birthday

2.6K 272 12
                                    

11 februari.

Ini adalah hari yang bersejarah bagi Rosè. Hari dimana dia terlahir untuk menatap dunia. Hari yang bertahun tahun hanya menyisakan kenangan perih yang begitu kekal dalam benaknya. Berusaha mengabaikan meski begitu menyakitkan.

Rose menatap pantulan dirinya di cermin. Setetes air mata haru jatuh dari mata sendu nya. Kembali tersenyum, dia bukan gadis lemah lagi. Delapan belas tahun dia hidup dalam keterpurukan. Air mata pilu yang selalu menggenang pelupuk matanya. Ketidakadilan yang selalu dia terima. Kini semuanya telah berubah.

Kecupan hangat dari neneknya selalu dia dapat di hari bersejarah ini. Pelukan haru juga selalu ia dapatkan dari bibinya, Park Sooyoung dan adiknya Park Jihoon. Ayahnya? Rose paham bahwa lelaki itu sibuk dengan bisnisnya. Sandara alias ibu tirinya? Lupakan. Dia hanya memasang tampang masam saat Rose mendapat perlakukan manis dari ibu mertua, adik ipar, dan anaknya.

Tak terhitung pesan yang menggetarkan ponsel Rose. Ucapan selamat dan bermacam harapan terlontar dari mulut teman temannya. Dulu Rose tak pernah mendapat perlakuan semacam ini. Apa penampilan merubah status sosial seseorang seperti itu?

Rose belajar seperti biasa. Hingga saat bel pulang berbunyi, Rose beranjak untuk segera meninggalkan tempat ini. Namun, Jimin, Jin, Suga, dan Jungkook membawa Rose ke taman sekolah yang terlihat sepi.

Tak disangka, mereka merayakan hari jadi Rose disini. Sebuket bunga mawar dan sebuah kue berukuran sedang yang lengkap dengan lilin di bawakan oleh Jisoo bersama Jennie dan Lisa. Mereka berjalan sambil menyanyikan lagu 'senghill chukka hamida...'

Air mata Rosè tumpah melihat kejutan yang mereka persembahkan. Seumur hidup, belum pernah Rose mendapatkan kejutan semacam ini. Dengan rasa haru, Rose meniup lilin berangka 18 yang menancap pada kue tersebut. Kemudian memeluk Jennie, Jisoo, dan Lisa. Sedangkan Jin, Suga, Jimin, dan Jungkook hanya tersenyum penuh arti melihat indahnya pertemanan mereka.

"Selamat ulang tahun Rose..." ucap mereka bersamaan.

"Kalian terlalu berlebihan memberi kejutan untukku." Ucap rose merendah dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

"Kita keluarga." Ucap Jennie menyeka air mata Rosè. "Kau pantas mendapatkannya."

Jimin mendekat, entah kenapa membuat air mata Rosè berlinang.
"Selamat ulang tahun Rosè."

Chupp

Ucapan itu berakhir dengan sebuah kecupan di kening Rose. Gadis itu mendongak menatap Jimin yang masih tersenyum.

"Terimakasih selama ini kau sudah manjadi sandaran bagiku Jim." Rose tersenyum meski air matanya berlinang.

Jimin mengusap pipi Rosè seraya berkata,
"Iya sama sama."

Cekrek!!

"Yak!" Pekik Jimin. Rosè menoleh dan terheran.

"Adegannya romantis sekali tadi." Ucap Suga, namun Jimin hanya memutar bola mata kesal.

Mereka pun memakan kue bersama. Canda tawa menghias kebersamaan mereka di taman itu. Berbagai potret mulai dari yang formal sampai absurd mengabadikan momen mereka.

"Ekhem... sepertinya aku harus pergi. Aku ada janji. Mian..." Ucap Jennie mengangkat jari telunjuk dan hari tengahnya membentuk huruf V. Kemudian berlalu pergi tanpa persetujuan.

"Oh iya, aku ada janji dengan eomma Jin. Aku sepertinya harus pergi. Iya kan Jin?" Ucap Jisoo memeluk lengan jin. Jin menanggapi dengan mengangguk. Lalu mereka berdua pergi.

One Name In My TearsWhere stories live. Discover now