Ia mendekatkan kursi dan duduk di depan Mark yang tak bisa lagi berbicara. Darah di mulutnya mengering bekas siksaan pencabutan deretan gigi bagian bawah yang dilakukan Demon kemarin.

Demon melepaskan sarung tangannya dan mengenggam jemari Mark. Pria itu terkejut dan terbangun dari tidurnya. Ia menggeleng dengan cepat. Tatapan horornya menunjukan ekspresi ketakukan yang sangat besar.

"Bunuh saja aku...."

Demom tak mengindahkan permintaan Mark. Ia mencongkel kuku ibu jari pria tua itu hingga Mark kembali berteriak kencang.

"Princess-ku pernah bilang bahwa dia bermimpi bertemu denganku di surga." Demon sangat menikmati teriakan kesakitan Mark.

"Aku hanya bisa tertawa, kau tahu kenapa?" Mark menggeleng dengan wajah putus asa.

"Karena namaku bukanlah Angel. Namaku Demon dan seorang Demon patutnya menjaga neraka. Aku sudah ditakdirkan sebagai penghuni neraka Mark dan aku akan sangat senang jika kau menjamuku di sana dengan baik."

Demon mendekatkan pisau lagi pada jari telunjuk Mark. Sekali lagi pria itu berteriak kencang. Darah mulai melumuri penuh tangan Demon. Sepuluh kuku pun hilang dan Demon meletakan pisau milik Killian. Tangannya yang berwarna merah saling bertaut. Ia menconongkan tubuhnya untuk berbisik di depan wajah Mark.

"Aku dulu sempat berpikiran untuk menghentikan semua kegilaanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku dulu sempat berpikiran untuk menghentikan semua kegilaanku. Mengurangi haus darah demi menyicipi surga. Tapi semakin dewasa aku tahu jika aku melakukannya St. Peter akan menertawaiku."

"Ah kau tak mendengarkanku. Kau pasti lelah. Istirahatlah."

Demon mengusap tangannya yang berlumuran darah pada kemeja lusuh milik Mark. Pria itu telah kehilangan kesadaran akibat kelelahan berteriak. Ia meninggalkan Mark yang duduk tak berdaya. Kesepuluh jarinya meneteskan darah yang tak kunjung berhenti.

"Demon."

Ethan bertemu Demon di lorong. Pria itu terlihat tergesa-gesa.

"Ada apa?"

"Jasad Killian telah ditemukan."

*

Savy, Lily, Isaiah telah berdiri di menunggu kedatangan jasad Killian. Lily menangis dipelukan Isaiah. Para pelayan juga berhenti berkerja untuk menunjukan rasa berduka mereka.

Lima orang pria datang membawat sebuah kantong mayat. Demon datang dan kelima pria itu segera menyingkir dari sana.

Demon dan Ethan berjongkok di samping kantung mayat itu. Di bukanya releting dan semua orang terkesiap. Bau menyengat langsung menusuk hidung. Savy tak mampu menopang tubuhnya sehingga Isaiah harus membantunya berdiri.

TRANQUILITY (Complete)Where stories live. Discover now