Chapter 22

42.6K 3.1K 24
                                    

Yuhuuu im back bebz
Jangan lupa untuk vote dan komen
(●´з')♡

*

Savy merasakan ranjangnya yang terasa dingin dan kosong. Pasti Demon sudah pergi semenjak pagi. Ia merenggangkan tubuhnya.

Tubuhnya tidak terasa pegal seperti malam-malam sebelumnya. Ada yang aneh dengan Demon tadi malam. Mereka melakukan sex dengan sangat lembut seakan-akan pria itu takut menyakiti Savy. Wajahnya tersipu malu mengingatnya.

Baru saja ia akan bangun tapi terdapat dorongan di perutnya. Ia berlari menuju kamar mandi dan kembali memuntahkan makan malamnya.

"Sebenarnya ada apa denganku?"

Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Tak ada yang berubah. Wajahnya masih seperti sebelumnya hanya terlihat sedikit lebih pucat.

Ingatannya teringat pada dua hari yang lalu ketika Demon bertanya tentang kemungkinannya untuk hamil. Tangannya bergerak pelan ke arah perutnya yang rata.

"Mungkinkah?"

Tangannya bergetar tak percaya. Savy kembali menghitung siklus menstruasinya. Bulan ini memang ia belum datang bulan tapi bisa saja beberapa hari ke depan. Jantingnya berdebar dan kepalanya kembali pusing.

Ia mual dan kembali mengeluarkan apapun yang tersisa di perutnya. Savy memutuskan untuk memeriksanya sendiri. Tak perlu membuat gempar dengan memberitahu Ethan atau pun Isaiah. Dibasuhnya wajahnya agar kembali segar.

Setelah mengenakan kembali pakaian ia pergi menuju kamar Lily. Di sana ia sedang membaca buku ditemani Snowy dan Bandit. Snowy langsung turin dan berlari ke arah Savy.

"Savy?"

"Kau sibuk?"

"Tidak."

"Kau membaca apa?"

"Aku membaca buku dongen rapunzel yang berikan Demon padaku." Savy tersenyum hangat dan ikut membaca buku itu sebentar.

"Lily, aku ingin ke kota."

"Kau mau ikut?"

"Ada apa?"

Savy memutar otaknya untuk mencari alasan. "Um... membeli kadi untuk temanku yang akan ulang tahu lusa."

"Oh teman siapa?"

"Seorang temanku di kampus, kau mau ikut?"

"Mau!"

Savy mengambil jaket Lily dan membantu menggunakannya. Mereka berdua keluar dari kamar. Savy awalnya ingin meminta izin kepada Ethan atau Isaiah tapi mereka tak terlihat.

Dicegatnya salah satu pelayan yang lewat.

"Kau lihat Ethan atau Isaiah?"

"Tuan Ethan saya kurang tahu tapi unutuk Nyonya Isaiah sedang berada di ruang bawah tanah dan dia menitio pesan untuk tidak diganggu."

"Kalau begitu tak apa, beritahu kepala pelayan bahwa aku dan Lily akan pergi ke kota untuk membeli kado ulang tahun temanku."

"Baik nyonya, kami akan menyiapkan mobil segera."

"Terimakasih."

Savy menggandeng tangan Lily menunggu mobil. Bandit dan Snowy ikut berlari menuju Savy. Mereka menggonggong.

"Savy, sepertinya Snowy dan Bandit ingin ikut."

"Begitukah?" dua anjing itu kembali menggonggong dan melompat antusias. Lily mengambil Snowy dan menggendongnya.

TRANQUILITY (Complete)Where stories live. Discover now