perasaan aneh

2.5K 278 23
                                    

Seluruh siswi sekolah SMA Wings begitu ricuh dengan seorang pelajar yang baru pindah. Bukan, lebih tepatnya mengikuti program pertukaran pelajar. Dia bernama Jung Jaehyun, siswa dari SMA XoXo.

"Oh dia tampan sekali..."

"Ku dengar dia sangat pintar."

"Aigoo!!! Tatapannya, dia menatapku..."

"Dia targetku, aku harus mendapatkannya... oh tidak, jantungku copot..."

Itulah yang diricuhkan gadis SMA Wings. Berlebihan memang. Mereka terlalu memuja dengan angan-angan tinggi, yang kapan saja bisa jatuh.

"Lihatlah, apa tradisi mereka selalu begitu? Selalu berteriak saat melihat hal baru? Cih, memalukan!"

Ucapan Lisa membuat Jennie, Jisoo, dan Rose terkekeh.
"Sudahlah Lisa, yang penting kita tak seperti mereka." Ucap Jisoo.

Pemuda itu berjalan lurus ke arah mereka. Ke arah Jennie, Jisoo, Lisa, dan Rose. Lalu berhenti, kemudian menatap Rosè.

"Hey, bukankah kau Roseanne? Yang satu kompetisi denganku?"

Rose mendelik heran. Rosè ingat pertemuannya dengan pemuda ini. Sementara Jennie, Jisoo, dan Lisa mengernyit karena bingung dengan ucapan pemuda itu.

"Oh, ya aku ingat. Kau rival-ku yang masuk final waktu itu kan?"

Pemuda itu terkekeh. Tersenyum, lalu mengulurkan tangannya.
"Aku Jung Jaehyun. Senang bisa bertemu denganmu lagi."

Rose menjawab uluran tangan dari pemuda Jung itu. Lalu tersenyum.
"Aku tak menyangka bisa bertemu kau disini." Ucap rose.

"Oh iya, kenalkan, ini teman temanku." Ucap Rosè pada Jaehyun memperkenalkannya pada Jennie, Jisoo, dan Lisa. Mereka saling berjabat tangan dan menyebut nama masing-masing.

"Mianhe, aku harus ke ruang majelis guru," ucap Jaehyun yang diangguki oleh Rosè. Sementara Jennie, Jisoo, dan Lisa hanya menatap sinis dengan kepergian Jaehyun.

'Dia punya aura memukau. Lebih indah jika menatapnya sedekat tadi.'

♡♡♡

Curhatan ibu Jimin beberapa hari yang lalu membuat Rosè sedikit prihatin. Jika dipikir-pikir mengajari Jimin akan lebih sulit dibanding membuatkan tugasnya. Tapi akan lebih baik jika Rosè mau berikhlas hati untuk mengajari sahabatnya itu.

"Jimin dimana, ajhumma?" Tanya Rosè.

"Dia di kamarnya. Masuk saja, bangunkan kalau dia tertidur, jika masih tidak bangun, kau boleh menyiramnya." Ucap ibu jimin yang sedang bersantai sambil membaca sebuah majalah.

Rosè mengangguk sambil terkikik dan segera masuk ke dalam kamar Jimin yang berada di lantai atas. Pintu kamar Jimin yang terbuka lebar membuat Rosè dengan gamblangnya melangkah masuk.

"YAK!!! PAKAI BAJUMU PARK JIMIN!!!!"

Rosè reflek menutup kedua matanya ketika melihat Jimin bertelanjang dada sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Sebenarnya Rosè melihatnya. Yah, melihat tubuh atletis Jimin.

"Aishh, bisakah kau tidak teriak?! Suaramu melengking dan membuat telingaku sakit." Ucap Jimin.

"Kau yang tidak menutup pintu, malah aku yang salah!"

Jimin berdecak kesal.
"Masuklah... Aku akan mengenakan baju dalam kamar mandi."

Rose segera masuk dan mendudukkan dirinya di atas ranjang dengan sprai hitam putih itu, sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

One Name In My TearsWhere stories live. Discover now