25

105K 6.1K 74
                                    

Sampai detik ini Keano mengacuhkan semua panggilan dan sms dari Raya. Ini masalah mereka berdua, bukan masalah Raya seorang. Tentu Raya sangat kesal. Siapa sih yang tidak kesal diacuhkan dan kabur begitu saja. Kemarin Raya pergi ke kantor Keano. Hari ini juga begitu. Jika kemarin pegawai di sana berkata tidak ada kepastian kapan Keano akan balik. Tetapi pagi ini pegawai di sana memberitahukan bahwa Keano akan kembali ke Jakarta menggunakan penerbangan pertama. Raya tidak seromantis tokoh drama novella yang akan menjemput Keano di pintu kedatangan bandara. Raya cukup tahu saja bahwa pria itu tidak lama lagi akan tiba di Jakarta, sehingga besok Raya bisa kembali lagi ke kantor Keano, mencari pria itu untuk menyelesaikan masalah mereka.

Kenapa Raya terus-terusan menuntut untuk menyelesaikan masalah mereka? Itu semua karena Raya merasa sangat bersalah walaupun dia tahu dia bisa saja benar. Toh dia sakit hati karena Keano berkata tak akan bertanggung jawab. Tetapi bagaimanapun juga dia ingin semuanya clear. Tidak tenang baginya jika hidup di bumi dengan rasa bersalah. Apalagi hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba retak karena kejahilannya yang pura-pura hamil.

Raya kembali ke cafénya. Hari ini dia kembali ke dapur. Membantu pegawainya membuat beberapa pesanan. Raya menunggu-nunggu Fajar membacakan pesanan satu waffle Belgian tanpa gula halus dan satu flat white dengan ukiran telinga kucing. Sayang sekali hingga waktu makan siang hampir selesai Fajar tak kunjung membacakan pesanan itu.

"Mbak Raya nungguin Pak Keano yaa?" tebak Kanti.

Raya kaget karena tertangkap basah oleh pegawainya satu itu. "Tau dari mana? Sembarangan ih" sanggah Raya. Dia lanjut membuat beberapa pesanan. Padahal dalam hati Raya mulai was-was.

"Wajahnya mbak kayak lagi kangenin pak Keano" canda Kanti. Padahal menurut Kanti kentara sekali dari gelagat Raya yang sedikit-dikit melirik meja pojok dekat kaca, menghela nafas kesal saat Fajar membacakan pesanan, dan seminggu belakangan Keano memang tidak muncul di café. Kanti menebak mungkin saja bosnya itu sedang merindu atau merana. Raya memilih untuk diam dan tak menggubris perkataan Kanti. Raya tidak merindukan Keano, itu yang Raya tekankan pada dirinya sendiri.

Hingga tepat selesai jam makan siang. Raya sudah punya janji bertemu dengan teman-teman semasa sekolah dasarnya yang sebentar lagi akan menikah. Namanya Liora, seorang penulis yang baru saja meluncurkan karyanya ke dalam bentuk film layar lebar. Raya dan salah seorang teman lagi yang bernama Arini sudah berjanji akan menemani Liora jalan-jalan dalam rangka melepas masa lajangnya.

"Aku gak balik lagi ke café. Ada acara sama temanku. Tolong kunci cafénya ya" kata Raya. Mahesa yang kebetulan sedang tidak ada kelas itu memang berjaga di café. Raya segera meninggalkan café sebelum terlambat dan kena omel kedua temannya. Mereka janjian di salah satu pusat perbelanjaan di kota Jakarta. Cukup memakan waktu dari café menuju ke tempat mereka janjian. Kira-kira sekitar satu setengah jam hingga akhirnya Raya tiba di sana. Liora dan Arini sudah tiba di sana duluan. Mereka berdua sedang melihat-lihat baju yang ada di pajangan. Dari jauh Raya sudah menebak apa yang dibicarakan kedua wanita itu. Arini pemilik butik di sana, sudah pasti Arini akan menawarkan beberapa bajunya. Raya menghampiri kedua wanita itu.

"Wahh aku mencium bau wanita lajang" kata Arini. Dia memang paling cerewet dan selalu ceplas ceplos. Arini dan Liora masih belum tahu tentang Raya yang bertemu kembali dengan Keano. Walau kedua wanita itu tidak pernah bertemu dengan Keano secara langsung, tetapi Raya pernah menceritakan perjalanan cintanya kepada dua temannya itu. Raya juga pernah memperlihatkan foto Keano kepada wanita itu. Tebak apa komentar mereka berdua.

"He is a hot baddas yang pernah aku lihat" itu yang Arini katakan. Dia mengakui wajah Keano yang terlihat manis sekaligus maskulin.

Mengapa Harus JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang