Dante melepaskan tangan ayahnya dari kakinya. Ia menatap dibgin ke arah Mark. "Sudah ribuan kali ku bilang. Ini bukanlah konflikmu. Maafkan aku, aku tak bisa membantumu."

Dante pergi meninggalkan Mark dan berjalan menuju Demon yang masih memeluk Savy dengan erat. Ia berjongkok di hadapannya.

"Aku akan menemuimu di rumah, bawa dia ke ruang bawah tanah. Sisanya susuri sungai dari hulu hingga ke hilir. Cari keberadaannya dan laporkan padaku meskipun itu hanya sehelai rambutnya." Dante mengangguk.

"Dante," panggilnya.

"Ya Demon?"

"Aku tahu Mark adalah ayahmu. Tapi aku tak akan memberikannya kesempatan untuk hidup. Kau paham?"

"Aku mengerti." Dante mengangguk mengerti dan pergi membawa ayahnya yang bodoh.

"Aku ingin menunggu sebentar Demon."

Demon menerima uluran selimut dan menyelimuti Savy yang masih terisak. Ia menggendong Savy.

"Aku ingin melihat mereka mencarinya." Pria itu menggendong Savy menuju batu besar di pinggir sungai. Di sana ia meletakan Savy yang diam menatap sungai.

Anak buahnya memberikannya cokelat hangat padanya dan diberikannya pada Savy.

"Tim Sar dari kepolisian dan Navy akan segera datang sir."

Ia menyuruh anak buahnya untuk pergi. Ia menempatkan dirinya di belakang Savy dan memeluknya. Matanya melihat puluhan pria yang sedang menyusuri sungai.

"Kau ingin ku ceritakan sesuatu?"

"Killian?"

"Dia anak haram dari Alberto." Savy menoleh cepat ke arah Demon. Pria itu menghela napas panjang dan semakin mengetatkan pelukannya pada Savy.

"Anak hubungan incest."

"i-incest? Berarti?"

"Hubungan kakak-beradik. Alberto dan Angeline, Angeline adalah seorang wanita yang lemah dan Alberto selalu melindungi adiknya dari tangan ringan ayah mereka. Persaan kecil berubah menjadi api yang membara."

"Killian Maximus Norman pun terlahir. Ayahnya tahu dan menyiksa Angeline dan pada hari itulah Alberto melakukan pembunuhan yang pertama baginya. Tahun berlalu hubungan terlarang itu berlanjut hingga adik perempuannya terlahir ke dunia ini tapi Angeline dan adik kecilnya terlahir cacat."

"Alberto depresi, minum, kekerasan dan narkoba dilakukannya. Pelan-pelan dia mulai bosan dan ingin masuk ke parlemen."

Savy kembali melihat ke arah Demon dengan kening berkerut. "Aku tahu, aneh bukan? Seorang kriminal ilegal ingin masuk dunia politik, dunia memang sudah gila princess."

"Salah satu koleganya memberikan syarat, ia harus menyerahkan zat yang menjadi temuan ibumu kepada mereka, apapun caranya mereka tak perduli. Dari situ kau tahu mengapa Alberto melakukan hal tersebut pada keluargamu."

"Killian mulai tahu bahwa dia dan adiknya adalah anak dari hubungan terlarang. Jiwa mudanya memberontak. Dan Alberto sedang tak ingin satu titik noda pun mengotori nama yang sedang ia bangun. Di saat aku sedang berkunjung di rumahnya untuk bertanya tentang kematian Liam dan Taliyah, aku melihatnya--" Suara Demon tercekat.

Ia menggeleng, "Aku tak seharusnya menceritakan ini."

"Ku mohon lanjutkan."

"Aku melihat seorang remaja laki-laki dengan wajah yang berdarah akibat luka di matanya. Aku melihatnya sedang menangis sembari membunuh adiknya sendiri dengan pisau yang dipegangnya. Tepat di depan kaki ayahnya yang sedang meminum segelas wine."

Kini Savy yang terkesiap. Air matanya kembali bergulir. Ia tak tahu jika hidup Killian sekelam itu. Demon menghapus air mata Savy dengan jemarinya.

"Rusak sudah mental anak itu. Semenjak saat itu ia tak bisa lagi berkomunikasi layaknya orang lain. Ia tak mudah percaya. Ia dingin terhadap setiap orang. Ia ingin hidup sendiri selamanya."

"Setelah bermandikan darah adiknya ia mencoba membunuhrema dirinya sendiri. Alberto tak tak menghalanginya tapi aku tak bisa membiarkannya."

"Ku heran pada diriku sendiri, tindakan seperti itu bukanlah diriku. Aku biasanya akan tetap tak perduli dan membiarkan mereka bunuh diri. Tapi pada bulan yang sama, aku mengadopsi tiga orang manusia yang sangat aku sayangi. Kau, Lillian dan Killian."

"Sir bantuan tim navy sudah datang. Anda bisa segera kembali. Saya akan melapor semuanya."

"Baiklah."

Demon bangkit dan kembali menggendong Savy menuju mobil. Ia mengantarkan Savy ke rumah sakit dan setelah itu ia akan kembali lagi untuk mencari Killian.

Ia melihat Savy yang berbaring lelah di atas ranjang rumah sakit.

"princess."

"ya?"

"Kau tahu kenapa Killian bisa sangat dekat dengan adikmu?"

Savy menggeleng.

"Karena ia melihat bayangan adiknya pada Lily. Nama adiknya adalah Lillian Avengeline Norman."

*

Killian punya trauma masa lalu gengs
See you soon!

Gigi

TRANQUILITY (Complete)Where stories live. Discover now