#Part 40

53.9K 2.2K 76
                                    

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Adit dan Reina sudah sampai di rumah sakit terdekat dari tempat perkemahan. Adit mengerem mobinya dan memarkirkannya. Kemudian Adit memutar badannya menghadap Reina yang tertidur dengan keadaan yang memprihatinkan.

Kasian-Adit

Adit membangunkan Reina dengan menepuk pipi Reina pelan namun tak ada pergerakan. Adit kembali membangunkan Reina dengan mengguncangkan tubuh Reina pelan namun masih tidak ada pergerakan sama sekali. Adit mulai geram dan khawatir segera turun dari mobil lalu berjalan ke sisi pintu yang diduduki Reina. Adit membuka pintu dan langsung menggendong Reina bridal style. Namun detik kemudian Reina bergerak, Adit hanya memandang Reina yang mulai membuka matanya.

"kak, kita dimana?" tanya Reina dengan suara parau

"rumah sakit" jawab Adit datar, sontak Reina membulatkan matanya.

"rumah sakit? Ngapain?"

"lu---"

"eh kok kakak gendong aku sih? Turunin! Aku gak kenapa-kenapa kok. Lagian kita kan pulangnya masih ntaran lagi--" belum sempat menyelesaikan argumennya, Reina dihentikan dengan Adit yang meniup wajah Reina.

"bawel"

"ihh turunin kak" ucap Reina sambil memukul dada bidang Adit pelan. Tenaganya terasa habis saat ini, namun harus bagaimana lagi Reina malu disaat seperti ini meskipun di sisi lain Reina sangat senang.

"gak!"

Reina mencubit pipi Adit sedikit keras.

"aku gak mau masuk rumah sakit! Aku cuma gak enak badan kok, gak parah amat. Ayo pulang aja"

"gak"

"ngeselin! Emang gak ada jawaban selain gak apa?!"

"gak!"

Reina mengerucutkan bibirnya membuat pipinya sedikit menggembung dan itu sangat lucu di wajahnya.

Lucu-Adit

Adit berjalan lagi menuju pintu rumah sakit sambil tetap menggendong Reina yang masih merajuk.

"kak... Aku gak mau di rumah sakit..hiks..aku gak suka"

Adit menghentikan jalannya setelah sampai di depan pintu masuk dan kembali menatap Reina yang menangis sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang Adit. Adit menghela nafas pelan.

"kenapa?" ucapnya lembut

"aku gak suka rumah sakit. Aku mau pulang aja, biar abang yang rawat aku di rumah"

"gak bisa, lu itu harus dapet perawatan yang bagus"

Reina masih menunduk dan menggelengkan kepalanya pelan.

"liat deh, badan lu itu panas. Lu gak mau sembuh?"

Reina tercengang. Baru kali ini Adit sangat memperdulikannya dan Adit sekali lagi menghangat.

"Reina gak papa, cuma demam dikit kok. Abang bisa rawat Reina, tinggal minum obat langsung sembuh kok. Di rumah sama di rumah sakit itu sama aja, ujung-ujungnya ya cuma disuruh minum obat. Kakak jangan lebay deh" beo Reina

"hmm"

"balik ya?"

Adit menghela nafas lagi namun detik kemudian menuruti kemauan Reina untuk pulang.

.

Adit segera menancap gasnya menuju rumah Reina dengan kecepatan di sedang. Saat perjalanan, Adit hanya fokus ke jalanan namun sesekali melirik Reina yang berada disebelahnya. Adit merasa bersalah sekarang karena tidak bisa menjaga gadisnya. Tunggu! Gadisnya? Apa dia sudah mengakui jika sudah mulai menyukai Reina? Hanya Adit yang tau.

My Cold BoyWhere stories live. Discover now