tidak tahu bagaimana hari yang dilalui Rena selama Jimin pergi meninggalkannya itu tidak jauh beda sama kehidupan paksa alias penyiksaan batin dan sahabatnya adalah saksi bernyawa yang tahu kalau Rena melalui kehidupannya dengan fake smilenya hanya untuk membuat orang lain ikut bahagia.

Menjaga hati untuk hubungan tanpa arah itu tidak mudah dan Rena berhak mendapatkan penghargaan karena mampu bertahan dalam hubungan tanpa arah dan jalur yang memiliki akhir tidak menentu. Orang yang memiliki hubungan yang biasa bertemu kapan saja pasti akan putus juga tapi berbeda dengan Rena. Menghadapi kehidupan dengan rasa sedih, tertekan, kesal, dan penyesalan sungguh menguras air mata dan menyiksa batin. Kehidupan yang seherusnya berwarna seperti pelangi dijalani oleh Rena bagai malam gelap dan berkabut berkepanjangan dengan hasil akhir tidak menentu dan tidak meyakinkan.

Jimin keluar dari mobil beranjak pergi pulang menuju rumahnya dengan jalan kaki meninggalkan Rena dengan kesepian dan sedih luar biasa. Air bening yang setiap hari, setiap malam itu jatuh untuk yang keribuan kalinya membasahi pipi chubi dan putih bersih itu. Tak lama isakan mulai terdengan disamai erangan frustasi, sungguh masalah aneh yang tak berujung. Kalau Rena tidak percaya dengan kata pepatah bahwa 'Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hambanya' sudah pasti Rena berakhir tanpa nyawa tiga tahun lalu.

Arrgghhh...
Brak...
Brak...

"Ya tuhan permainan macam apa ini"-ucap Rena frustasi sambil memukul dashboard mobil milik kakaknya melampiaskan semua gejolak yang ada didalam dirinya.

Dengan air mata yang masih membasahi pipi dan sesegukan yang terdengar Rena keluar dari mobil berjalan memutar hendak memasuki mobil pada bagian kemudi sampai badan mungilnya ditarik paksa dibawah kedalam rangkulan hangat.

"Sssttt....mianhe"-Jimin.

"Jeongmal mianhe"-Jimin.

"Saranghae"-Jimim

Cup...

Jimin mencium dalam bibir cery yang sejak tadi mengeluarkan isakan membawanya kedalam ciuman hangat. Mengulum dan melumat pelan bibir yang memabukkan itu. Sampai Rena meronta meminta ciuman itu dilepas karena pasokan oksigennya yang menipis, membentuk benang saliva dimasing-masing ujung bibir mereka. Jimin mengusap pelan bibir Rena menghilangkan benang saliva itu kemudian, manatap dalam dan sendu mata kelam dan penuh penyiksaan itu. Sungguh hati Jimin sakit saat menatap mata rapuh yang dipenuhi sorot tersiksa milik Rena. Mata yang dulu berbinar kini berubah kelam tersakiti. Pipi yang dulu bagai kue angpao itu berubah sedikit tirus, hidungnya memerah, badannya mengurus bahkan warna kulit Rena berubah pucat.

"Maafkan pria bodoh ini, yang hampir menyia-nyiakan wanita sebaik ini. Aku bersyukur dipertemukan dengan wanita sebaik dan sehebat ini"-ucap Jimin mengelus pelan pipi Rena.

"Maafkan oppa ne?"-ucap Jimin dan Rena mengangguk pelan dalam dekapan longgar Jimin.

"Sungguh oppa berterima kasih karena kau masih mau bertahan pada hubungan kacau dan bodoh bahkan tanpa arah ini"-ucap Jimin lagi dan lagi Rena hanya mengangguk.

"You first and only stand my heart so don't leave me. I'm will die if you do that"-ucap Jimin membuat Rena menenggelamkan kepalanya kedada bidang miliknya dan dengan senang hati Jimin mengelus sayang rambut panjang hitam legam nan halus milik pujaan hati.

Tbc

Boy friend || Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang