Lily dan Killian pergi mencari bunga untuk di letakan dalam vas. Savy kembali membantu Ethan menyiapkan kue dan kado. Ia mengeluarkan mahkota bunga yang telah dibuat Lily dan Isaiah kemarin.

Semuanya sudah siap.

S

avy menggeser tubuhnya untuk duduk di samping Demon yang sedang menengadah menikmati cahaya matahari.

"Kau tak apa?" Tanya Ethan. "Dua hari ini terasa bukan seperti dirimu. Ya walaupun kau selalu irit bicara tapi kali ini kau jauh lebih parah. Bahkan kau tak menunjukan senyum palsumu itu."

Pria itu menggeleng dan melepas sarung tangannya. "Pikuranku hanya kalut beberapa hari ini."

"Sangatlah bukan dirimu memangnya apa yang kau pikirkan?"

"Banyak." Tatapannya beralih ke perut Savy sepersekian detik dan kembali menatap langit.

Demon menghela napas dan berbaring. Ia meletakan kepalanya pada paha milik Savy.

Ethan yang sedang minum menyemburkan cairan dari mulutnya terkejut. "Demon? Apa yang kau lakukan!?" Matanya melotot tak percaya.

Isaiah melihat saja tanpa berbicara sambil tersenyum miring. Ethan segera minum lagi begitu juga Savy yang ikut minum untuk menutupi kecanggungan ini.

"Kenapa? Tak boleh? Aku hanya berbaring pada calon istriku."

Lagi-lagi Ethan dan Savy tersedak hingga terbatuk-batuk.

"A-apa? Katakan sekali lagi?"

Mulutnya terbuka lebar, dengan angin di ruang terbuka seperti beberapa helai rambut pirang panjangnya masuk ke dalam mulutnya.

"Savy!"

Savy menoleh untuk mebghindari tatapan tajam Ethan.

"Demon!"

"Diamlah Ethan, aku mencoba untuk tidur di sini."

"Bagaimana bisa aku diam ketika aku tahu anakku berpacaran dengan sociopath semacam dirimu?"

Savy sangat tersanjung ketika Ethan berkata demikian rupa. Ia tersenyum dan meraih tangan Ethan dan menggenggamnya erat.

Isaiah tertawa membuat Demon ikut terkekeh. "Apa! Kenapa kalian tertawa!?" tanyanya dengan setengah membentak bukannya merasa bersalah Isaiah tertawa semakin kencang.

"Aku tak percaya ini. Ternyata di dunia masih ada manusia se-tidak peka dirimu."

"Apa yang aku tidak pekai?"

Isaiah menunjuk cincin di jemariku dan Ethan menarik tanganku ke depan matanya. Wajahnya memerah karena kesal. Demon bangun dan menarik kembalu tangan Savy.

"Kau ingin bicara denganku?" Tanya Demon dengan tenang.

"Hanya berdua. Ikut denganku." Ethan bediri dan disusul oleh Demon. Mereka berdua berjalan ke arah danau. Isaiah menenangkan Savy jika tak akan terjadi apa-apa.

Mereka berdua duduk sembari menikmati pemandangan. Savy mengangkat jemarinya dan terkejut ketika tidak menemukan cincin pemberian Demon.

"Isaiah cincinku hilang!"

Savy berdiri dan mencari di tanah. Ia meraba-raba tapi gerakannya dihentikan oleh Isaiah.

"Diambil oleh Ethan."

"Ha? Bagaimana bisa? Kapan?"

"Tadi ketika ia menggenggam tanganmu."

"Tapi aku tidak merasakan apapun."

TRANQUILITY (Complete)Where stories live. Discover now