kecelakaan

2.9K 341 6
                                    


"Sial, wanita jalang itu masih saja menggoda Jimin. Apa lagi yang harus kita lakukan?" Tanya wanita sipit pemilik nama lengkap Kang Seulgi itu.

"Huh, benar sekali. Bahkan mereka selalu bersama saat pergi ataupun pulang sekolah."

Gadis blasteran jepang-amerika itu menghela nafas kasar sambil memegang kepalanya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan Mina?" Tanya Seulgi.

Kedua gadis itu berpikir keras untuk mengatasi masalah ini. Masalah apa lagi kalau bukan tentang Rosè. Mina dan Seulgi sudah merasa aman ketika Jennie dan kedua temannya itu membuly Rosè dan memperingatkan agar tidak mendekati Jimin lagi. Tapi nyatanya apa? Bahkan Jimin selaku berada disamping Rosè.

Mereka terus berpikir hingga saraf kepala mereka menegang. Nihil. Mereka tak menemukan cara menyingkirkan gadis pemilik nama lengkap Roseanne Park itu.

"Aishhh, aku tak menemukan rencana yang bagus untuk menyingkirkan gadis cupu itu." Ucap Mina mengacak rambutnya kesal.

"Tapi ku rasa kita harus mencobanya." Ucap Seulgi. Yang tentu saja tidak di pahami oleh Mina.

"Apa Seul? Jangan setengah setengah."

"Dengar. Jika penyiksaan psikis tidak bisa..."

"Maka kita akan mencoba penyiksaan fisik menurutmu?" Tanya Mina menyambung ucapan Seulgi.

"Yap! Benar sekali. Jujur saja, aku sangat mual bila melihat gadis itu." Ucap Seulgi membenarkan. "Kita singkirkan saja dia. Toh hidupnya tidak berguna."

"Hah? Yang benar saja. Aku tak ingin terlibat skandal pembunuhan di sini. Bisa habis aku oleh orang tuaku." Ucap Mina menolak.

"Kali ini Kau benar lagi. Tapi kau tenang saja, karena bukan kita yang akan melakukannya."

"Lalu?"

Seulgi tersenyum miring. Mina mengernyit heran, tidak mengerti entah apa yang di pikiran seulgi. Karena menemukan jawaban dari masalah yang ia hadapi saat ini.

"Aku yakin mereka bersedia."

♡♡♡

Rose lega mendengar ucapan Jimin tempo hari. Hati Rosè benar benar hancur mengingat kejadian saat Jennie, Jisoo, dan Lisa memaksanya untuk menjauhi Jimin. Satu satunya teman yang dimilikinya seumur hidup. Rosè bersyukur. Ia masih beruntung karena Jimin bahkan tak mengizinkan untuk Rosè menjauhinya.

Rosè baru saja selesai berolah raga. Rosè pun mengganti bajunya di toilet. Setelah selesai berganti baju, gadis itu segera menuju kelas nya dan melalui koridor sekolah yang cukup sepi.

Namun, Rosè merasakan ponselnya bergetar di saku seragam olahraganya. Rose pun merogoh sakunya dan mengambil ponsel itu.

"Bisakah kau ke rofftop sekarang? Aku membutuhkanmu."

Pesan singkat itu membuat beragam pertanyaan menyeruak di benak Rosè. Rosè tak mengenal nomor ini. Ini nomor asing. Rosè bimbang untuk mengambil keputusan. Apa ia harus ke sana? Bisa jadi ini hanya jebakan.

Namun setelah dipikir-pikir lagi, Akhirnya Rosè memutuskan untuk kesana. Gadis itu memantapkan langkahnya menaiki tiap anak tangga. Hingga akhirnya dia sampai di rofftop seperti yang tertera di pesan tadi. Kekecewaan kembali hadir saat menyadari bahwa tak seorang pun berada di sini. Dia hanya sendirian. Sial.

Ponsel Rosè kembali bergetar. Rosè membuka ponselnya dengan malas. Dan muncul notifikasi pesan baru.

"Sepertinya aku salah alamat. Mian sudah menyuruhmu ke rofftop. Jika kau sudah sampai disana, lebih baik kau segara turun."

One Name In My TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang