kemesraan

2.7K 284 52
                                    

Jaehyun hampir saja masuk penjara akibat percobaan pemerkosaan yang ia lakukan. Jungkook melaporkannya kepada kepala sekolah hingga pemuda itu tidak diperbolehkan untuk menginjakkan kakinya dengan radius 300 meter dari SMA Wings. SMA XoXo tentunya juga tidak tinggal diam. Jaehyun di skors selama seminggu akibat kasus ini.

Kini Rosè berada di rumah Jimin. Seperti biasa, Rosè memiliki jadwal untuk menjadi guru privat Jimin. Jujur, rasa canggung masih bertikai di hati Rosè ketika menatap wajah Jimin. Meski sebenarnya Jimin tak pernah lagi mengungkit mengenai Jaehyun.

Mereka memilih untuk belajar di sofa depan tv. Jimin sudah lebih dulu menyelesaikan tugasnya, lalu memilih bermain game di ponselnya. Entahlah, Rosè merasa cara belajar Jimin makin berbeda dan makin sigap. Sedangkan harus menyelesaikan beberapa butir soal lagi.

Rose menghela nafas. Ia merenggangkan jari-jarinya sembari menghela nafas lega. Lalu mengusap tengkuknya yang terasa pegal.

Seketika Rosè terkejut saat Jimin menarik tubuhnya. Rose tersandar pada dada Jimin. Satu kecupan Jimin mendarat di keningnya. Membuat Rose mendadak berdebar.

"Jim.."

"Hm?"

"Jennie dan Suga..."

"Ssttt..." Jimin berdesis. "Aku sudah tau, kita berdoa saja."

Yah, Rosè tadi sempat mengantar Jennie ke UKS. Gadis itu terlihat kurang sehat. Namun Suga tiba-tiba datang menghampiri Jennie. Seketika Jennie emosi dan meluapkan perasaannya pada Suga, perasaan marah, sekaligus cinta. Namun sepertinya cinta mereka lebih sulit.

"Dua hari lagi, aku akan mengikuti olimpiade Kimia."

Jimin terkekeh, mengeratkan rangkulannya pada Rosè, juga menempelkan pipinya pada puncak kepala Rosè.
"Tahun lalu kau telah memenangkannya. Percaya pada dirimu sendiri, Rosè. Kau pasti bisa."

Rose tersenyum tipis mendengar ucapan Jimin. Dia memang selalu membuat Rosè mampu mengalahkan rasa takutnya. Selalu menyemangati Rosè, dan selalu ada untuk Rosè.

"Jimin..."

"Hmmm?" Jimin pun menoleh pada Rosè yang menatapnya. Pelukan mereka sedikit merenggang. Entahlah, wajah mereka terasa lebih dekat.

"Kau tak marah?"

"Kenapa aku harus marah padamu?"

"Aku sudah menjauhimu karena Jaehyun."

Jimin menahan senyumnya.
"Tidak, aku sama sekali tak marah..."

"Jinjja? Kau tidak marah padaku kan?" Tanya Rose menggoda sambil menempelkan hidung mereka.

"Sekarang sudah tidak Rosè."

"Berati dulu kau marah, hm?"

Jimin menaikkan alisnya melihat tingkah rose.
"Kau menggodaku?"

"Tidak, siapa bilang?" Jawab Rosè masih dengan posisi wajah mereka yang tak berjarak.

Kerasukan setan apa Rosè hingga memiliki keberanian menggoda Jimin seperti ini. Aneh memang, selama ini Rosè selalu risih saat Jimin menggodanya. Tapi sekarang? Malah Rosè yang bermanja- manja dengan Jimin.

'astaga! Ujian macam apa ini?!'

Merasa tak tahan lagi, dengan cepat Jimin mendorong bahu Rosè hingga gadis itu terbaring di sofa. Tak ketinggalan Jimin yang memposisikan tubuhnya diatas tubuh Rosè. Gadis itu kaget dan menumpu dada Jimin dengan kedua tangannya.

"Kau ada niat untuk nikah muda?"

"Tidak,"

"Kenapa?"

One Name In My TearsWhere stories live. Discover now